You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
"""Three Steps Behind The Window Senja selalu begitu kepadaku, meninggalkan ribuan cerita di antara anggunnya temaram sang surya yang beringsut perlahan di penghujung hari. Senja memberi rindu yang begitu menggebu akan dirimu yang tak tahu rimbanya. Bukan saja karena Narendra menghilang, tetapi karena aku dan dia sudah tak bersama lagi. Hal yang aku takutkan benar-benar terjadi . Ambang Jendela Ya, waktu mendadak menjadi hal yang besar. Hidup menjadi sebuah kapal yang bocor dan air mendesak masuk ke dalamnya dengan begitu cepat tanpa bisa dihentikan, membuat Bhumi merasa harus menyelesaikan banyak hal sebelum kapal itu tenggelam. Dan sekarang Nawang ada di atas kapal itu bersamanya. Jendela Maira Di dalam gelap dunianya, Maira berusaha menyalakan seberkas cahaya, walau tak seterang yang ia inginkan. Di depan jendela itulah, Maira mengira sumber pelita akan meneranginya. Maira terus mencari pelita yang mungkin ada dalam kesunyian itu, dalam kegelapan itu. Dan satu hal yang Maira senangi, ia bisa mengarang sendiri cahayanya.... """
Gaji? Cukup, cukup besar. Karier? Mulus melesat. Bisnis? Sebentar lagi soft launching. Karya? Sudah banyak yang suka. Jodoh? Aih! Sedikit lagi. Mantap betul nasib Arko, Gala, Juwisa, Sania, Ogi dan Randi. Para alumni Kampus UDEL yang amburadul ini, ternyata berhasil melawan tikus-tikus kehidupan. Namun, tikus-tikus tersebut nyatanya tidak sepenuhnya hilang. Mereka malah membesar, menyelinap dalam pekerjaan yang menyita waktu, mimpi-mimpi yang makin terasa jauh, dan dilema antara kembali ke kampung atau terus bertarung di kota tanpa tujuan. Akankah mereka menemukan jawaban dari semua ini? Atau terus melakukan pembenaran lewat bac*t tanpa mendengarkan apa yang sebenarnya diinginkan hati? Buku ini wajib dibaca oleh pelajar SMA, mahasiswa, orangtua, karyawan, petinggi perusahaan, para pengambil kebijakan di berbagai institusi, hingga Presiden Amerika Serikat karena dua novel sebelumnya sudah dibaca Presiden Korea Utara. Buku ketiga dari serial novel "Kami (Bukan) Sarjana Kertas" dan "Kami (Bukan) Jongos Berdasi."
Alam takambang jadi guru (pepatah Minang). Alam akan mengajarkan kita bagaimana menjalani hidup. Mengapa kita harus merantau? Anak muda harus mengambil langkah jauh untuk bisa mengembangkan dirinya, berangkat dari tempatnya saat ini ke tempat yang lebih besar, ke tempat di mana impiannya berada. Dalam waktu tertentu, ia harus meninggalkan tak hanya rumah dan zona nyamannya, tetapi juga keluarga dan kawan. Banyak hal yang bisa dicari dan diraih. Tak hanya ilmu, uang, tetapi juga pengalaman yang membuatnya tumbuh. Mungkin ia akan membangun hidup baru di perantauan atau kembali dengan mengharumkan nama keluarga dan daerahnya. Bagi Dodi Prananda, merantau adalah sebuah tradisi untuk belajar meng...
Aku selalu mendambakan pada suatu waktu menjadi tinggi dan bersinar. Bintang Sahara, seorang bintang film muda bersinar yang berada di puncak karier, harus menerima kenyataan hidup dalam gelap. Sebuah kecelakaan merenggut penglihatannya sekaligus membuat ia kehilangan sinar ketenarannya. Dalam dunia yang terasa gelap, Mama Bintang yang sejak kecil terobsesi menjadikan Bintang tenar, mengasingkan putri satu-satunya itu ke tempat yang jauh dari kejaran wartawan ibu kota. Demi menghindari pertanyaan wartawan, mamanya mengarang berita kematian putrinya dengan mengatakan kepada media bahwa Bintang sudah tiada. Bagaimana Bintang menjalani kehidupan tanpa cahayanya?
Selamat datang di Rumah Lebah. Di sinilah rumah bagi mereka, para boneka yang dilahirkan oleh Rama dan Shinta, pasangan yang saling mencinta. Melipur lara dan menemani manusia yang kesepian adalah kebanggan mereka sebagai boneka. Tapi tidak demikian dengan Peru. Ia mendapat limpahan kasih disayang dan buaian cinta dari Shinta. Ia pun mendapatkan seorang kakak manusia bernama Seno supaya hidupnya sebagai boneka tidak kesepian. Di Rumah Lebah inilah kehidupan meramu kegembiraan dan kegetiran. Suara kesedihan para boneka yang mengalami pergulatan batin; tempat tumbuhnya cinta yang terhalang takdir ... dan apa jadinya ketika seorang manusia jatuh cinta pada boneka? Singgahlah, dan jadilah kanak-kanak lagi.
Di paket ini terdapat ebook unedited untuk judul: 1. Kami (Bukan) Sarjana Kertas - halaman 5 2. Kami (Bukan) Jongos Berdasi - halaman 421 3. Kami (Bukan) Generasi Bac*t - halaman 866 4. Kami (Bukan) Fakir Asmara - halaman 1172
"""Tarik napas, dan lihat sekelilingmu dengan seksama. ketika dunia mengila, selalu ada celah untuk sejenak tersembunnyi dan beristirahat. Buang napas, dan hapus air mata. Ketika tempat persembunnyianmu terlalu gelap, selalu ada pinta yang menganggumu untuki melangkahkan kaki untuk keluar darinnya. Tersenyum, dan sambut tangan mereka. Ketika dunia berkonpirasi untuk menundukkanmu,ingat, selalu ada mereka yang menyambutmu dengan senyumyang sama. Dan bumi pun masih berputar, seiring kakimu melangkah, seiring cinta dan persahabatan menemukan porosnnya."""
Penduduk kota itu selalu merasa lapar. Setiap hari mereka memakan apa saja. Mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, besi, tanah, dan bahkan bangkai. Di kota itu, rasa lapar terus melata dan mendatangi siapa saja…. Dongeng Pendek tentang Kota-Kota dalam Kepala Sulaman itu begitu rapi dan bersih. Tak ada darah mengalir ataupun luka berarti. Ia menjahitnya begitu saja. Seperti menjahit sebuah kain yang terbelah. Seperti menjahit sebuah luka yang menganga. Perempuan yang Menjahit Bibirnya Sendiri Suatu petang, Budhe pernah mendapati Maryam menangis sesenggukan di bawah pohon angsana di depan rumahnya. Ketika ditanya, Maryam bilang, bahwa ia tak berani pulang, karena pecel dan opak singkong yang dibawanya masih utuh. Di Antara Dua Pohon Angsana Kata Ayah memang benar, guci itu memang bukan guci biasa. Karena, dalam guci itu ada sebuah dunia. Aku tahu itu dari seorang kakek tua yang keluar dari sana. Kakek tua itu sangat tua, tapi ia terlihat baik-baik saja. Dunia dalam Guci
Teruntuk para pembaca, atas nama cinta, kami torehkan manis dan pahitnya warna pelangi. Atas nama gelora, kami sampaikan kelam dan indahnya asa. Atas nama sang imaji, kami tunjukkan peranan tak terduga di batas khayal. Dan atas nama para penulis, kami mengundang Anda untuk berpesta! Mari nikmati segala suasana dan ingar-bingarnya Waktu Pesta! Karena seperti yang tertulis di kartu undangan kami semasa kecil: Tiada kesan tanpa kehadiranmu.
buku usang ini dengan kertas-kertas mengusam halaman yang merobek dirinya penuh dengan bercak-bercak di halaman berapa kau menyimpan namaku? aku mencarimu ke dalam lipatan buku yang sudah lama tak kau sentuh itu