You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
As an annual event, 1st Bukittinggi International Conference on Education (BICED) 2019 continued the agenda to bring together researcher, academics, experts and professionals in examining selected theme by applying multidisciplinary approaches. In 2019, IAIN Bukittinggi successfully held this event for the first time in 17-18 October at Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, West Sumatera, Indonesia. There were 64 papers presented during 2 days at the conference from any kind of stakeholders related with Education, Information Technology, and Mathemathics. Each contributed paper was refereed before being accepted for publication. The double-blind peer reviewed was used in the paper selection. From all papers submitted, there were 38 papers were accepted successfully for publication based on their area of interest, relevance, research by applying multidisciplinary.
Buku ini mengkaji tentang Fiqh Neurostorytelling, tradisi lisan pengajaran Fatḥ al-Mu‘īn di Banten. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model pembelajaran dan pengajaran Kitab Fatḥ al-Mu‘īn di Pondok Pesantren Darul Ahkam Serang Banten dan menggali informasi pola tradisi lisan dan langkah-langkah pengajaran kitab Fatḥ al-Mu‘īn di Pondok Pesantren Darul Ahkam Serang Banten, serta menelusuri kelebihan dan kekurangannya. Penelitian ini membuktikan bahwa pengajaran kitab Fatḥ al-Mu‘īn dengan media kisah saintifik (surah/storytelling) terdapat sebuah transformasi pemaknaan teks ke dalam konteks melaluidaya imajinasi pengajar, karena setiap permasalahan dalam kitab diilustrasikan dan disususn secara kronologis menjadi sebuah cerita. Pengajaran dengan media ini akan efektif jika menggunakan pola komposisi teks, transmisi teks dan penampilan. Kisah penghantar teks dapat menguatkan daya imajinasi, dan dapat menyampaikan dengan mudah esensi teks melalui amanat cerita. Penelitian ini memunculkan istilah Kisah Saintifik Fikih (Neurostorytelling of Fikih) dalam pengajaran yang dapat diadopsi oleh kalangan pondok pesantren secara umum.
Di Indonesia, negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, madrasah seperti halnya juga pondok pesantren memiliki peran yang tidak bisa diabaikan hingga kini. Secara historis, madrasah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang lahir dari kesadaran kritis kalangan umat Islam di awal abad ke-20M. Kesadaran kritis tentang ketertinggalan umat Islam Tanah Air di tengah cengkeraman kuat kolonialisme Belanda dan ketatnya penetrasi zending Kristen melahirkan madrasah sebagai lembaga penting pembangunan kehidupan umat Islam.ÊNamun dalam perkembangannya, madrasah menemukan beragam tantangan yang tidak sedikit. Mulai dari dinamika keilmuan yang menuntutnya mempertahankan sikap adaptif atas ...
Perjalanan pendidikan dalam mengawal kehidupan manusia agar sukses dalam menjalani kehidupannya sudah berlangsung sejak manusia ada di muka bumi. Perubahan zaman yang terjadi di mana manusia harus siap menghadapinya, telah pula direspons secara positif dan konkret oleh pendidikan. Sejak terjadinya revolusi pertama yang ditandai dengan ditemukannya mesin uap; revolusi kedua yang ditandai dengan ditemukannya listrik; revolusi ketiga yang ditandai dengan ditemukannya elektronik; dan revolusi keempat yang ditandai dengan ditemukannya teknologi informasi yang berbasis digital, pendidikan selalu hadir mendampingi manusia. Era teknologi informasi digital pada revolusi keempat ini telah menimbulkan tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan tantangan yang ada pada era revolusi sebelumnya. Timbulnya disruption (kekacaubalauan), dislocation (ketidakjelasan tempat berpijak), disorientation (ketidakjelasan arah yang dituju), serta berbagai persaingan hidup lainnya yang berlangsung demikian cepat merupakan bagian dari persoalan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan, tak terkecuali pendidikan islam. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup
Potensi penelitian di Indonesia menyebar di berbagai lembaga, baik di lembaga kementerian maupun nonkementerian. Dan, salah satu potensi yang paling menarik adalah perguruan tinggi, karena di sanalah tempat para dosen berkecimpung. Dosen, sejatinya adalah ilmuwan yang mengajar. Dengan demikian, tugas utama mereka, selain mengajar, adalah melahirkan dan mengembangkan teori-teori ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologinya. Tugas penelitian perguruan tinggi tidak sekadar menemukan teknologi baru, tetapi juga mempersiapkan berbagai institusi pendukung perubahan-perubahan sosial, seperti pengembangan sikap multikulturalisme, toleransi, dan sikap kreatif, inovatif, dan kolaboratif dalam rangka...
Melalui penelitian ini, penulis mendapatkan dua kesimpulan pokok. Pertama, bahwa formasi nalar internasionalisasi tumbuh bersamaan dengan transformasi sosial menuju masyarakat pasca-industri. Dengan demikian logika perumusan, kelahiran, model evaluasi dan pengembangannya didasarkan pada arus industrialisasi global. Hal itu bisa ditengarai dari isu yang mengemuka adalah peningkatan kualitas pendidikan, sebagai upaya untuk 1) memenuhi kebutuhan modernitas; 2) mengejar ketertinggalan dalam pertumbuhan industri; 3) meningkatkan daya saing dengan negara-negara berkembang-maju lainnya. Dalam rangka itu, pemerintah memiliki peran signifikan melalui regulasi serupa keterlibatan dalam OECD, PISA, pen...
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesenjangan antara fakta historis periwayat perempuan dan kajian/penelitian yang membahasnya. Fakta historis menunjukkan bahwa para periwayat perempuan memiliki kontribusipenting dalam periwayatan hadis. Namun secara kajian belum banyak yang mengangkatnya ke permukaan. Sejauh ini kajian yang ada baru terbatas pada ‘Âisyah bint Abû Bakar. Padahal para periwayat perempuan lainnya juga memiliki peran yang besar, di antaranya Ummu Salamah. Ummu Salamah termasuk istri Nabi SAW. yang semasa hidupnya memiliki interaksi intens dengan Nabi SAW., ia juga dikenal sebagai perempuan yang cerdas dan kritis. Selain itu, Ummu Salamah juga menjadi rujukan para sahabat...
RESENSI BUKU Kesadaran akan ketidaksempurnaan manusia menjadi cikal bakal penulisan buku ini. Penulis berupaya merangkai dan menjadikan butiran-butiran jejak diksi kehidupan hingga berwujud goresan cinta sejati dalam pengabdiannya sebagai hamba Tuhan. Namun, wujud diksi tersebut bersuratan, dibaca tidak semata dinilai dengan kacamata formalisasi semata. Berdasarkan kalkulasi standarisasi kehidupan yang materialistis dan hanya dalam dimensi “kacamata kuda” yang berorientasi pada kadar karakter hedonisme atau bergaya mamonisme dunia inderawi saja, dan sungguh fatamorgana. Dimensi kehidupan demikian, hanya semata-mata merasa fantastik secara kasat mata saja. Hal itu sungguh sangatlah tidak ...
Buku ini mendiskusikan tentang kemandirian dan kewirausahaan di pesantren. Sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua dan legacy yang dimiliki Indonesia. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki karakteristik khas nusantara. Dinamika perkembangannya memuat daya tarik tersendiri untuk dikaji. Pesantren juga dikenal sebagai institusi pendidikan yang bisa survive dalam berbagai arus perkembangan zaman, dan terus bertransformasi hingga saat ini. Oleh karena itu, pesantren disebut sebagai lembaga pendidikan Islam yang terus bergerak secara dinamis. menghadapi berbagai fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia dalam menyongsong era digital. Studi tentang kemandirian dan kewirausahaan di lembaga pendidikan telah banyak dilakukan. Terlepas dari lembaga pendidikan formal, nonformal atau informal dengan berbagai perspektif yang ditawarkan dalam studi-studi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa institusi pendidikan tersebut memberikan kontribusi yang besar dalam memainkan peranan sesuai dengan karakteristiknya dalam proses penanaman nilai-nilai kemandirian dan kewirausahaan kepada generasi mendatang.
Islam hubungannya dengan sains modern kini seolah tak berkesesuaian. Paling tidak, jika dilihat dari pandangan sebagian tokoh penting sains di Barat modern. Misalnya Karl Marx dalam sosiologi atau Sigmund Freud dalam psikologi. Bahkan, Newton sebagai pendiri ilmu alam modern menolak menarik realitas fisika pada sebab yang jauh (Tuhan). Juga kaum atheis Barat, terutama yang militan yang menolak agama secara sarkastik dan melihat agama sebagai musuh. Islam dan sains modern juga seolah tak berkesesuaian, jika yang dirujuk realitas dunia Islam saat ini. Dalam masyarakat Muslim modern di dunia juga tidak banyak kaum Muslim yang menjadi tokoh ilmu modern yang diakui dunia, meski ada tokoh seperti ...