You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Dalam tiap puisi yang ia tulis di origami, ada harapan. Aiara Nadya Noer berharap Fardio Tama tahu kalau di bumi ini ada ia dan perasaannya yang kian lama kian bertambah. Dalam tiap origami yang Dio temukan di tasnya, ada kebingungan. Dio bukanlah orang yang pandai mengungkapkan perasaan. Sampai titik mana Ara menyukai Dio diam-diam dan hanya menyampaikannya lewat origami? Sampai kapan Dio bertahan bungkam seolah tak peduli? Ada doa yang diucap penuh harap. Ada senyum bibir menepis getir. Biarkan origami menuntun isi hati....
Dua gadis baru saja kehilangan sosok ibu mereka. Afsheen harus menggantikan posisi ibunya sebagai tabib istana yang meninggal secara misterius. Dia bertekad untuk mencari tahu penyebab kematian orangtua tunggalnya itu. Sementara itu, seorang penyihir bernama Hara memilih membunuh ibunya untuk mendapatkan kekuatan gelap yang selama ini merasuk di dalam tubuh wanita itu. Dua gadis itu bertemu di Brillantor, negeri yang sudah tak tersentuh sinar matahari selama dua dekade. Dua jiwa dengan perbedaan tujuan itu tinggal di tempat yang sama, yakni Istana, tempat di mana perebutan tahta, perlombaan ambisi, dan perkelahian berdarah berlangsung. Hara dengan segala strateginya berniat menguasai seluruh negeri untuk membalaskan dendamnya. Afsheen dan keteguhannya berniat menyatukan Brillantor untuk menemukan keadilan. Kedua tujuan itu terhalang satu hal, Sang Sinar Kegelapan, cahaya paling gelap yang ada di seluruh alam semesta yang tengah merengkuh jiwa untuk tujuannya sendiri.
Belajar Buku Masuk PTN BUKU EMAS
Carnation adalah bunga anyelir. Tidak. Aku sama sekali tidak menyukainya, tetapi tidak juga membencinya. Namun, aku akan menangis jika ingat kenangan yang dibawa oleh bungan cantik tersebut. Banyak hal yang ingin disampaikan cinta pertamaku lewat bunga itu. Bunga kesukaanya, yang menjadi pertaruhan terakhir sebelum kepergiannya. Aku menyayanginya. Begitu pula dengan dirinya. Sayang, perasaan yang sama tak menjanjikan kebahagiaan. Satu-satunya yang tersisa adalah kenangan singkat. Dan sekarang, kenangan itu terancam karena kehadiran seseorang yang begitu mirip dengannya. Bagaimana bisa aku melepaskannya jika ia seakan-akan hadir membayangiku?
Anaya capek banget nyimpen perasaan terhadap Dipta, sohib sekaligus tetangganya selama sebelas tahun. Ia udah nggak tahan lagi ngelihat Dipta yang belum juga bisa move on dari Airin, teman sekolah mereka. Akhirnya Anaya pilih melanjutkan studi ke Australia pas naik ke kelas dua belas. Dipta jadi gelisah. Apalagi ia tahu Abi—cowok begajulan tukang balapan liar yang sejak SMP menyukai Anaya—ikut ke Australia. Karena itu Dipta menentang keputusan Anaya, tapi Anaya nggak goyah. Menurut Anaya, Abi udah jauh berubah. Abi justru selalu memperlakukan Anaya dengan manis. Namun, saat Anaya mulai nyaman bersama Abi, Dipta menyatakan perasaannya. Dipta bahkan nekat menyusul ke Australia. Jelas banget Anaya jadi bingung. Jadi, ia harus pilih siapa?
Most economies in developing East Asia and Pacific (EAP) are growing faster than the rest of the world but slower than before the pandemic. Slowing global growth, still tight financial conditions, and an increase in trade protection and industrial support in large and rich countries are key aspects of the external environment shaping the region's economic performance. Amplified public and private debt, constrained macroeconomic policy, and increased policy uncertainty are the major domestic issues. EAP's current macroeconomic challenges risk obscuring the microeconomic foundations of longer-term growth. Over the last decade, EAP's growth has been driven by investment and capital deepening ra...
East Asia and the Pacific does not so far conform to the current narrative of stagflation. The region, with some exceptions, is growing faster and has lower inflation than other regions. And prospects for several countries have improved, as they bounced back from the distress of the Delta wave in a still buoyant global economy. But this rosy picture must not obscure four impediments to inclusive and sustainable growth: disease, deceleration, debt, and distortions. In particular, current policies to contain inflation and debt are distorting the markets for food, fuel and finance in ways that could compromise development goals. In each case, more efficient measures could address current difficulties without undermining longer term objectives.
Hiruk-pikuk kehidupan modern membuat manusia makin ingin diakui keberadaannya. Mereka berjuang untuk menjadi hebat, sukses, luar biasa, atau apa pun itu namanya. Sering kali, kehidupan seseorang terlihat sempurna, ditambah banyaknya follower di media sosial. Hal itu membuatnya tampak luar biasa. Sementara itu, sebagian besar orang hidup biasa-biasa saja. Mereka adalah manusia rata-rata atau medioker. Keberadaannya ibarat debu-debu angkasa di antara bintang-bintang yang bersinar terang. Akan tetapi, banyak orang justru merasa baik-baik saja dan tetap hidup dengan bahagia. Mereka nyaman menjadi medioker dan tidak berambisi untuk menjadi luar biasa. Namun, menjadi medioker pun bisa terasa luar biasa jika kamu tahu seninya. Baca buku ini agar kamu tak perlu insecure atau rendah diri dengan kehidupan yang biasa-biasa saja. Selamat membaca! Selling point: 1. Saya Orang Biasa, Manusia Rata-Rata, Memangnya Kenapa? 2. Menjadi Biasa Saja Itu Luar Biasa 3. Privilese Menjadi Manusia Rata-Rata 4. Cepat Tak Selalu Nikmat, dll.
COVID-19 has disrupted all aspects of human life. To mitigate the impact of the pandemic, several efforts have been taken, including by Indonesian scholars abroad. This book entitled Indonesia Post-Pandemic Outlook: Rethinking Health and Economics Post-COVID-19 explores opportunities and innovations to push forward to recover from COVID-19, both in health and economics. Comprising 15 chapters, this book is split into three main themes. The first part, Digital Transformation, focuses on how digital transformation has provided new ways of working in health, Small Medium Enterprises (SMEs), financing, and the tourism industry, especially in this post-pandemic era. Second, Building Future Ready ...
None