You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Apa yang terlintas dalam pikiranmu tentang orang yang keliling dunia selama setahun penuh? Gimana kalau duitnya nggak cukup? Gimana kalau diculik? Setahun itu, kan, lama banget! Apa nggak takut gempor wara-wiri ke sana kemari? “It's not that hard!” kata Trinity, travel writer terlaris di Indonesia, yang berhasil memenuhi rasa penasarannya berjalan-jalan hingga mencapai 150.000 km, dan berkunjung ke 22 negara di dunia! Dalam satu tahun, menginap di berbagai hostel dan naik bus dengan bermacam kondisi, dipaksa cepat beradaptasi dengan bahasa yang asing di telinga, dan mengatur menu makan sehemat mungkin, tentu bukan perkara yang mudah. Nyatanya, dengan persiapan matang dan tekad yang kuat,...
Dalam edisi terakhir dari seri The Naked Traveler ini, kita melihat perjalanan panjang Trinity menuliskan rekaman perjalanannya menggenapi kunjungan ke-88 negara di dunia. Trinity menumpahkan hal-hal seru, yang bikin senang, kesal, geli, haru, sedih, dan bikin nagih - semua lagi-lagi menularkan virus untuk traveling. Dari perjalanan menyaksikan pesona Iceland yang overrated, menikmati megahnya alam Afganistan dari perbatasaan saat road trip di Asia Tengah, merasakan atmosfer Islam di Iran, menderitanya menjadi traveler difabel, hingga mencoba peruntungan kencan online di Eropa. Simak juga curhatan pembaca setia yang hidupnya berubah setelah membaca seri The Naked Traveler. Kali ini dua di antaranya turut berkontribusi menuliskan pengalaman mereka dalam bab #TNTEffect yang menambah keseruan buku ini. The Naked Traveler is over, but its spirit is immortalized right here, in print, forever. [Mizan Group, Bentang Pustaka, Bfirst, Traveling, Trinity, Luar Negeri, Indonesia]
Trinity, travel writer terlaris Indonesia, berhasil mewujudkan mimpinya jalan-jalan selama 1 tahun penuh! Berbekal paspor hijau, Trinity telah mencapai hampir 150.000 km dan berkunjung ke 22 negara di dunia. Bukan Trinity namanya kalau tidak punya cerita apes bin ajaib selama perjalanan. Saat perjalanannya baru dimulai saja, dia sempat sakit di udara. Namun, The Naked Traveler: 1 Year Round-The-World-Trip ini menuturkan pengalaman lain yang membuka pikiran. Pengalamannya berlanjut dengan menangis di kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz, menginap di penjara tua di Ljulbljana, menemukan surga dunianya di Rio de Janeiro (nanti kamu akan tahu kenapa), mendaki kota Inca yang hilang di Machu Picchu,...
Selama ini, kebanyakan isi tulisan perjalanan di media hanyalah tentang sesuatu yang indah-indah. Kita serasa disodori brosur yang menggunakan bahasa berbunga-bunga dan foto-foto hasil rekayasa digital agar pembaca tergerak untuk mengunjungi tempat tersebut, padahal traveling tidak selalu enak dan nyaman. Suatu tempat tidak selalu indah dan bagus. Kenangan perjalanan yang paling diingat Trinity pun bukanlah tentang keindahan arsitektur suatu bangunan atau putihnya pasir pantau, tapi pesawat yang delay atau orang lokal yang tidak ramah. Pengalaman (yang sering tidak terduga) saat melakukan perjalanan jauh lebih berwarna. Seperti kata pepatah: it?s not the destination, but the journey. [Mizan, Bentang, BFirst, Trinity, Traveling, Indonesia] trinity The Naked Traveler bentang
Saya melihat cermin .... DUG! Seketika itu jantung saya mau copot! Di belakang saya ada seorang wanita sedang duduk di sofa! Dia duduk sambil kepalanya menunduk, tertutup rambutnya yang panjang! Saya langsung teringat film hantu Sadako yang pernah saya tonton. Oh, no! Temukan sensasi baru menyimak kisah perjalanan ke-10 traveler dengan latar belakang yang beragam ini. Dalam pengalaman mereka, masing-masing terselip bonus kenangan tidak mau diingat-ingat lagi. Dari bermalam di sebuah kota mati di Jepang, merasakan hawa janggal dan suara-suara parau memanggil kala mendaki gunung api di Kepulauan Banda Neira, sampai pengalaman spiritual bertemu peramal misterius yang bikin merinding di Edinburg, Skotlandia. Siap-siap buka mata, telinga, dan indra lainnya terhadap segala penampakan yang mungkin muncul dalam perjalanan. Eh, ada apa itu di belakangmu?
Wanita ini bisa membuat kita jadi semangat menabung, mengambil cuti, lalu mewujudkannya dengan bepergian ke berbagai tempat impian. Setelah dua seri buku laris The Naked Traveler, di buku sekuel ketiga ini dia tidak berhenti menularkan virus yang akan membuat kita sirik setengah mati. Dengan gaya bahasa yang ringan, dia menceritakan pengalamannya keliling dunia. Dari mulai deg-deg an memasuki perbatasan Palestina, ajaib nya berenang di Laut Mati, lucunya berkomunikasi di China, mahalnya Timor Leste, seru nya kerumah artis Bollywood, mandi bersama orang Jepang, ngecengin cowok Korea, menyelam di Wakatobi, sampai kejadian-kejadian menggelikan akibat badannya yang lumayan gede. Sedih, senang, mengagumkan, mengherankan, dan segala rasa mewarnai tiap kisah perjalanan yang tertuang di buku ini. [Mizan, Bentang, BFirst, Trinity, Traveling, Indonesia] trinity The Naked Traveler bentang
Cotton farming was the only way of life that many Texans knew from the days of Austin's Colony up until World War II. For those who worked the land, it was a dawn-till-dark, "can see to can't," process that required not only a wide range of specialized skills but also a willingness to gamble on forces often beyond a farmer's control—weather, insects, plant diseases, and the cotton market. This unique book offers an insider's view of Texas cotton farming in the late 1920s. Drawing on the memories of farmers and their descendants, many of whom are quoted here, the authors trace a year in the life of south central Texas cotton farms. From breaking ground to planting, cultivating, and harvesting, they describe the typical tasks of farm families—as well as their houses, food, and clothing; the farm animals they depended on; their communities; and the holidays, activities, and observances that offered the farmers respite from hard work. Although cotton farming still goes on in Texas, the lifeways described here have nearly vanished as the state has become highly urbanized. Thus, this book preserves a fascinating record of an important part of Texas' rural heritage.
Jalan-jalan bersama Trinity memang tak ada habisnya. Tiga seri buku laris The Naked Traveler, ternyata tak cukup untuk menceritakan pengalaman serunya menjelajah ke berbagai belahan bumi. Sesuai ciri khasnya, Trinity mampu memberikan ?kesan baru? pada setiap tempat yang ia singgahi. Selalu bikin kejutan, cekikikan, deg-degan, bahkan jadi bahan pelajaran. Kali ini, kita akan diajak berkeliling Indonesia, mulai dari Bangka, Kalimantan, Gorontalo, Raja Ampat, sampai ke pantai-pantai terpelosok yang tidak pernah kita dengar namanya sebelumnya. Perjalanannya ke luar negeri pun tak kalah seru, seperti bersafari di Namibia bersama ribuan zebra, ngebut naik motor gede di Turki, rela dipenjara demi melihat ikan hiu Jaws di Afrika Selatan, dan wisata kuliner makan seafood di seluruh dunia. Di buku ini, Trinity juga membeberkan kisah hidupnya yang menginspirasi kita untuk berani mewujudkan mimpi. Maka, bersiaplah dengan ?virus? Trinity, dijamin bikin galau dan segera berangkat jalan-jalan! [Mizan, Bentang, B-First, Traveling, Indonesia] trinity The Naked Traveler bentang
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, Trinity pertama kali menuliskan rekaman perjalanannya melalui blog naked-traveler.com. Siapa sangka perjalanan-demi-perjalanan ke hampir seluruh provinsi di Indonesia dan 73 negara di dunia, mengantarkannya pada 13 judul buku, termasuk buku ke-7 dari seri The Naked Traveler ini. Trinity menumpahkan hal-hal seru, yang bikin senang, kesal, geli, haru, sedih, dan bikin nagih, yang lagi-lagi menularkan virus untuk traveling. Dari perjalanan menyaksikan pesona India yang bersalju di Kashmir, berpesta 3 hari di karnaval di Seychelles, camping bersama singa di Tanzania, mengikuti kapal ekspedisi penelitian bawah laut di Pulau Koon, mencoba aktivitas pemompa adren...
Trinity is Indonesia?s leading travel blogger and writer. Four volumes of ?The Naked Traveler? have been published to date, and have quickly becomes Indonesia?s berst-selling travel book. For the first time in English, this compilation focuses on Trinity?s adventures in and around Indonesia, providing travelers to the region an indispensable insight into the culture and sight of this multi-faceted archipelago. [Mizan, Bentang, B-First, Traveling, Indonesia, English]