You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Sebuah rute—mungkin melingkar Sirkuit dalam rimba atau peta yang tak terbaca Hanya pada mulanya, hanya pada mulanya Dua hulu sungai, dua serpih awan, dua mata angin Dua yang terpisah oleh jarak kemudian menemu saat Dua mata yang memandang lurus dan sakti * Kami berdua—Jauza Imani dan Kurnia Effendi—menuliskan sejumlah puisi dengan rujukan mantra yang disiarkan setiap malam sejak April hingga Desember 2020 melalui akun Facebook Jauza Imani. Kami menyebut quote—yang kadang panjang kadang pendek—itu sebagai mantra karena dua hal: 1. Disusun mirip doa dan harapan sederhana; 2. Memberikan sugesti untuk selalu bersemangat mencipta dari hari ke hari. Nah, kenyataannya memang demikian. Kam...
Inilah sebuah kumpulan cerpen menarik karya salah seorang pengarang Indonesia terkemuka saat ini. Cerpen-cerpen Kurnia Effendi memukau tak hanya dengan kekuatan diksi yang acap liris membius, tapi juga dengan intensitas yang terjaga. Dalam kumpulan ini, pem-baca akan menangkap nuansa magis selain aroma cinta yang melekat sebagai ciri karya-karyanya selama ini. Buku ini adalah penanda usia setengah abad pengarangnya yang sekaligus menunjukkan ke-matangan seorang pendongeng setia. "Membaca cerita dalam buku ini seperti membaca hidup kita sendiri. Kita seperti dirayu dan juga merayu. Tanpa kebencian atau dengki. Full of wisdom. Diterbitkan oleh penerbit Serambi Ilmu Semesta" (Serambi Group)
Kami memiliki cerita, ketika zaman masih mesra dengan surat pos, dahulu Kami memiliki kidung, ketika ayah dan ibumu masih berpacaran, dahulu Kami pun memiliki romansa, ketika musim gugur telah usai, dahulu dan kini . bersama kenangan yang tak lekang, ia tetap abadi dalam lembaran kertas penuh nostalgia .
None
Papaku sudah meninggal saat aku berusia 11 tahun. Tetapi, aku memiliki seorang Mama luar biasa yang sangat menyayangiku. Aku sadar aku memiliki kekurangan, tetapi aku juga punya kelebihan. Aku memang lemah di satu sisi, tetapi kuat di sisi lain. Aku anak yang selalu bahagia, dan senantiasa bersyukur atas segala anugerah Tuhan dalam hidupku. Melalui buku ini, aku ingin berbagi cerita dan kebahagiaan kepada kalian semua. Karena, ternyata benar, jika kita menginginkan sesuatu dan berusaha menggapainya, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Dan, jika aku saja bisa begitu, mengapa kalian tidak? [Mizan, Hikmah, Inspirasi, Motivasi, Indonesia]
I don’t write a lot of short stories. It can be said, short stories in this collection are stories that I consider to be successful. I write to them with satisfaction. The "success" I mean is not just a success published in the media or won an award, but also the success of producing the creativity and sharpening the writing skills that I am trying to make. Maybe the techniques that I used are not new techniques, but I have considered the success of applying these techniques as a success in itself. The desire to collect written works have actually been hidden for a long time. However, a strong motivation only emerged when some of the short stories published here were chosen as nominees for...
Beasiswa unggulan dari Kemendikbud RI dan fasilitas teknis dari Komite Buku Nasional (KBN) menjadi ihwal, sehingga residensi penulis dua bulan di Belanda (Juli dan Agustus 2017) adalah berkah bagi saya. Di Negeri Kincir Angin itu saya tak semata melakukan riset dan napak tilas jejak Raden Saleh—sebagai peranti untuk menyelesaikan sebuah novel berlatar sejarah yang saya tulis bersama Iksaka Banu—melainkan juga mengeruk secara rakus apa pun yang berpotensi menjadi sebuah pengalaman batin bernilai, berharga, bermanfaat. Satu di antara oleh-oleh yang kemudian lahir dan berwujud adalah kumpulan puisi ini. Saya mengunjungi sejumlah kota, selain Leiden sebagai tempat tinggal, karena Raden Saleh juga tinggal di Jerman, Prancis, dan singgah di Belgia, maka saya pun mampir dalam skala “kelebat” di Brussel, Brugge, Paris, dan Coburg (Dresden). Saya memasuki beberapa museum (hanya lima persen dari jumlah yang ada di Holland), selain mesti berpacu dengan waktu: meminjam buku-buku di Bibliotheek-universiteit Leiden.
Raden Saleh masih terlalu muda ketika dipisahkan dari keluarganya di Terbaya, Semarang, menjelang berakhirnya Perang Jawa. Kegeniusan dan tangan dinginnya dalam mengayunkan kuas tercium oleh para pejabat kolonial sehingga dia dikirim ribuan mil jauhnya menuju Belanda, sebuah negeri yang selama ini hanya didengarnya lewat cerita para kaum terpelajar Jawa. Terbukti dia mampu melukis bukan hanya sejarah dirinya yang gemerlap, melainkan juga wajah dan peristiwa zaman Romantis di Eropa. Bertahun hidup di tanah seberang, sang Pangeran justru merasa asing di tanah kelahirannya. Namun, tetap saja panggilan darah sebagai bangsa Jawa tidak dapat disembunyikannya di atas kanvas. Ditambah kegetiran yang...
Seratus hari tak serta merta menghapus luka itu. Sedu sedan masih terdengar di bilik hati masing-masing. Getaran gempa masih terjadi sesekali. Negeri ini, setelah Aceh dan Nias, masih menyimpan nyeri. Setelah Jogjakarta, bahkan kemudian Pangandaran dan Cilacap juga dicium tsunami. Satu demi satu reruntuhan perlu ditata kembali. Dengan jiwa yang perlahan bangkit lagi. Kita yang dekat maupun jauh dari ukuran jarak, terus berusaha mengobati. Diantaranya dengan cara MENULIS PUISI. [Bentang, Puisi, Indonesia]
BAB SATU: RENANING DALEM Keluarga, Relijiusitasdan Pendidikan Albert Herwanta O’Carm – Bambang Ismawan – Daoeni Andajani – Indraty Hadinata – Artha Peto Sinamo –BS Mardiatmadja SJ – Sudargo – Christine Rudy – Dharmadi – Dede Oetomo – FA Warto Kiyanto – Franz Dahler – Giyono Kwari – Harry Tjan Silalahi – Hendra & Mekky Pranaya – Henri Supriyanto – Hisashi Uno – Janet Steele – Johansyah Riza – Maria Elvire Sundah – Mariana Warokka – Medy Loekito – Meutia Hatta Swasono – Parakitri T. Simbolon – Stefanus Djuweng – Soeparmo –Sri Hastanto – Sukirman – Sumardi – Suryo W. Prawiroatmodjo – Susann Suryanto – Susanto Zuhdi – Susianna Dar...