You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Setelah rezim Orde Baru tumbang, seorang empu kehilangan kuasa. Pamor dan tungku-tungku tempat dia memasak besi menjadi dingin. Ketenaran sebilah keris yang dianggap sebagai jimat dan media penjilat atasan mendadak redup. Tak terkecuali Kuda, anak lelaki satu-satunya si empu. Ekonomi keluarganya kacau balau, percintaannya tak kalah runyam. Satu yang tak pernah diketahuinya, rahasia keluarga dan asal-usulnya.
This is a detailed, narrative–based history of Classical Malay Literature. It covers a wide range of Malay texts, including folk literature; the influence of the Indian epics and shadow theatre; Panji tales; the transition from Hindu to Muslim literary models; Muslim literature; framed tales; theological literature; historical literature; legal codes; and the dominant forms of poetry, the pantun and syair. The author describes the background to each of these particular literary periods. He engages in depth with specific texts, their various manuscripts, and their contents. In so doing, he draws attention to the historical complexity of tradisional Malay society, its worldviews, and its place within the wider framework of human experience. Dr. Liaw’s History of Classical Malay Literature will be of benefit to beginning students of Malay Literature and to established scholars alike. It can also be read with benefit by those with a wider interest in Comparative Literature and in Southeast Asian culture in general.
Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** ÒNovel bera...
Assalamualaikum W. W. Puji syukur kehadirat Tuhan seiring diterbitkanya buku oleh teman-teman Paguyuban Warga Jebres Demangan. Tidak terpikirkan sebelumnya jika undangan menulis ini mendapat antusiasme banyak orang. Terhitung ada 9 penulis puisi, 6 cerpen, dan 4 esai. Ada yang berlatar belakang akademisi, aktivis mahasiswa, serta ada pula dari praktisi hukum. Menulis ini adalah upaya untuk mengabadikan perjuangan. Usia kita mungkin tidak akan seberapa, tetapi melalui buku ini perjuangan kita akan dapat diketahui oleh anak cucu. Perjuangan mempertahankan hak hidup tentu bukan hanya perjuangan kami di Jebres Demangan, tetapi ada banyak tempat di Indonesia. Di Solo saja dalam satu kecamatan (Je...
Ini adalah sebuah kisah tentang seorang perempuan bernama Deluna. Seorang perempuan yang bisa dibilang tidak biasa, karena ia memiliki sudut pandang yang mungkin tidak sebiasa wanita pada umumnya. Untuk menikmati buku ini ada satu hal yang mungkin harus kamu lakukan. Jika kamu seorang pria, maka sebaiknya jangan menebak-nebak bagaimana jalan pikir seorang wanita, karena kamu tidak akan pernah tahu. Sedangkan jika kamu seorang wanita, maka sebaiknya jangan menebak-nebak bagaimana jalan pikir wanita ini pula, karena mungkin pada dasarnya semua pemikiran selain pemikiranmu adalah salah. Deluna adalah peremuan yang bisa dibilang totalitas atas apapun yang ia yakini. Entah perihal mencintai ataup...
Criticism of 19th century Malay classical literature.
MEMBACA SASTRA DAN PERISTIWA Penulis : Muharsyam Dwi Anantama Ukuran : 14 x 21 cm Terbit : Maret 2021 www.guepedia.com Sinopsis : Pengalaman bisa bersumber dari apapun dan siapapun. Kita bisa menilik pengalaman orang lain yang diceritakan kepada kita sebagai rambu untuk bertindak. Selain itu, pengalaman juga bisa didapatkan melalui aktivitas membaca. Membaca yang dimaksud adalah membaca secara tekstual—membaca bermacam referensi dalam bentuk teks, maupun membaca secara kontekstual—membaca setiap kejadian yang ada dalam dunia nyata. Sumber-sumber pengalaman itu akan banyak menyuguhkan kepada kita sederet fakta atas berbagai kejadian yang telah lalu. Kumpulan esai dalam buku ini merupakan ...
Local renderings of the two Indian epics Ramayana and Mahabharata in Malay and Javanese literature have existed since around the ninth and tenth centuries. In the following centuries new versions were created alongside the old ones, and these opened up interesting new directions. They questioned the views of previous versions and laid different accents, in a continuous process of modernization and adaptation, successfully satisfying the curiosity of their audiences for more than a thousand years. Much of this history is still unclear. For a long time, scholarly research made little progress, due to its preoccupation with problems of origin. The present volume, going beyond identifying sources, analyses the socio-literary contexts and ideological foundations of seemingly similar contents and concepts in different periods; it examines the literary functions of borrowing and intertextual referencing, and calls upon the visual arts to illustrate the independent character of the epic tradition in Southeast Asia.