You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
De legendarische en mysterieuze Tan Malaka verscheen, na twintig jaar verbanning en ondergrondse actie, kort na de Proclamatie van de Indonesische onafhankelijkheid op 17 augustus 1945 weer in de openbaarheid. Hij bood een radicaal alternatief voor de gematigde koers van Soekarno en Hatta, het leidersduo van de Republik Indonesia, maar hij dolf het onderspit en werd in maart 1946 gevangengezet. Pas in september 1948 kwam hij vrij. Hij richtte toen de Partai Murba op, die de plaats wilde innemen van de in de Madioen-opstand neergeslagen communistische partij. Na de Nederlandse militaire actie van december 1948 volgde hij het guerrillaverzet; in februari 1949 werd hij doodgeschoten bij een int...
Migrasi sebagai Dampak Perubahan Politik dan Ekonomi di Wilayah Eks Uni Soviet
Buku tentang Tokoh Pemikir Paham Kebangsaan Prawoto Mangkusasmita. Wilopo, Ahmad Subarjo ini merupakan salah satu hasil pelaksanaan kegiatan penelitian/penulisan Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1996/1997. Buku ini menguraikan tentang pemikiran tiga tokoh kebangsaan Prawoto Mangkusasmita, Wilopo, Ahmad Subarjo. Dalam menguraikan hasil penelitian tokoh-tokoh tersebut, diuraikan pula latar kehidupannya serta pengaruh dan tantangan-tantangan yang mereka hadapi. Penelitian dan penulisan tokoh-tokoh pemikir paham kebangsaan dimaksudkan untuk menginventarisasikan konsepsi-konsepsi paham kebangsaan dari berbagai pemikir Indonesia sekaligus memasyarakatkannya.
The spectres of Marx and Lenin have long loomed prominently in Africa and Asia and they still do so in the 21st century. Many of the founding fathers of postcolonial republics believed socialism could transform their societies. Yet what socialism meant in theory and in practice has always been highly heterogeneous and differed markedly from the European experience. African and Asian movements did not simply mimic the ideas and institutions of Soviet or European Marxists, but endeavoured to define their own, experimenting with a variety of interpretations and in the process adapting doctrines and templates to their unique contexts. This volume brings together anthropologists, historians and p...
Personalities active in Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Preparation of Independence Investigative Board, during the Dutch and Japanese occupation in Indonesia.
Dalam usaha memberikan wawasan kepada masyarakat tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka Direktorat Jenderal Kebudayaan berusaha menerbitkan dalam bentuk buku makalah-makalah dimaksud berikut rumusan hasilnya. Dengan diterbitkannya buku ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan segala keragamannya.
Jenderal A.H. Nasution atau akrab disapa Pak Nas beberapa kali memberi kenang-kenangan kepada saya buku-buku karya beliau yang bernilai sejarah. Pak Nas adalah korban fitnah, penculikan dan pembunuhan dalam tragedi nasional G30S/PKI tahun 1965 yang lolos dan selamat atas pertolongan dan perlindungan Allah SWT. Dalam rangka mengungkapkan kebenaran sejarah, saya kira apa yang ditulis oleh Pak Nas dan kawan-kawannya mengenai prolog, peristiwa dan epilog Gerakan 30 September 1965 sangat penting diketahui dan dipahami oleh generasi bangsa yang tidak mengalami peristiwa itu. Sebagai generasi penerus saya merasa terpanggil untuk menggali “bahan-bahan langka” yang saya miliki dan secara ilmiah d...
Perubahan-perubahan yang berlangsung di Yogyakarta tak dapat lagi untuk menempatkan diri dalam gambaran romantis. Seakan Yogyakarta merupakan kota yang penuh kenyamanan dengan warna budaya spiritual. Perubahan ritme hidup, tingkat kesejahteraan, dan pola konsumsi dapat terlihat dalam perjalanan waktu. Perubahan pola pemukiman berlangsung di sejumlah wilayah Yogyakarta. Pola pemilikan tanah pertanian mulai bergeser sehingga mempengaruhi pola kehidupan petani di sekitar Yogyakarta. Perubahan wajah kota dengan banyaknya bilboard yang mencerminkan selera konsumsi. Menjamurnya toko-toko dengan berbagai barang konsumsi dan sarana komunikasi, atau pun warnet yang memungkinkan penggunanya menjelajah dunia (maya) tanpa berpindah ruangan. Itulah sejumlah gejala materialisme dan kapitalisme yang tak terbendung sebagaimana dikuatirkan oleh sejumlah warga Yogyakarta.
Apakah konsep minoritas dan lemah ini selalu paralel? Kelompok mana saja yang masuk kategori minoritas? Buku ini menunjukkan bahwa dilema minoritas di Indonesia ironisnya justru berangkat dari penggunaan istilah itu sendiri. Minoritas adalah mereka yang secara objektif menempati posisi yang tak menguntungkan dalam masyarakat. Buku ini mengungkap beberapa persoalan sosial dan kebangsaan terkait isu-isu minoritas, di antaranya terkait kebijakan publik, perlindungan hukum, dan stigma sosial. Minoritas di sini bukanlah semata ÒstatistikÓ. Minoritas bisa saja memiliki jumlah besar tetapi posisinya berada sebagai subordinat kelompok lain. Nasib minoritas di Indonesia itu kerap seperti Òsimalaka...