You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Aku mulai memiliki pengalaman belanja buku pada 1998. Duit sedikit terbagi untuk membeli rokok, buku, majalah, dan kopi. Masa lalu itu agak menggemaskan saat terkenang di abad XXI. Aku sering bergirang dengan peristiwa membeli buku di kios-kios buku bekas di Gladak (Solo). Tahun-tahun berlalu, buku-buku lawas semakin bertambah. Pada akhir 2012, aku mulai menulis kesan membeli dan belanja buku. Aku menulis “catatan” di sela mengerjakan esai dan resensi. Selingan itu menimbulkan rasa lucu, sedih, malu, haru, kecewa, marah, dan rindu. Hari demi hari, tulisan-tulisan sudah terhitung ratusan. Aku ingin menyuguhkan itu kepada orang-orang. Ribuan buku lawas hidup bersamaku tanpa pernah ada benci “keterlaluan” dan sengketa “picisan”. Aku ingin buku-buku itu terus ada dan terwariskan ke anak-cucu. Perbuatan menulis “catatan” juga memuat pamrih kecil agar pahala para penulis di masa lalu tak terputus. Peristiwa membeli dan membaca buku lawas mirip “pembuktian” berselera wagu. Begitu. Bandung Mawardi
Pilihan menjadi pembaca koran-koran setiap hari mirip keterpencilan saat suara burung masih terdengar di pepohonan dan dangdut koplo mulai menderu di rumah tetangga. Koran-koran masih mungkin disantap tanpa tergesa dan pemanjaan. Kewajaran sebagai pembaca setelah rampung mencuci dan sarapan untuk memuliakan kertas-kertas fana. Di situ, tulisan-tulisan dan foto-foto minta tatapan mata dan sentuhan. Aku memilih sembarangan, tak memerlukan ketentuan ketat berlagak periset atau asal menuruti jari dan mata. Sembarangan tapi berisiko. Ratusan koran disantap untuk memilih, berharap tanpa sesalan dan dendam. Pilihan tulisan sengaja mendapat omelan menuruti situasi hari atau jenis makanan-minuman di ...
Berisi 90 puisi pilihan yang seluruhnya pernah dimuat di 25 media massa lokal dan nasional sepanjang tahun 2005-2014 dan sebagian pernah menjadi juara di berbagai event lomba menulis puisi. Merintis Gerimis merupakan buku kumpulan puisi karya Lasinta Ari Nendra Wibawa yang lebih akrab disapa Nendra. Nendra adalah salah satu penulis muda yang cukup produktif menulis di media massa cetak. Sepanjang karir kepenulisannya yang dimulai awal tahun 2005, tulisannya telah tersebar di 63 media massa lokal dan nasional serta meraih puluhan penghargaan. Merintis Gerimis berisi 90 puisi pilihan yang seluruhnya pernah dimuat di media massa lokal dan nasional dari awal tahun 2005-2014. Proses kepenulisan y...
Dua proklamator kemerdekaan Indonesia, Sukarno dan Mohammad Hatta, memiliki sebutan lain untuk resensi buku. Sukarno menyebut “tilikan” atau mengamati dan memeriksa secara sungguh-sungguh suatu buku. Praktik menilik itu memang terasa saat membaca resensi-resensi buku yang dihasilkan Sukarno. Sementara, Hatta menyebut praktik meresensi buku dengan “kupasan” atau menganalis, mengulas, dan mengurai. Memang, dua nama itu, Sukarno dan Hatta, adalah juga peresensi/penilik/pengupas buku. Keduanya adalah dua dari puluhan nama yang disebut dalam buku ini yang menjadikan bacaan sebagai kancah berdialog dan berdialektika dengan cakrawala dunia lewat praktik meresensi. Buku ini, oleh karena itu, menjadi bagian tidak terpisahkan dalam praktik membaca dan menuliskan apresiasi atas apa yang sudah dibaca. Di satu sisi, buku ini menjadi panduan bagaimana menulis sebuah resensi atas buku yang dibaca. Namun, di sisi lain, buku ini memperlihatkan bagaimana bersiasat dalam membaca buku dengan tidak terpisahkan dari praktik masa silam. Rekaman atas resensi-resensi dari publikasi masa silam membuat buku panduan ini menjadi berenergi dan menggugah.
SURAH SASTRA, ruang kreativitas komunitas penggerak seni sastra. Kami bercita-cita menjadi teman generasi muda yang tengah tumbuh dan menjadi wadah dialog nyaman serta dinamis. Sastra sebagai pilihan karena dapat menggemakan apa saja: cerita bumi, agama, ihwal manusia dan segenap kebudayaannya. “Surah Sastra bersama kaum muda di medan sastra dan kebudayaan Indonesia untuk perbaikan kehidupan bangsa” Bagi kami, yang perlu dilakukan adalah mengenalkan dan mengembangkan bagi kaum muda melalui media: majalah, film dokumenter, dll; Memberi nilai-nilai kesusastraan yang mendukung keindonesiaan yang berbudaya, adil, majemuk serta bermartabat; Kami berusaha mendorong kaum muda berpartisipasi dan...
Dullah (1919?1996) dikenang sebagai seniman legendaris dan Pelukis Istana Presiden Sukarno. Namun, lebih dari itu, dia adalah pejuang kemerdekaan yang penuh deru dan debu, dengan jalan perang yang nekat. Sejak remaja, dia menulis artikel dan puisi heroik, serta membuat poster dan angkat senjata melawan penjajah, sehingga penjara Belanda (Hoofdbureau van Politie) selalu menantinya. Sebagai provokator anti-Jepang, dia masuk bui Kempeitai dan disiksa sampai setengah mati. Dialah yang menginstruksi para bocah untuk secara on the spot melukis Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta, 1948, sampai akhirnya tercipta puluhan lukisan Òrevolusi di mata bocahÓ yang tak ada duanya di dunia. Pada 1950 D...
None
Terdiri dari 52 puisi, buku yang dianggap sebagai sejarah liris ini mewartakan suara lain Kartosoewirjo. Apakah aku samudra dan Kau hanyalah sungai kecil apakah aku tak terhingga dan Kau hanyalah ketiadaan apakah aku hukum dan Kau yang hakim di luar peradilan apakah aku jawaban dan Kau hanya pertanyaan sepele sebelum ujian apakah aku cahaya dan Kau hanya gelap setelah hujan? (""Gusti, Apakah Kau Juga Kesepian"") Aku akan menghitung bulu-bulu burung gelatik di pepohonan. Aku akan menghitung rambutku menjelang mereka menembakku. (""Kenangan"") Jari telunjukku, jari yang kian menyusut dan rapuh itu, tak pernah benar-benar tepat menunjuk arah kiblat, tetapi selalu saja merasa telah sampai pada makrifat. (""Ayat Batu"") Apakah pelayat perlu baju baru untuk bergegas ke makam? Apakah kau perlu baju baru untuk menjemput kematianmu? (""Ganti Baju"")
Kota-kota di nusantara lahir dalam jejak panjang sejarah sebagai bentuk dari bingkai yang membentuk Indonesia hari ini. Pemahaman tersebut memberi bekal untuk memaknai kekinian kota agar tak lepas dari konstruksi yang memanjang kebelakang. Tentu tidak semua kota-kota yang hari hadir adalah konstruksi masa lalu, sebab sebagian diantaranya merupakan medan baru yang terbangun sebagai akibat dari tumbuh kembangnya kota yang kian meluas. Sedangkan bagi kota yang mempunyai akar yang terbangun oleh eksistensi kekuasaan tradisional dan mengalami akselerasi oleh ekspansi kolonialisasi bersama kepentingan ekonomi dan politik. Surakarta merupakan salah satu kota yang berjejak kuat ke belakang, diantara...
Buku merupakan acuan penulisan telaah sastra Indonesia kontemporer. Pembaca dapat menemukan apa saja isu-isu mutakhir dalam sastra Indonsia dan teori-teori yang dipakai untuk membahas karya sastra. Buku ini bisa menjadi pegangan para kritikus sastra, pesastra, akademisi, mahasiswa, pelajar, dan pembaca sastra pada umumnya. Telaah sastra kita hari ini bergerak di antara cultural studies dan pemberhalaan teori. Cultural studies cenderung menempatkan karya sastra sebagai catatan sosial, pemberhalaan teori membuat penelaah karya takluk di hadapan teori. Situasi ini membuat karya sastra kurang merdeka, dan kadang susah dinikmati. Buku ini menangkap gelagat itu dengan menampilkan telaah 13 penulis hasil dua kali sayembara Dewan Kesenian Jakarta 2007 dan 2009. Ikut dibahas dalam tulisan mereka novel Cala Ibi (Nukila Amal),Misteri Perkawinan Maut (S. Mara Gd),Saman(Ayu Utami),Jangan Main-main (dengan Kelaminmu) (Djenar Maesa Ayu), puisi Acep Zamzam Noor, dan Afrizal Malna.