You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Allah senantiasa menganugerahkan banyak hal kepada makhluk-Nya yang bernama perempuan (baca: ibu). Salah satu anugerah itu adalah kekuatan dalam menjaga keseimbangan antara menebarkan kasih sayang kepada suami, anak-anak, dan kepada orang di sekelilingnya. Semakin dinamisnya dunia juga membuat “kekuatan” para ibu diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk dunia profesi. Maka, tampillah ibu sebagai guru, dosen, dokter, ahli teknik, wartawan, hingga sebagai manajer dan anggota dewan. Peran seorang ibu yang sudah beragam, bertambah lagi sebagai ibu bekerja (working mother). Multiperan ini tentu memerlukan “kekuatan” tersendiri. Dan kisah-kisah dalam buku ini akan lebih menguatkan peran para ibu. Kisah-kisah yang penuh makna, perjuangan dan pengorbanan, serta akan menginspirasi, tak hanya Anda para ibu bekerja, tapi juga semua ibu. Sebab, pada dasarnya semua ibu adalah ibu bekerja.
None
None
None
None
None
Buku ini merupakan media muhasabah bagi muslimah. Untuk yang sudah menikah, maka Muhasabah Cinta adalah obat untuk menelusuri cinta yang mungkin sempat pudar, atau setetes embun bagi harumnya bunga pernikahan. Bagi yang belum menikah, akan memperbaiki persepsi dan memberikan kesiapan yang lebih baik untuk menyambut pernikahan, menjadi istri dan ibu. Dilengkapi: - Tips "sersan" menghadapi berbagai karakter suami bagi istri shalihat. - Tips menemukan suami pilihan bagi muslimah lajang. - Panduan menikah: memperbaiki niat, memilih suami pilihan, menjadi ibu, dan lain-lain. - Lembar Muhasabah [Mizan, Lingkar, Pena, Referensi, Agama]
Puji syukur kupanjatkan kepada Allah Tuhanku, Tuhan semesta alam, dan shalawat kepada Nabiku, Nabi junjungan alam Nabi Muhammad SAW. Buku ini kupersembahkan pada suamiku yang sedang berulang tahun yang ke- 46. Puswadi, S.Pd. Kepada anak-anakku, M. Fatah Daffa yang berulang tahun ke-17 dan Atha Alwafa Balkis, ulang tahunnya yang ke-15. Bungsuku, M. Ziyad Bayanuhu yang ke-11. Terimakasih atas begitu banyak cinta yang kalian hadirkan dalam hidupku. Untuk seluruh keluargaku, Damanik Family dan Keluarga besar Suamiku, terimakasih atas semua dukungan dan kasih sayangnya. Tanah Putih, 18 September 2019
Tak terasa sudah dua puluh tahun era reformasi bergulir yang ditandai mundurnya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998. Banyak yang sudah dicapai, tetapi sulit dibantah, tidak sedikit kegagalan dalam mewujudkan Indonesia yang lebih mandiri, bermartabat, adil, dan sejahtera. Korupsi yang marak, menguatnya politik identitas dan politisasi SARA, lemahnya penegakan hukum dan HAM, merosotnya komitmen ber-Pancasila, dan absennya visi kebangsaan para elite politik, saling berkelindan di tengah kebanggaan semu sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia sesudah India dan Amerika Serikat. Alih-alih menikmati demokrasi substansial yang terkonsolidasi, bangsa kita justru masih terperangkap praktik demokrasi elektoral dan elitis yang bersifat prosedural. Buku ini menimbang pencapaian reformasi di Indonesia pasca-Orde Baru. Ada empat kelompok tema yang ditimbang oleh para penulis yang seluruhnya merupakan peneliti pada Pusat Penelitian Politik LIPI, yakni: (1) pencapaian reformasi menuju sistem demokrasi; (2) reformasi sistem perwakilan, pemilu, dan kepartaian; (3) reformasi sektor keamanan; dan (4) reformasi hubungan pusat-daerah, desentralisasi dan politik lokal.
None