You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Niat dan kiat tak pernah berkhianat. Niat baik saja sudah merupakan kebaikan, apalagi jika niat baik tersebut dikerjakan dengan cara yang baik, niscaya pasti akan menghasilkan berkali lipat kebaikan. Namun, sebagian orang tidak sabar atau tidak percaya akan hal ini. Mungkin juga mereka sudah tidak percaya pada Mahakuasanya Sang Pencipta Alam Semesta sehingga mereka lebih suka dengan cara yang instan atau transaksional. Hal ini yang menjadi fenomena di tengah masyarakat bangsa ini. Di tengah gaya hidup hedonis yang dipamerkan oleh orang kaya atau selebriti, sebagian masyarakat juga ingin ikut hidup bermewah-mewah. Hal tersebut memicu terbongkarnya berbagai kasus investasi bodong, usaha bodong...
"""Kekuatan kepedulian tidak ada bedannya dengan kekuatan sedekah atau berzakat karena kepedulian adalah pemberian yang ikhalas dari seseorang. Walaupun mungkin kepedulian tidak selalu berupa materi, tetapi yang pasti merupakan suatu yang dibutuhkan oleh orang lain. berupa perhatian dan senyum kadang -kadang memiliki nilai lebih dari pada materi. Hal ini karena kebutuhan orang berbeda-beda tergantung keaaan dan waktunnya Jika dibanding dengan zakat yang anda hitung-hitungannnya, dan ada aturan yang menjelaskan saiapa saja yang wajib membayar zakat dan pihak yang berhak manerima zakat, kepedulian bisa dilakkan oleh siapa saja dan kapan saja serta dimana saja. Kesempatan berbuat baik berupa ke...
Lawan dan musuh adalah dua kata yang berbeda arti , tetapi tak sedikit orang justru menganggapnya sama. Kita sering menganggap lawan sebagai musuh dan terjebak dalam konfl ik yang ti dak perlu. Segala macam cara untuk menghancurkan musuh kita upayakan, sampai-sampai kita melupakan tujuan luhur Allah dalam menciptakan manusia. Terbalik adalah sebuah cermin yang akan mengajak kita membuka hati dan pikiran sehingga bisa melihat permasalahan dengan lebih jernih. Buku ini akan menggali lebih dalam hakikat manusia hidup di dunia. Penuh dengan kata-kata inspirati f, buku yang memicu refl eksi diri ini akan menggiring kita untuk belajar dari guru yang sebenarnya, yakni mereka yang kita anggap sebagai musuh.
Kita sebagai bangsa Indonesia belum juga mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara merata. Kemakmuran negeri ini hanya dinikmati oleh segelintir orang. Oleh karena itu, kita membutuhkan pemimpin yang masih memiliki keinginan luhur untuk menyejahterakan rakyat, bukan menyejahterakan diri sendiri maupun keluarganya. Pempimpin semacam itu semakin hari semakin sulit ditemukan di tengah masyarakat yang lebih sibuk berebut untuk mendapat, bukan untuk berbuat. Jokowi terbukti telah banyak melakukan pembangunan di segala bidang dan tempat hingga Papua. Jokowi juga terbukti tidak memperkaya diri selama menjabat sebagai presiden. Jika kepemimpinan mengalami pergantian di tengah jalan, semua sumberdaya yang sudah dikerahkan untuk hasil yang berjangka panjang, dapat saja terbengkalai karena belum terbentuknya budaya estafet antargenerasi kepemimpinan dalam budaya politik kita dewasa ini. Bagaimanapun juga, Indonesia membutuhkan stabilitas pemerintahan untuk menjamin kesinambungan itu secara efektif. Oleh karena itulah, Indonesia butuh Jokowi!
Aku, ayah, ibu, dan adik-adik pernah membuat komitmen tak tertulis. Kami tidak akan menjual harta peninggalan kakek jika situasi tidak mendesak. Kakek berdagang, berjuang, dan mengumpulkan sedikit demi sedikit keuntungan di negeri orang. Semua untuk bekal kami. Semua untuk pelampung kami; anak-anak dan cucunya. Tapi, siapa sangka pelampung itu malah menenggelamkan kami? Kami meyakini novel ini adalah bagian dari ibadah kolega (Dedi Mahardi) untuk terus-menerus mengabdi pada kejujuran dan kebenaran. Bambang Widjojanto, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Dua kata kunci yang memiliki kekuatan hebat memayungi keseluruhan isi novel ini, yaitu: berintegritas dan jujur. Prof. Rusdi, Ph.D, Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur
Sepertinya belakangan ini pelajaran budi pekerti, akhlak, etika, dan sopan santun di sekolah atau di tempat pendidikan lainnya sangat kurang. Padahal dulu, semua siswa diajarkan dan dicontohkan akhlak dan budi pekerti yang baik. Didikan orangtua dulu juga cenderung mengembangkan budaya malu kalau orangtuanya seorang pendidik atau tokoh, tetapi anaknya kurang baik. Sepertinya budaya malu ini kini mulai memudar dalam pergaulan masyarakat kita. Lantas, apa yang dapat dilakukan untuk mengeliminasi kekurangan-kekurangan itu atau paling tidak menahan laju penurunan moral dan etika tersebut? Sangat diperlukan kepedulian dan peran serta para orangtua dalam menanamkan nilai-nilai kepada anak mereka s...
Sebagai manusia dengan mayoritas komposisi tubuhnya adalah air, sudah semestinya manusia kembali ke khitah asal-muasal tujuan manusia diciptakan. Apa sajakah sifa-sifat air itu? Seberapa banyak kesesuaian antara karakter air dan karakter manusia? Bagaimana idealnya watak atau sikap manusia? Bagaimana cara menyikapi berkurangnya komposisi air dalam tubuh, seiring menuanya seseorang?Ê Buku ini hendak menginspirasi pembacanya untuk kembali ke khitah asal-muasal tujuan manusia. Menyeimbangkan antara lahir dan batin, me?lupakan kekurangan dan berfokus kepada kelebihan atau bakat yang dimiliki. Selanjutnya, berusaha mendayagunakan kemampuan yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta untuk ikut menjaga alam semesta.Ê Semoga kehadiran buku ini bermanfaat. Selamat menikmati! ÒKarya tulis tentang air ini sangat perlu dibaca publik secara luas. Air adalah salah satu sumber kehidupan yang bukan saja sangatÊ penting, tetapi menentukan kelangsungan keberadaan semua makhluk bernyawa di muka bumi. Selamat.ÓÊ - Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, guru bangsa
Negara ini memiliki kebutuhan mendesak, yakni munculnya tokoh berintegritas. Masyarakat merindukan sosok yang bisa membawa perubahan untuk mewujudkan rahmat kemerdekaan seperti keinginan luhur pendiri bangsa ini. Suhardi Alius adalah salah satu tokoh itu. Ia dikenal sebagai Kepala BNPT yang berhasil menggebrak solusi terorisme. Kemampuannya itu telah diakui oleh dunia nasional dan internasional. Buku ini membahas sikap dan pemikiran Suhardi Alius yang akan membuka mata kita untuk menyikapi permasalahan bangsa ini.
Sebagaimana halnya kendaraan yang lebih berisiko kecelakaan ketika menurun daripada mendaki. Karena ketika menurun bisa jadi kecepatannya jadi tidak terkendali akibat jalan yang menurun, apalagi jika sampai remnya blong. Sebaliknya ketika mendaki, risikonya hanya tidak kuat mendaki sehingga berhenti. Begitu juga dengan perjalanan hidup manusia, orang lebih banyak tersandung ketika jalan hidupnya terasa enak dan nyaman. Sebaliknya, apabila jalan hidupnya mendaki atau penuh perjuangan dan hambatan maka akan lebih waspada dan hati-hati.
Kata marwah memiliki arti antara lain adalah martabat, kehormatan, gengsi, kemuliaan dari manusia yang didapat melalui sikap dan perbuatannya sendiri. Artinya marwah ini bukan kata orang lain dan bukan pula kata diri sendiri, karena sejatinya sebutan baik dan positif yang melekat pada diri seseorang adalah sebagai akibat dari sikap dan perbuatannya. Marwah tidak bisa dibeli atau direkayasa, tidak pula sejalan dengan kedudukan atau kekayaan tetapi malah bisa juga berlawanan. Ragam dan tingginya warisan leluhur pendahulu menjadi tanggung jawab dan beban yang harus tetap dipertahankan bagi penerus untuk dapat mempertahankan hasil peradaban nenek moyang, demi tegaknya kembali Marwah Minangkabau.