You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku ini merupakan penyatuan dua bunga rampai esai karya Abdul Wachid B.S. yang telah terbit sebelumnya, yakni Sastra Pencerahan (2005) dan Membaca Makna dari Chairil Anwar ke A. Mustofa Bisri (2005). Buku ini hadir sebagai satu ikatan atas gagasan-gagasan mengenai dunia kesusastraan di Indonesia dari seorang penyair yang juga seorang akademisi sastra. Buku pertama berisi esai-esai yang merespons persoalan-persoalan sastra di Indonesia yang kontekstual dengan kondisi sosial politik era Orde Baru. Buku kedua berisi esai analisis mengenai perpuisian modern para penyair di Indonesia. Judul Sastra Pencerahan untuk penerbitan edisi kedua ini dipilih justru bermaksud untuk didiskusikan, sebab sebagian besar esai di sini merupakan gambaran bagaimana karya sastra menjadi bagian penting dari upaya pencerahan suatu zaman, dan boleh jadi, pada gilirannya, sastra kemudian juga perlu dicerahkan melalui kritik yang bernas.
Proceedings of the First International Conference on Social Science, Humanities, Education and Society Development (ICONS) 2020, 30 November 2020, Tegal, Central Java, Indonesia. ICONS is an International Conference hosted by Universitas Pancasakti Tegal. This Conference is arranged to become an annual conference making room for scholars and practitioners in the area of economic, socio-cultural, legal, educational, environmental aspects as well as a combination of all these aspects.
Lin terseret arus deras, tenggelam, diselamatkan Jebat dan anak-anak lautan. Di bawah bendera usang, penghuni muara terjebak dalam mimpi berbangsa yang hilang. Tiang penyangga rumah dan sekolah menunggu runtuh. Hutan-hutan binasa. Perdebatan tapal batas membuat orang-orang Kuala harus bertahan di antara aliran limbah. Simbol paling benderang tentang harapan hanya ada pada bocah-bocah muara yang hilir mudik menuju sekolah terapung dengan tangan-tangan guru relawan yang gemetar memeluknya.
Criticism on modern Indonesian literatures.
None
Sejak puisi esai ditulis Denny JA dan diterbitkan dalam buku Atas Nama Cinta, istilah puisi esai pun menjadi perdebatan dimana-mana, terutama di kalangan para penulis. Ada fihak yang menolak dengan keras, ada yang biasa-biasa saja, dan ada yang menyambut dengan gem- bira. Alasan penolakan puisi esai bermacam-macam. Tapi, yang paling ramai adalah alasan bahwa puisi adalah puisi dan esai adalah esai. Tidak bisa kedua hal itu disatukan atau dikawinkan. Buku puisi esai yang terbit menyusul terbitnya buku Atas Nama Cinta karya Denny JA adalah buku kumpulan puisi esai yang ditulis oleh para penulis dan intelektual yang bukan penyair. Penulis yang tidak pernah membayangkan bahwa mereka bisa dan boleh menulis puisi. CerahBudayaIndonesia
Seri Puisi Esai Indonesia Ambon Manise Kisah Sang Penantang Baduy Dan Tanah Luruh Benteng Lentera Pasundan Bahana Bumi Antasari Luka Zamrud Khatulistiwa Balada Ibu Kota Mantra Laut Mandar Di Balik Lipatan Waktu Menggugat Alam, Mengejar Sunyi Di Gerbang Stasiun Penghabisan Merisik Jalan Ke Percut Gaung Moluku Kie Raha Nyayian Perimping Gema Hati Mongondow Palu Gemuruh Laut Timur Penyelam Dari Padang Hitam Genderang Bumi Rafflesia Raja Alam Barajo Ironi Tanah Pungkat Di Lambung Langit Renjana Khatulistiwa Jejak Jerit Di Tambun Bungai Serambi Madinah Jiwa-Jiwa Yang Resah Serat Sekar Tanjung Kepak Cendrawasih Sergam Kesaksian Bumi Anoa Sisa Amuk Kidung Kelam Suara-Suara Yang Terbungkam Kidung Ta...
Seri Puisi Esai Indonesia Ambon Manise Kisah Sang Penantang Baduy Dan Tanah Luruh Benteng Lentera Pasundan Bahana Bumi Antasari Luka Zamrud Khatulistiwa Balada Ibu Kota Mantra Laut Mandar Di Balik Lipatan Waktu Menggugat Alam, Mengejar Sunyi Di Gerbang Stasiun Penghabisan Merisik Jalan Ke Percut Gaung Moluku Kie Raha Nyayian Perimping Gema Hati Mongondow Palu Gemuruh Laut Timur Penyelam Dari Padang Hitam Genderang Bumi Rafflesia Raja Alam Barajo Ironi Tanah Pungkat Di Lambung Langit Renjana Khatulistiwa Jejak Jerit Di Tambun Bungai Serambi Madinah Jiwa-Jiwa Yang Resah Serat Sekar Tanjung Kepak Cendrawasih Sergam Kesaksian Bumi Anoa Sisa Amuk Kidung Kelam Suara-Suara Yang Terbungkam Kidung Ta...
Jika Anda tak punya air mata, sebaiknya Anda tidak membaca buku ini! Yaitu sebuah buku Kumpulan Puisi Karya Wisnu Pamungkas yang membelah perasaan siapa pun yang membacanya. Frasa dan fragmen yang dipilih Wisnu adalah kristalisasi dari kehidupan di sekitar kita yang getir, tetapi juga indah untuk abadikan. Buku ini penuh adegan, emosi dan personafikasi kunang-kunang yang sinis, tragis sekaligus bikin sakit hati. Judul: Seringai Kunang-kunang Penulis: Wisnu Pamungkas Epilog: Abizai Penerbit: Allsysmedia Cetakan: Pertama,April 2022 ISBN: 978-623-97544-6-4
Karya sastra yang baik tidak hanya menghadirkan keindahan bentuk tetapi juga keelokan makna. Kehadiran aspek estetika seharusnya diimbangi dengan aspek etika. Pengutamaan aspek estetika saja justru akan menjauhkan sastra dari pembacanya. Sebaliknya, pengutamaan aspek etika saja akan menghilangkan esensi karya sastra sebagai bentuk seni. Aspek etika dalam karya sastra berkaitan dengan pengungkapan kepincangan-kepincangan sosial, problematika kehidupan manusia dengan kompleksitas permasalahan, serta pengungkapan nilai-nilai kehidupan tertentu.