You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Saya mengapresiasi buku-buku lain yang fokus pada teknik, metode, dan tips praktis public speaking, namun saya pastikan bahwa buku ini tidak akan menambah daftar panjang tersebut. Buku ini merupakan kumpulan “kecerdasan jalanan” yang saya temukan dari satu panggung ke panggung lainnya selama >20 tahun: dari pidato kelulusan SD sampai pidato di depan tokoh perdamaian dunia, dari talkshow TV dan radio hingga dipilih sebagai Plenary Speaker mewakili 42.000 mahasiswa internasional di konferensi pendidikan tertua dan terbesar di Australia untuk berdiri sama tinggi dengan Gubernur Australia Barat, Menteri Pendidikan, dan tokoh yang masuk dalam daftar TIME’s 100 Most Influential People of 2019. Dari wawancara beasiswa, kebanjiran job >100 webinar di masa pandemi sampai perjalanan saya menakhodai divisi Public Relations di aplikasi investasi digital nomor satu di Indonesia, buku ini menegaskan bahwa public speaking tidak hanya soal seni menguasai panggung, namun juga soal menciptakan “panggung” untuk membuat kehidupan profesional kita kian gemilang.
Kalau ibumu bintang film terkenal dan ayahmu petinggi perusahaan nasional, mungkin networking adalah hal yang normal dan tak pernah terasa janggal. Tapi.... Kalau kamu orang biasa dan tidak berkuasa, networking bisa saja beda nuansa dan terasa susah. Saya bukan pemimpin industri atau anak bupati, tapi networking membuat buku karya saya sampai ke tangan Presiden RI. Saya juga mendapat surat rekomendasi beasiswa dari Ibu Menteri. Selain dosen di UI, kini saya menjadi konsultan untuk proyek-proyek luar negeri dan selebriti. Mulai bermain tenis sejak belia, lalu kuliah di Australia, bertemu tokoh-tokoh terkemuka dan cerdik cendekia, memimpin divisi Komunikasi di aplikasi investasi nomor satu di Indonesia sampai diundang bicara di berbagai belahan dunia, saya menemukan bahwa networking bukan hanya perkara nyetor muka di pesta dan acara, tapi juga tentang seni "cari muka" yang membantu kita mencapai cita-cita dan menjadikan kehidupan profesional jauh lebih bermakna.
None
A four-volume reference comprising approximately seven hundred alphabetically ordered entries, the IEL provides detailed and up-to-date information on all branches of linguistics. The IEL encompasses the full range of the contemporary field of linguistics, including historical, comparative, formal, mathematical, functional, and philosophical linguistics. It gives special attention to interrelations within branches of linguistics and to relations of linguistics with other disciplines, and covers areas of intersection with the social and behavioral sciences, as well as interdisciplinary work in language and literatures, mathematical linguistics, computational linguistics, and applied linguistics. Providing abundant examples with literal glosses and English translations, the IEL offers extensive coverage of languages and language families, from English and Japanese to Hittite and Yoruba. Bringing together the latest information on the diverse subject matters of linguistics, and including a network of cross references, this encyclopedia is an invaluable resource.
Atlantic is one of the most diversified and most problematic Niger-Congo families as far as evidence for a monogenetic origin is concerned. Moreover, the group remains poorly known. Besides well-studied languages such as Fula, Wolof and Serer some sixty lesser known languages of Senegal, Guinea-Bissau, Guinea, Sierra Leone and Liberia are currently believed to belong to Atlantic. Many of these languages are not yet documented, and some never will - they disappeared some decades ago or are just on the verge of extinction. This book provides an overview of Atlantic south of the Wolof, Serer and Fula-speaking regions. The sections on the various Atlantic languages present information on phonology, morphology and basic syntacticpatterns by using General Linguistic Theory. Lexical material is presented in comparative wordlists. All data stem from the author's own fieldwork in the 1950s and 1960s in Guinea Bissau and Guinea.