You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Aku ingin begini, ya Allah… Aku ingin begitu, ya Allah… Semoga ada kesempatan untukku, ya Allah… Amin. Kita tentu sering berdoa yang seperti itu, kan? Dan, apakah setiap yang kita inginkan itu terus jadi terwujud dengan satu kali mengusahakannya? Jika ternyata gagal pada satu kali usaha itu, apakah kita mau mencobanya lagi pada kesempatan kedua? Buku inilah jawabannya. Soalnya, di buku ini kamu akan menemukan alasan kenapa mesti berjuang terus di kesempatan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Dan, akhirnya kamu pun bakal berdoa: Ya Allah, beri aku kesempatan untuk mencoba lagi… Amin. “Berikhtiarlah sambil berdoa kepada Allah karena hasil ikhtiarmu tidak di tanganmu, tapi di ‘tangan’ Allah.” —KH. Ahmad Mustofa Bisri, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang.
Perasaan suka antara laki-laki dan wanita merupakan fitrah kemanusiaan yang patut disyukuri. Namun demikian, memilih pasangan tidak bisa dilakukan sembarang. Sebab, pasangan itulah yang akan menjadi mitra setiap dalam membina rumah tangga yang bahagia. Allah Swt. telah memberikan jalan indah bagi manusia untuk saling memadu cinta. Yaitu, melalui pernikahan yang halal. Itu sebabnya, pernikahan sangatlah sakral dan suci. Oleh karena itu, pernikahan hendaknya dilaksanakan secara suci dan didahului dengan niat yang suci pula. Buku ini hadir untuk membantu pembaca menentukan pilihan yang ideal. Pembaca juga akan disuguhi tips-tips jitu merajut rumah tangga yang menenteramkan. Sungguh buku yang layak dibaca.
Dalam catatan sejarah, setidaknya ada tiga orang Indonesia yang pernah menjadi imam Masjidil Haram. Mereka ialah Syekh Junaid al-Batawi, Syekh Nawawi al-Bantani, dan Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Mereka ialah ulama-ulama Nusantara yang menjadi panutan dan memiliki banyak murid. Lebih dari itu, mereka mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam mewarnai khazanah pemikiran Islam, baik berskala nasional maupun internasional. Sayangnya, tak banyak penulis Tanah Air yang sudi menggarap biografi lengkap ketiga tokoh ulama tersebut secara komprehensif. Padahal, informasi seputar mereka sangatlah dibutuhkan oleh generasi muslim milenial. Nah, buku di tangan Anda ini diharapkan dapat membuka jalan bagi mereka untuk mengenal lebih dekat tokoh-tokoh ulama Nusantara berpengaruh tersebut. Ditulis dengan bahasa yang gamblang, buku ini diharapkan dapat memberi sumbangan penting untuk mengetahui bagaimana diskursus ilmu-ilmu Islam itu berkembang dan studi Islam dijalankan oleh ulama al-Jawi di Haramain. Selamat membaca!
Bagi seorang anak, ibu adalah malaikat pertamanya di dunia. Al-Quran yang kaya akan makna telah menyandingkan kata ibu dengan tempat-tempat suci dan mulia seperti Makah dan Lauh Al-Mahfudz. Hal ini sungguh mengundang kekaguman diri pada sosok ibu kita sebenarnya. Betapa mulianya seorang ibu, jika Al-Quran saja meminjam kata ummu dan walidat (ibu) sebagai penunjukan pada tempat-tempat yang mulia. Hal ini mengajak kita untuk merenungkan lebih dalam hikmah yang dapat kita petik dari penggunaan kata ibu itu. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran tidak main-main dengan penggunaan istilah tersebut, yang jelas Al-Quran mengungkapkan keagungan kata ummu sebagaimana penisbatan untuk menyebut...
Dunia saat ini telah telah memasuki masa akhir, ketika akhlak dan keimanan semakin dipertanyakan keberadaannya, sementara serangan globalisasi dan modernisasi terus merongrong yang tak pernah memberikan jeda. Akhlak mulai dilepas, keimanan mulai digadaikan dengan duniawi, terutama anak muda dan kaum remaja yang sudah ditanamkan untuk hidup sekuler, praksis, dan berorientasi keduniaan. Sementara itu, Islam mengajarkan kita untuk hidup dengan mengedepankan adab/akhlak/tatakrama dalam segala sesuatu, termasuk berdoa. Karena disitulah Rasulullah ditugaskan ke dunia ini, tak lain untuk memperbaiki akhlak manusia. Tidaklah aku diutus ke dunia ini kecuali memperbaiki akhlak. (HR. Bukhari). Melihat keadaan itulah buku ini hadir, yang tidak lain untuk memberikan sekelumit pencerahan dan pengarahan secara ringkas kepada anak-anak kita, kaum remaja, dan tak terpungkiri orang dewasa, serta semua kalangan tentunya yang ingin belajar dan menjadikan hidup yang penuh dengan keberkahan lewat adab-adab dan doa-doa.
Buku ini merupakan bagian lain dari tulisan Thoriq Aziz Jayana sebelumnya, yaitu Ketika Ibu Telah Tiada yang diterbitkan oleh Quanta (2016). Pada tulisan kali ini, Thoriq kembali mencurahkan perasaannya saat ditinggal oleh sang ibu ke pangkuan Allah Swt, dengan memandang meninggalnya sang Ibu sebagai bukti cinta Allah kepada ibunya. Di dalamnya sarat dengan kisah-kisah hebat dari sosok ibu mulai dari awal mengandung, melahirkan, mengajar dan mendidik anak-anaknya. Menjadikan ibu sebagai madrasah pertama bagi anak, hingga akhirnya ibu dipanggil Sang Pencipta. Pada fase inilah saat ibu telah tiada- Thoriq memandang betapa kematian tidak selayaknya ditangisi secara terus-menerus, melainkan kematian adalah awal dari kehidupan yang hakiki. Banyak pesan-pesan yang terkandung dalam buku ini dengan selalu memandang segala bentuk masalah yang kita hadapi sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Seandainya Allah mengizinkan manusia bersujud kepada makhluk, maka yang paling pantas disujudi ialah ibu.
Secara sederhana, zikir berarti mengingat Allah, untuk itu kita diperintahkan agar senantiasa berzikir kepada Allah. Sebab hanya dengan mengingat-Nya lah, maka hati akan merasa damai, tenang, dan bahagia sebab diri ini sadar memiliki sandaran hidup. Dan sandaran hidup kita adalah Allah semata. Sebagaimana Allah berfirman: (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar-Ra’d [13]: 28). Demikianlah buku ini hadir untuk memaparkan tentang zikir, keutamaan, bacaan zikir pagi-petang dan sesudah salat fardu, hingga adab-adab dalam berzikir. Tidak ketingalan pula ajakan kepada kita untuk selalu bertaqarrub kepada Allah, semakin mendekat kepada-Nya, semakin cinta kepada-Nya, dan hingga akhirnya kita merenggut manisnya cinta bersama-Nya. Dengan apa? tentunya dengan zikir kepada-Nya.
Buku ini hadir sebagai panduan bagi Anda yang masih belajar dalam ibadah dan bermuamalah. Dengan pembahasan yang komprehensif dan mendetail, buku fikih ini diharapkan dapat membantu Anda dan umat Islam pada umumnya untuk beribadah dan bermuamalah secara benar sesuai tuntunan agama Islam. Persoalan sehari-hari yang dibahas dalam buku Pedoman Fikih Lengkap untuk Persoalan Modern ini meliputi: Thaharah Tata Cara Wudhu Tata Cara Janabah Tata Cara Tayammum Tata Cara Beristinja’ Ibadah Shalat Dalam Islam Macam-macam Shalat Wajib dan Sunnah Macam-Macam Sujud Zikir-zikir yang diamalkan Ibadah Puasa Puasa Wajib dan Sunnah Zakat Haji dan Umrah Menjaga Kesehatan Jasmani dan Rohani Jual-Beli Khiyar Ijarah Qardh, Syirkah Muzara'ah Musyaqah Mudharabah Hibah Sedekah Hadiah Undian Pegadaian Sukuk E-Commerce Trading Forex Riba, dan lain-lain
Salah satu yang wajib kita imani sebagai muslim ialah memercayai dan meyakini akan datangnya hari kiamat, hari kehancuran dunia fana, hari kebangkitan setelah kita mati, dan hari untuk memasuki kehidupan yang kekal. Bukan hanya kitasebagai muslimsaja yang menyakini hal tersebut, akan tetapi semua agama rumpun Abrahamik (agama keturunan Nabi Ibrahim) atau istilah lainnya Agama Langit dan demikian pula Agama Bumi juga menyakini akan hal itu. Kiamat pasti adanya, dan adanya juga pasti. Kapan datangnya, tidak ada seorang pun yang tahu, namun yang pasti hal itu pasti terjadi. Para Rasulhingga para malaikat puntak pernah tahu tentang kepastian kapan terjadinya. Karena mereka hanya ...
Kadang-kadang muncul pertanyaan, Kenapa Allah membuat permisalan semut dan lebah dalam Al-Qur'an? Bahkan hewan yang lebih menjijikkan dari itu, yakni binatang melata. Apakah Allah lupa bahwa manusialah yang sempurna? Ataukah kita yang tergesa-gesa mengira bahwa manusia adalah makhluk yang paripurna?"" Keraguan itu bukan muncul saat ini saja. Sejak turunnya Al-Quran, orang-orang kafi r dan munafi k berusaha mengkritisi Tuhan. Namun, semua itu terjawab sudah dengan kemajuan zaman bahwa ada pesan Tuhan di balik semua permisalan. Allah membuat permisalan seperti semut dan lebah pasti dan pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu. Pasti ada sesuatu yang belum kita ketahui dari mereka, dan kita harus belajar pada mereka. Mari kita ungkap segala keraguan ini untuk memotivasi diri, karena ternyata peradaban kita jauh tertinggal dari peradaban semut dan lebah.