You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
This is an open access book. There are still many other problems occur within the development of the science and frequently implemented that must be answered and discussed intensively to protect sacred goals of the science. Academic ambiance and spirits have to be returned as challenges keeps interfering within this digital development of the society. By this condition, the conference is an important step and expected to be a comprehensive pace in aligning various scientific problems and interests as the consequence of 5.0 era of society. International Conference on Statistics, Mathematics, Teaching, and Research (ICSMTR) 2023 is a conference for those who are interested in presenting papers in all fields of mathematics and statistics. This conference is a forum for discussion between various parties such as academicians, policy makers and social practitioners.
Calling Back the Spirit describes how, in the face of Indonesian and foreign cultural pressures, the Makassarese people of South Sulawesi are defending their local spirit through music and dance. The book examines the ways performers in this corner of Indonesia seek to empower local music and dance in a changing environment.
None
“Tiada perkawinan dalam keluarga kami dengan hamba sahaya. Sekaya apa pun, sementereng apa pun, sehebat apa pun, putramu tidak layak bagi putriku. Cuih!” Sappe sengaja meludah karena ia tahu bahwa ludah adalah penghinaan kasar, apalagi dalam acara pinang-meminang. “Aku menolak lamaran kalian demi masa depan putriku. Maka dengarkan baik-baik sumpahku ini, Makkarawa. Apabila ada anak perempuan di antara garis keturunanku yang pada kemudian hari dinikahi oleh laki-laki dari garis keturunanmu, maka keturunanku akan menderita bassung (busung lapar) atau teanang anging (hamil angin; hamil tanpa janin).” *** Emir mulai terbiasa dengan kehidupan seperti ini: duduk membaca buku di kedai kopi setiap Senin, Naya akan bergabung dengannya sebelum ia menyesap kopi hingga separuh gelas, bercakap-cakap dengan gadis itu tentang apa saja, dan mulai menyadari bahwa jika ia terus seperti itu maka ia mungkin akan kehilangan harapan untuk melewati Senin tanpa Naya. Akan tetapi, ia menyukai Senin sore bersama Naya.
This book presents selected academic papers addressing five key research areas – archaeology, history, language, culture and arts – related to the Malay Civilisation. It outlines new findings, interpretations, policies, methodologies and theories that were presented at the International Seminar on Archaeology, History, and Language in the Malay Civilisation (ASBAM5) in 2016. Further, it provides new perspectives and serves as a vital point of reference for all researchers, students, policymakers and legislators who have an interest in the Malay Civilisation.
An engaging account of the ways in which over hundreds of years Indigenous and Asian people across northern and central Australia have traded, intermarried and built hybrid communities. It is also a disturbing expose of the persistent--sometimes paranoid--efforts of successive national governments to police, marginalize and outlaw these encounters.
Kita, Kata, dan Cinta dapat berlaku sebagai buku pelajaran bahasa Indonesia yang mengembangkan kalimat demi kalimat sampai menjadi sebuah novel, dengan bahasa Indonesia yang tidak sekadar diterapkan sebetul mungkin, tetapi juga menjadi subjek maupun objek novel ini sendiri. —Seno Gumira Ajidarma, sastrawan Empat puluh enam artikel faksi dengan gaya narasi karya Khrisna Pabichara di dalam buku ini semacam kritik halus yang menggugat rasa cinta kita terhadap bahasa Indonesia. —Bambang Trim, penulis dan editor Apakah kesalahan berbahasa dapat menimbulkan masalah—misalnya, kesalahpahaman—dalam hubungan cinta? Hati-hati, salah menggunakan dan memaknai kata acuh dapat menyebabkan hubungan cinta Anda berabe. —Joko Pinurbo, sastrawan Jangan baca buku ini kalau iman bahasa Indonesia Anda lemah. Bersiaplah terkinjat membaca serpihan kisah Sabda, sang polisi bahasa, yang diwarnai kosakata yang memaksa kita membuka kamus. —Ivan Lanin, wikipediawan Novel berisi pernak-pernik kebahasaan yang enak dibaca. Ini seperti belajar bahasa Indonesia melalui cerita—membaca cerita sembari diberi tahu tentang bahasa Indonesia. Buku yang segar sekali. Patut dimiliki! —Boy Candra, novelis
None