You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Dalam konteks Indonesia, mengantarkan kaum muda muslim dengan kesiapan untuk menghadapi berbagai tantangan masa depan yang semakin kompleks, terlebih di tengah masyarakat Indonesia yang sangat plural adalah satu keniscayaan. Keragaman suku, budaya, agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia mensyaratkan satu kesadaran akan adanya eksistensi “yang lain” yang berbeda. Selanjutnya kesadaran ini menuntut hadirnya sikap terbuka, menerima dan toleran terhadap berbagai keragaman tersebut. Tepat sekali jika para pendiri bangsa ini menjadikan Bhinneka Tunggal Ika menjadi salah satu semboyan dan identitas negara ini. Kesadaran untuk hidup dengan beragam perbedaan ini perlu diingatkan kembali di tengah masyarakat Indonesia saat ini terutama di kalangan milenial yang tidak terlibat secara langsung dalam hiruk pikuk dan wacana lahir dan berdirinya negeri ini.
This Book Is A Tribute To Zia-Ul-Haq By Renowned Scholars, Statesmen, Politicians, Journalists And Eminent Men. Wihtout Dustjacket.
None
After the Second World War, in the 1950s and beyond, we embraced revolutionary emancipation of women, among other things, which led to an unprecedented sexual and cultural revolution, especially in the West. We discarded some of the old ways of doing things, and we opened the door to a brand-new and modern civilization in the 1960s, 1970s, and early 1980s. The sexual and cultural revolution led us to secularism, which challenged many draconian mores, including those in Muslim countries such as Pakistan, Malaysia, Turkey, Iran, Tunisia, and Morocco. That was when I published one of my books, Sociology of Religion: Changing Conceptions in the Structure of Islam. However, in relatively recent t...
Pentingnya moderasi beragama sangat disadari oleh pemerintah dalam mengelola iklim bermasyarakat di Indonesia yang plural, dengan begitu banyan serta memiliki banyak perbedaan dan keberagaman, dari suku, etnis, agama, dan budaya. Kemajemukan merupakan kunci pemicu konflik atas nama perbedaan yang sangat mudah dipantik menjadi konflik berbasis kekerasan, termasuk mengarahkan pemikiran radikalisme ke arah ekstremisme kekerasan. Untuk itu, buku ini dapat memberikan gambaran real tentang tanggapan pihak perempuan, terutama perempuan penyuluh agama Islam, terhadap moderasi beragama tersebut.
Berikut ini adalah artikel-artikel yang ada pada Jurnal Iman dan Spiritualitas, Vol 1, No 4, 2021.
This unique text provides comprehensive coverage of betalains, outlining the specific makeup and uses of this plant. The chapters provide deep insight into the biosynthesis, structures, pharmacokinetics, stability, extraction, health benefits and occurrence in nature of betalains. As the first major reference work to focus specifically on betalains, this book serves as an important reference for any researcher looking for insights into the use of betalains as functional foods, food coloring agents, and nutraceuticals. Betalains: Biomolecular Aspects outlines the chemical structure of betalains, including their occurrence in nature. The utilization of of these plants as natural color in food ...
Buku ini bertujuan untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan pada masyarakat tentang isu-isu dalam toleransi dan pluralisme. Untuk tujuan tersebut pembahasan mengenai doktrin-doktrin dari agama dan pemikiran untuk toleransi dan perdamaian. Kemudian buku ini pun menggali upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengaplikasikan ide-ide tersebut pada tataran kehidupan sosial di masyarakat. Demikian karena buku ini merupakan modul dari Program Studi Doktor Studi Agama-Agama untuk kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Buku ini bertujuan untuk membahas faktor yang melatarbelakangi terjadinya prasangka agama dan etnis khususnya oleh kelompok agama dan suku mayoritas di Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan proses pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Penelitian ini diperoleh temuan bahwa prasangka agama dan etnis di Jawa Barat dilakukan oleh segelintir orang dari kelompok mayoritas Islam dan suku Sunda terhadap kelompok minoritas Katolik dan etnis lain non-pribumi. Latar belakang terjadinya prasangka agama diawali oleh faktor individual pemeluk agama yang melahirkan sentimen anti agama non-mayoritas dan didukung fanatisme atas klaim kebenaran agama sendiri.