You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Anti-Im! Anti-Im! Day One, revives an ancient art form, the parable, to weave a modern mystery in four parts. At the heart of the mystery that unites artificial intelligence, genetic warfare and genocide into an entirely plausible context is 15-year-old Nicole Dee Showalter, a biracial girl from a small southern town, a nobody until she becomes the active carrier of a contagious disease that modifies the human genome. She is now on trial for a capital crime she allegedly committed when she was a teen. Four years beyond 15, she is in her 40s, aging quickly from her infection and fighting not just for her life but for the lives of countless humans who carry the latent germ she circulated. The parable is full of dark moments and sayings told in a well-lit courtroom. Day One is the first installment of four.
Binar menemukan cinta pertamanya saat SMA pada pria yang membantunya mengobati jerawat yang begitu banyak di wajah Binar. Namun saat wajah Binar sudah bersih, pria itu menghilang bertahun-tahun lamanya. Hingga suatu ketika Binar dikenalkan pada seorang ustadz yang mengajaknya menikah. Sang suami berusaha memenangkan hati Binar dan ketika cinta itu sudah hadir di kehidupan rumah tangga mereka, cinta pertama Binar hadir kembali. Bagaimanakah Binar menghadapi itu semua? Akankah takdir mempersatukan mereka?
Mencintai, dicintai fitrah manusia. Jika cinta kepada lawan jenis datang, maka bersyukurlah, Karena itu menandakan kita normal sebagai manusia. Tapi cinta itu harus dipelihara, dengan iman. Jangan sampai cinta itu hanya sebatas nafsu belaka. ●●● Sarah adalah anak panti, bunda menemukan Sarah di tepian jalan ketika masih bayi. Entah buah cinta siapa, yang jelas Sarah sudah tidak peduli dan tak ingin tau siapa kedua orangtuanya. Sarah dibesarkan bunda dengan penuh kasih sayang dan dibekali ilmu agama yang kuat. Sehingga Sarah tumbuh menjadi wanita shalihah yang berakhlak baik. Tak disangka, cinta menyapanya di sebuah bus. Dia baru merasakan getaran cinta di usianya yang ke 22 tahun. Susah baginya untuk bisa begaul dengan lawan jenis. Tapi pertemuan dengan Zulfa yang hanya satu jam itu, mengantarkan sebuah rasa pada hati Sarah, yaitu rasa cinta. Cinta itu berbalas, tapi tempat dan waktu memisahkan mereka. Tuhan telah mencatat jodoh Sarah adalah laki-laki lain.
Masterarbeit aus dem Jahr 2017 im Fachbereich Germanistik - Literaturgeschichte, Epochen, Note: 1,7, Technische Universität Dortmund (Germanistik), Sprache: Deutsch, Abstract: Zwischen dem Erscheinen der beiden Romane „Der Gehülfe“ von Robert Walser, erschienen 1908, und „Der Trafikant“ von Robert Seethaler, erschienen 2012, liegen etwa 100 Jahre Zeitgeschichte. In diesem Zeitraum hat sich die Beziehung zwischen Vernunft und Gesellschaft – durch gesellschaftliche Veränderungen im Allgemeinen und das dritte Reich im Besonderen – deutlich verändert. Neben sprachlichen Besonderheiten und Besonderheiten der Beziehung zwischen Fiktion, historischer Realität und biographischer Rea...
Menjalin cinta dengan lelaki yang seakan sempurna tidak selamanya membawa kebahagiaan bagi Dara. Ketika hubungan itu semakin serius, ia memergoki sang kekasih yang ternyata memiliki hubungan sesama jenis. Dara memberi waktu pada calon suaminya untuk insaf, tetapi kenyataan berkata lain sang calon suami justru semakin dekat dengan pasangan sesama jenisnya. Akankah Dara meraih bahagia?
Gegenstand dieser Untersuchung ist das Motiv des gesellschaftlichen Aussenseiters in der sozialkritischen anglo-amerikanischen Zukunftsliteratur des 20. Jahrhunderts. Durch eine Kombination von textsoziologischen, werkimmanenten und rezeptionstheoretischen Analyseansätzen werden die sozio-politischen, die darstellungstechnischen und die wirkungsästhetischen Aspekte des Aussenseitermotivs bestimmt.
Mentari, gadis dengan kelainan kleptomania. Berkali kali ia melakukan aksinya tak pernah ketahuan, rasa mendebarkan itu menjadi candu bagi Mentari. Suatu saat ia melancarkan aksinya pada sahabatnya sendiri dan tertangkap basah! Bagimanakah Mentari menjalani hari-harinya? Akankah ia sembuh dari kelainan yang ia derita?