You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
"Analyzes the politics of neoliberal health sector reform and its effects in Peru. Focuses on the intersecting dynamics of race, class, and gender in the developing world"--Provided by publisher.
Pernahkah kau merasa ingin pergi dari dunia nyata? Saat kau terasingkan, dan orang-orang di sekitarmu tampak tak memedulikanmu, bahkan seakan membencimu? Elsa sering merasa demikian. Misalnya, saat teman-teman menghukumnya hanya karena tidak menyukai syal yang dikenakannya. Atau saat Elsa bicara jujur, mereka mencemoohnya. Sangat jelas mereka membenci Elsa. Itu semua karena Elsa berbeda dari anak lainnya. Elsa pernah bertanya, apakah menjadi berbeda itu salah? Nenek berkata bahwa menjadi berebda itu bagus, dan teman-temannya saja yang bodoh. Lalu Nenek berkisah tentang dunia yang berisi pahlawan dan makhluk negeri dongeng. Negeri istimewa yang hanya bisa dikunjungi anak-anak istimewa. Semenjak itu, Elsa sering pergi ke negeri dongeng kapan pun dia mau, bersama Nenek tentunya. Sampai suatu saat, Nenek tak bisa lagi menemani. Nenek harus pergi, sangat jauh, sendiri. Sebagai permintaan terakhir, Nenek mengirim Elsa untuk menjalani sebuah misi. Misi khusus yang hanya sanggup dijalankan oleh Elsa dan kelak bisa mengubah jalan hidup siapa pun yang terlibat di dalamnya. [Mizan, Noura Books, Novel, Fiksi, Terjemahan, Indonesia]
"Allah membangkitkan semua nabi daripada Adam hingga Muhammad dalam dunia tanpa wayar. Komunikasi mereka menjangkau ke langit tanpa wayar, malah tanpa satelit. Wahyu yang diturunkan kepada mereka juga tanpa wayar, sama ada melalui malaikat Jibril ataupun mimpi. Usah begitu kagum dengan teknologi tanpa wayar hari ini sedangkan setiap hari kita berkomunikasi dengan Tuhan tanpa wayar (wireless)." Hubungan dengan Tuhan tanpa wayar (wireless) sudah pun wujud sejak manusia pertama. Demikian juga halnya hubungan dengan Tuhan tanpa wayar menerusi iman sudah wujud sejak manusia pertama, Nabi Adam a.s.
Kehidupan ini ngga ada yang tahu siapa jodoh kita, kapan maut akan menjemput dan rejeki kapan diturunkan. Tapi ada satu hal itu yang saling berhubungan, jika ingin rezeki datang, maka menikahlah. Seperti halnya di kantin kantor. Tiba-tiba di tengah obrolan makan siang yang nyaman, seorang teman memberikan ide gila. "Kenapa ngga Edo sama Elsa aja ya?" Semua yang duduk di meja itu seketika menatap Edo dan Elsa bergantian. Tidak ada yang tersedak. Rata-rata memandang bolak-balik, Elsa yang cantik seperti artis India. Sedangkan Edo yang tinggi berperawakan seperti tentara. "Cocok-cocok gue dukung" "Emang lo ngga punya pacar Do? Kalo Elsa si jelas lagi jomblo" Edo menggeleng. *** Saat malam perta...
Buat Elsa yang berumur tujuh, hampir-delapan-tahun, Nenek adalah segalanya: pendukung dan pembela setia, pendongeng hebat, tapi yang utama dan terutama, Nenek adalah sahabat satu-satunya. Makanya waktu Nenek meninggal, Elsa sangat kehilangan. Ia juga kesal karena Nenek menyuruhnya melakukan perburuan harta karun bodoh ini. Petunjuknya berupa surat dari Nenek yang harus diantarkan Elsa ke orang-orang yang namanya tercantum di amplop, yang sepintas isinya terkesan cuma permintaan maaf Nenek kepada orang-orang itu. Tapi seperti yang selalu Nenek katakan, Elsa adalah anak perempuan paling pintar yang pernah ditemuinya. Pelan tapi pasti, Elsa mulai paham maksud perburuan harta karun ini. Elsa juga menyadari bahwa dunia dongeng Negeri-Hampir-Bangun ternyata tak sejauh yang dibayangkannya semula. Bahwa bayang-bayang dan naga di dalam dongeng itu betul-betul ada di dunia nyata dan tak ada pilihan lain: ia harus melindungi kastel.
None
Contains twenty-six chronologically arranged essays in which social historians and American cultural studies scholars examine American youth and youth cultures over the course of the twentieth century.
Tajuk tulisan ini ingin menjelaskan keterkaitan antara Muhammad Asad (2hb Juli 1900 – 23hb Februari 1992), Risalah al-Qur’ān (The Message of the Qur’ān), magnum opus Asad, dan Dunia Melayu sebagai pembaca utama dari terjemahan karya agung ini. Melalui terjemahan ini diharapkan gagasan-gagasan besar Asad tentang al-Qur’ān, Islam, dan perlunya regenerasi dengan pemahaman baru yang lebih segar yang mencerahkan tentang warisan sejarah umat yang kompleks yang sudah berusia berabad-abad, dapat difahami secara luas dan jernih di rantau ini. Bukan saja sekadar memahami, tetapi dapat dijadikan sebagai sumber ilham untuk bangkit serentak dengan kepercayaan diri yang tinggi. The Message of the Qur’ān terbit pertama kali tahun 1980, dan sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Risalah al-Qur’ān adalah terjemahan dalam Bahasa Melayu dari karya Asad sebagai seorang mufassir kenamaan. Sebenarnya pada tahun 1964 Asad telah menterjemahkan surat al- Baqarah sampai dengan surat al-Taubah, tetapi terjemahan dan tafsir lengkap baru terbit pada tahun 1980 di atas.
Engages the complexities of teaching Latino/a students at Hispanic-Serving Institutions.
Buku ini memaparkan pengembaraan yang ekstensif Muhammad Asad dalam perjalanan padang pasirnya selama 23 hari ke Mekah mengharungi gurun-gurun tandus yang mahaluas al-Nufud dan Rub‘ al-Khali (Gurun Kosong) yang tak terjamah manusia, dan sebelumnya padang Esdrelon, Kush-i-Gushnegan (Pegunungan Lapar) yang membentangkan keluasannya dari Baluchistan menembus ke jantung Iran – hingga perbukitan Jabal Syamar. Dalam perjalanan itu beliau mengimbau kesan-kesan yang mempengaruhi yang menariknya kepada Islam sejak meninggalkan Eropah pada tahun 1922 dan mengharungi kehidupan di tengah-tengah masyarakat Muslim di Timur Tengah. Penjelajahannya di dunia Arab ini dirakamkan sepanjang menempuh tanah-tanah asing di Palestin, Baitulmaqdis, Mesir, Jordan, Amman, Syria, Iraq, Kuwait, Iran, Afghanistan dan Turki. Dunia ini diimbas dalam kesadaran yang mengesankan menghimbau kekuatan peradaban dan kebudayaan yang pernah tertegak dan pengaruh intelektual Islam dan pertembungannya dengan Eropah dan kemunduran pemikiran dan kemacetan yang ditemuinya di mana-mana di dunia Muslim.