You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
In this respect, visual culture emerges from the need to bridge and explore the gap between the diversely rich visual experience in postmodern culture, and the ability to understand it. What kind of visual experience meant in this relation to postmodernism? It is the visual experience of the consumers (rather than the producers) shaped by “complex, overlapping and disjunctive order” of understanding the visualized everyday life events.
‘Why did you decide to become a Muslim?’ This is a question often asked of me. Whenever I visit a mosque or musholla, whenever I avoid food and drink due to fasting, whenever I say ‘Peace be upon you’ to a fellow brother or sister. And you know what? I have never been able to offer a good enough answer. For I would need to talk of pain and heartache, of family and friendship, of laughter and longing. And ultimately, of finding love and acceptance in the heart of Indonesia. Which of course would mean travelling back to the very beginning…
Di dalam buku Un Soir du Paris, 12 penulis terkemuka Indonesia berkisah tentang dunia lesbian yang kompleks dan penuh lika-liku cinta yang unik. Mereka adalah Cok Sawitri, Shantined, Abmi Handayani, Ucu Agustin, Stefanny Irawan, Linda Christanty, Clara Ng, Triyanto Triwikromo, Ratih Kumala, Agus Noor, Seno Gumira Ajidarma, dan Maggie Tiojakin. Cerpen-cerpen pilihan situs on-line SepociKopi ini menampilkan kisah-kisah yang menggugah hati dari wilayah yang kerap dipinggirkan dalam masyarakat. Dua belas cerpen dalam buku Un Soir du Paris memang menyajikan cita rasa yang pahit, getir, dan penuh luka. Alur hidup para tokoh-tokohnya terkoyak oleh "trauma" juga ketimpangan-ketimpangan yang menusuk ...
Dua puluh cerpen di buku ini dipilih dari ratusan cerpen yang telah terbit di sekian banyak koran sejak akhir 2007 sampai akhir 2008. Setelah itu, cerpen-cerpen ini melewati saringan juri Pena Kencana yang terdiri atas Triyanto Triwikromo, Budi Darma dan Putu Wijaya. Terdapat variasi tema yang amat kaya dari 20 pengarang terpilih. Tahun lalu, cerpen "Cinta di Atas Perahu Cadik" karya Seno Gumira Ajidarma muncul sebagai pemenang berdasar pilihan terbanyak pembaca melalui sms. Para Penulis: Agus Noor, A.S. Laksana, Ayu Utami, Azhari, Danarto, Eka Kurniawan, F. Dewi Ria Utari, Gunawan Maryanto, Intan Paramaditha, Lan Fang, Linda Christanty, M. Iksaka Banu, Naomi Srikandi, Nukila Amal, Putu Wijaya, Ratih Kumala, Stefanny Irawan, Triyanto Triwikromo, Zaim Rofiqi, Zelfeni Wimra
"""Bangsa ini akan mengambil siapa pun yang siap mati untuknya."" Mawar Jepang adalah novel yang terinspirasi dari satu keping sejarah perang kontroversial Jepang. Satu simpul sejarah yang dibungkam selama sekian dekade dan tak pernah benar-benar diakui atau diterima kebenarannya. Hingga suatu ketika seorang jurnalis dari NHK menemukan kejanggalan arsip di salah satu kamp bekas perang; fakta atas keberadaan pilot perempuan kamikaze di Jepang. Dengan bantuan seorang sejarawan andal, penyelidikan itu mengarah pada satu nama, Rika Kobayashi alias Sayuri Miyamoto. Kisah Sayuri bermula setelah Jepang berhasil menghancurkan Pearl Harbor. Amerika dan sekutunya balas menyerang dengan ganas dan mengo...
None
None
"Erik, sang hantu Opera, meneror Opera Paris dengan ancaman pemerasan selama bertahun-tahun. Sosok jenius yang tersiksa dalam keburukrupaannya ini jatuh cinta pada Christine, penyanyi opera yang cantik dan bersuara emas. Kehadiran Raoul, sang viscount yang tampan, membuat Erik sadar bahwa Christine takkan pernah membalas cintanya dan membuat cinta Erik berubah menjadi obsesi yang mematikan. The Phantom of the Opera adalah novel legendaris dalam sastra gotik dunia sepanjang abad ke-20. Kisah cinta segitiga antara Erik, Christine, dan Raoul sudah diadaptasi ke dalam berbagai bentuk seni teater dan seni visual. Namun karya aslinya yang pertama kali terbit dalam bentuk novel pada tahun 1910 ini jauh lebih gelap dan kompleks dibanding yang ditampilkan dalam film maupun teater musikalnya. Seratus tahun lebih sejak pertama kali terbit, The Phantom of The Opera yang ber-setting di salah satu gedung termegah dan terindah di Paris ini masih menggugah hati pembacanya dalam kisah yang menyayat hati tentang hasrat manusia, teror, dan cinta."