You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Mestika merah delima yang dikenal sakral dan mahal, telah membawanya menembus dunia gaib lebih dalam. Batu permata pemberian kerabatnya di Kota Samarinda, Pulau Kalimantan itu membuat hidupnya berubah menjadi istimewa. Dia terlindungi, bahkan mampu memikat banyak pria yang telah berhasil dipermainkannya, akibat sebuah trauma di masa lalu. Tak hanya itu. Merah delima juga mengantarkannya menjelajah ilmu hitam, menjadi tahu dan percaya bahwa santet itu ada. "Pakailah. Aku hanya ingin menjagamu dan tak akan menyakitimu," pesan seekor buaya putih di ujung dermaga itu. Seiring buaya putih itu berlalu, sebuah tangan pria menggenggam erat tangannya. Dia bertemu jodoh, sehingga pulanglah batu mestika itu kembali ke alamnya. Wallahu a'lam.
Baru tiba di depan teras, sudah ada seseorang yang menunggu kami di dalam sana. Dia lelaki sepuh dengan rambut yang digelung. Tubuhnya yang gemuk dan pendek itu hanya memakai sarung sebatas lutut. Tinggal di tengah hutan yang penuh rawa-rawa tak membuatnya kedinginan. Itu terbukti dari penampilannya yang hanya bertelanjang dada. Dia duduk di kursi goyang, dengan cerutu yang tak henti dihisapnya. "Tumbal terpilih hanya empat orang saja. Yaitu wanita yang telah melahirkanmu, wanita yang melahirkan keturunanmu, anak-anakmu, atau dirimu sendiri," ujarnya pelan, sembari mengamati lekuk wajahku. Ludah tertelan cepat. Bayangan kematian seolah dekat di depan mata. Jika sampai aku teledor untuk mengembalikan tiga ratus juta itu, maka sama saja hari ini aku menentukan sendiri hari kematianku. "Ingat konsekuensinya, Le. Jika kamu abai, maka--" Dia menegakkan punggung, lalu mencondongkan dada ke arahku. Lantas menarik jari telunjuknya dari kiri ke kanan lehernya. "Kkkhhh!"
"Kalo benci padaku, hadapi aku dengan jantan! Jangan libatkan anakku! Kau pengecut! Pecundang harus dilenyapkan! Kau harus membayarnya karena sudah berani menyakiti orang yang kucintai. Mati saja kau!" Deru angin makin menggila. Kabut tebal berwarna kelabu ikut mencekamkan suasana. Apa aku peduli? Tidak! "Stop, Kim! Kau bisa membunuhnya!" "Jangan ikut campur!Ini urusanku! Diam di situ dan jagalah istrimu! Bersiaplah untuk tontonan spektakuler yang belum pernah kau saksikan sebelumnya!" Lolongan minta tolong, jerit tangis ketakutan, suara berisik benda-benda di ruangan ini saling berbenturan, dan doa-doa yang dihamburan, tak menggoyahkan niatku untuk menuntaskan dendam kesumat ini. "Bunuh dia, Kimi! Bunuh ...!" Aku sudah bilang berkali-kali, jangan pernah mengusikku jika masih sayang nyawamu!
Hidup hanya berdua dengan sang bunda membuat Marsha merindukan sosok ayah. Sosok pemilik cinta pertama bagi setiap anak perempuan, yang tak pernah ia kenal sepanjang hidupnya. Hal itu membuat Marsha mencari sosok sang ayah melalui seorang kekasih. Salah memilih tambatan hati membuat Marsha sempat terpuruk. Kekasih yang berkhianat membuat hidupnya nyaris berakhir karena kebodohan. Sampai kemudian ia bertemu Danu, dalam keadaan hati yang tak baik-baik saja. Marsha tak pernah berpikir bahwa ia akan jatuh hati pada lelaki yang lebih pantas menjadi ayahnya. Namun, sejak bertemu Danu, semuanya berubah. Tak hanya usia yang terpaut jauh, keduanya pun berbeda status. Dua batasan yang mereka abaikan d...
Melati, si Kembang Desa yang memutuskan menjadi penukar hutang bagi orang tuanya. Keinginan melindungi dan membebaskan orang tua membuatnya rela mengabdikan diri, dan menjadi budak hasrat sang tuan tanah yang keji, Bayu Samudera. Tak terhitung betapa banyak derita yang dialami Melati selama menjadi istri rahasia. Akan tetapi, ia selalu berusaha melakukan yang terbaik sebagai seorang istri, tanpa sang tuan mengetahui. Satu yang diyakininya, bahwa segala hal yang beku, bahkan batu sekalipun akan luluh oleh kelembutan dan keikhlasan. Alasan ia mengabdi dengan sepenuh hati, tak peduli betapa sakit selalu membelenggu hati. Mampukah Melati menanklukkan hati tuannya dan benar-benar menjadi istri seperti yang ia ingini?
Doni berniat balas dendam terhadap Jarot, lelaki kaya yang telah merebut kekasihnya untuk dijadikan istri kedua. Dia berpura-pura melamar kerja menjadi sopir di keluarga Jarot. Gayung bersambut. Emma, istri sah Jarot terbuai ketampanan Doni, begitu pula kedua anak gadisnya. Akankah niat balas dendam Doni terlaksana? Bagaimana cara Doni untuk memuluskan usahanya?
“Nikah sama om, yuk!” Eh, buset! Aku kaget bukan main, orang yang duduk di sebelahku ini sudah tidak waras atau bagaimana? Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba mengajak nikah. Mana tidak pernah ketemu sebelumnya. Aku hanya pasang wajah melongo, beruntung tidak ada lalat yang masuk mulut untuk sekadar nongkrong. “Gimana, mau?” Ya Tuhan, memang benar kalau aku punya niatan buat mengajak nikah orang yang kutemui di jalan. Apa harus secepat ini juga? Aku memang pernah berdoa supaya berjodoh dengan orang yang belum pernah kukenal. Akan tetapi, apa harus dengan cara seperti ini?
"Untuk gadis manis di sudut sana, gadis yang masuk dalam hatiku lalu menjejakkan rindu, maukah kau menemani hariku ...." Rangkaian kata Bima terhenti, dan sesaat pria itu menghela napas. Tak lama ia menyambung ucapannya, "Bersediakah kau menjadi satu-satunya untukku, Elina?" Semua mata tertuju pada Elina sekarang. Sementara gadis itu menelan ludah beberapa kali dengan mata membulat sempurna. Bahkan, saat Bima turun dari panggung dan mendekat, Elina tetap mematung. "Menemaniku melewati banyak hari hingga menua, bersediakah kau menikah denganku, Elina?" Bima berlutut, dengan satu tangan memegang kotak perhiasan berwarna merah. Tak mampu menjawab, Elina hanya mengangguk. Bersamaan dengan air mata bahagia yang mengalir dari kedua matanya.
"Menurut Abang, jodoh dan cinta itu kayak apa?" tanyaku basa-basi. "Mmm, menurut Abang sebagai seorang kurir ... anggaplah seperti barang dalam paketan. Barang di dalamnya itu seperti cinta yang harus dijaga, sementara alur pengiriman itu seperti proses mendapat jodoh. Sudah ada alamatnya, perkiraan waktu ekspedisi, dan diskripsi barang. Jadi, sudah jelas ya, seperti jodoh yang juga jelas tertulis di lauhulmahfuz. Hanya saja kadang dalam pengirimannya tak melulu berjalan mulus, sering kali banyak rintangan bahkan salah alamat pun biasa, tapi pasti akan dikirim lagi ke alamat yang benar. Begitu juga Allah, Ia yang Maha, tentu memiliki cara yang lebih unggul ketimbang kemampuan manusia dalam mengatur dan mempertemukan sesuatu." Sela, seorang gadis desa yang menjabat sebagai jomlo kedaluwarsa, karena santet gantung waris membuatnya sulit mendapat jodoh. Akankah dia bisa terlepas dari santet itu dengan cara berhijrah dan bertaubat? Lalu, bisakah dia mendapat hati Bang kurir, seorang pengantar barang yang sangat dia kagumi?
Mirya tertegun, menatap lekat pada pria yang kini berdiri tegak di depannya. Meski tak dapat melihat dengan jelas wajah Arka karena malam yang kian larut, tapi ia yakin saat ini pria itu pun sedang bersedih. "Kenapa kamu begitu tega? Datang padaku, menjebakku dalam rasa ini, sedangkan ujung kisah ini akan berakhir sebagai yang kedua?" tanya Myria dengan suara bergetar. Luka yang turut terungkap dengan tanya itu membuat Arka serta merta meraih wanita itu dalam dekapan. Menggumamkan kata maaf yang disambut isakan oleh Myria. "Kamu jahat, Arka." Sebulir air mengiringi kalimat yang diucap lirih Myria. Ia terisak dalam dekapan Arka, meratapi nasib atas cinta pertamanya. Cinta yang kata orang membawa bahagia, tapi berubah bagai simalakama saat di tangannya. "Kumohon, Myria. Menemukan wanita lain lagi untuk membahagiakan istriku, aku tidak sanggup." "Kenapa harus aku? Kenapa aku?" Myria semakin terisak. Melangkah ke depan, ia tak sanggup, sedangkan tak mungkin baginya untuk berbalik lagi. "Karena sama sepertimu, aku juga mencintaimu." Tak ada yang diucapkan Myria sebagai jawaban. Bibirnya terkatup rapat, sedangkan air mata semakin deras jatuh di pipi.