You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
This book offers an informative and humorous deep dive into the future of the toilet - from creative uses for harvested "biosolids," to the bold engineers dedicated to bringing safe sanitation to the billions of people worldwide living without it.
This book originates from the 2017 edition of the multidisciplinary Modern Heavy Metal Conference, organised in Helsinki, Finland. This collection of seven scholarly essays explores local scenes and identities within heavy metal music from multiple angles, covering a variety of different countries and metal sub-genres from Finland to Indonesia, and from black metal to metalcore. The essays here lay various theoretical perspectives and incorporate vivid examples with metal bands and scenes from all over the world. By exploring themes and discourses that are central to both research and practice, this book appeals to a versatile global readership. It serves the wide academic communities of metal music and popular music studies as well as of many other streams within cultural and social studies. This book also provides the large and active global community of heavy metal fans with a highly interesting package of genre information and country perspectives.
Spanning six continents—Europe, Australia, Africa, Asia, North America, and South America—this edited collection offers a comparative, transnational study of Holocaust and human rights museums that foregrounds the overlapping and often contested work these institutions do in narrating and memorializing histories of genocide and human rights abuses for a public audience. Museums that link the Holocaust with social justice, human rights, and genocide prevention have been founded in many countries—for example, the Kazerne Dossin Memorial Museum in Belgium, the Anne Frank House in the Netherlands, and the Johannesburg Holocaust and Genocide Centre in South Africa—making Holocaust and hum...
"""BUKU INI KEREN! Sejak ada buku ini, gue gak perlu buku Motivation & Self-Help yang lain lagi! Dennis Adhiswara @OmDennis, Produser dan Pekerja film B.T.D.T.G.T.T.S. menuntaskan kehausan saya terhadap activity book untuk anak muda dan dewasa yang dibuat oleh orang Indonesia. Sebagian besar dari kita mengasosiasikan kebahagiaan dengan uang dan pencapaian. Padahal, ada begitu banyak hal kecil dunia ini yang bisa membuat kita senang dan bisa didapatkan secara cuma- cuma! B.T.D.T.G.T.T.S. mengingatkan saya bahwa ada begitu banyak hal tidak penting yang penting untuk dilakukan, semata-mata untuk membuat kita merasa hidup, sehidup-hidupnya. Carpe diem! Alanda Kariza @AlandaKariza, Penulis dan Fo...
Pangeran Bahagia, salah satu kisah di dalam buku ini, bercerita tentang persahabatan sebuah patung logam bersepuh emas dan bertakhtakan permata di ujung pedang dan kedua matanya dengan seekor burung walet kesepian yang berusaha menyusul kumpulannya bermigrasi ke negeri piramida. Sang pangeran, dari waktu ke waktu menyaksikan kehidupan kota; kemeriahan dan kesunyiannya, kebahagiaan dan penderitaan para penduduknya. Bersama sang burung, keduanya memberikan pertolongan kepada orang-orang yang dilanda kesusahan dan penderitaan. Meskipun terkesan seperti dongeng anak-anak, sebenarnya cerita-cerita Wilde yang terkumpul dalam buku ini berbicara mengenai kemanusiaan secara umum, tentang kebaikan budi, persahabatan, pengorbanan, keindahan, kasih sayang, dan cinta.Inilah sebuah buku mengasyikkan yang sangat layak dibaca oleh siapa saja. Diterbitkan oleh Penerbit Serambi Ilmu Semesta (Serambi Group)
None
“Buku ini sangat informatif dan bisa mengundang diskusi yang menarik.” —Melani Budianta, kritikus sastra dan guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia “Panduan praktis bagi peminat sastra di tanah air.” —Yusi Avianto Pareanom, sastrawan pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa, Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta “Sangat bermanfaat. Akan sangat banyak pegiat sastra berutang budi pada buku ini karena menjadi sumber rujukan yang praktis dan memadai.” —Kurnia Effendi, sastrawan “Bagus sekali. Pengetahuan saya diperkaya.” —Hawe Setiawan, kolumnis dan budayawan, pengajar di Universitas Pasundan “Sebuah ‘kerja iman’ yang tekun dan berharga.” —Ahmad B...
Surprise has always been an element of warfare, but the return of great power competition—and the high-level threat that it poses—gives urgency to thinking about surprise now. Because the future is highly uncertain, and great powers have not fought each other for over 70 years, surprise is highly likely in a future great power conflict. This study, therefore, examines potential surprises in a great power conflict, particularly in a conflict’s initial stages when the interaction of adversaries’ technologies, prewar plans, and military doctrines first becomes manifest. It is not an attempt to project the future. Rather, it seeks to do the opposite: explore the range of possible future conflicts to see where surprises might lurk.
Buku ini muncul sebagai reaksi akademisi terhadap kriminalisasi minuman beralkohol—yang di dalamnya termasuk minuman beralkohol tradisional—serta perilaku mengonsumsi minuman beralkohol di Indonesia. Buku ini menghadirkan pemikiran ilmiah dari kacamata Antropologi tentang budaya minum yang dimiliki oleh berbagai sukubangsa di Indonesia sejak zaman dahulu kala. Argumentasi-argumentasi ilmiah berlandaskan fakta serta berbagai hasil penelitian yang dilakukan penulis, menjadi kekuatan dari isi buku ini. Buku ini sekaligus menjawab keingintahuan/ketidaktahuan masyarakat umum dan para pembuat kebijakan—baik lokal maupun nasional—tentang aktivitas budaya yang berlangsung lama dan masih eksis sampai saat ini, yang tidak hanya mengacu pada kebudayaan tradisional tetapi juga agama-agama (non-Islam) yang diakui oleh negara. Dengan membaca buku ini diharapkan para pemimpin lokal dan nasional dapat membuat kebijakan yang komprehensif terkait keberadaan minuman tradisional beralkohol di wilayahnya masing-masing demi kemajuan bangsa Indonesia dan terhindar dari kondisi disintegrasi bangsa.
Digital media are normal. But this was not always true. For a long time, lay discourse, academic exhortations, pop culture narratives, and advocacy groups constructed new Information and communications technologies (ICTs) as exceptional. Whether they were believed to be revolutionary, dangerous, rife with opportunity, or other-worldly, these tools and technologies were framed as extraordinary. But digital media are now mundane, thoroughly embedded - and often unquestioned - in everyday life. Digital ICTs are enmeshed in health and wellness, work and organizations, elections, capital flows, intimate relationships, social movements, and even our own identities. And although the study of these ...