You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku ini menjelaskan keseharian dan kesederhanaan Rasulullah Saw. yang sangat mudah untuk diikuti. Tidak sekadar memaparkan hal itu saja, tetapi juga membantu pembaca memahami lahirnya hikmah, rahasia, dan hukum syariat yang dijelaskan para ulama terkait dengan hal yang telah dilakukan dan dilalui Rasulullah Saw. Dengan pemaparan penjelasan hikmah dan hukum dari sunnah-sunnah Rasulullah Saw. akan membuat pembaca benar-benar menghayati setiap upaya ittiba’us sunnah (mengikuti sunnah) yang dilakukan. Buku ini juga ditulis dengan bahasa sederhana, tidak lain bertujuan agar pembaca betul-betul mengenal lebih dekat pribadi Rasulullah Saw. yang dijadikan panutan dan bercermin dari kesederhanaan kehidupan sehari-hari beliau. Kemudian menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah Saw. Tidak sekadar ngikut, tapi juga memuliakan.
Bulir Bulir Cahaya PENULIS: Muhammad Yazid Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-283-315-9 Terbit : Juni 2020 www.guepedia.com Sinopsis: Sudah sejauh mana mata memandang semesta? Jika telah jauh, bolehlah aku mengambil hikmah pandangan itu sebagai lentera. Disini ada rangkaian hikmah singkat lho! Dari Sang Pencipta untukmu menyentil hati. Sebuah kejadian lama menyapa untuk memperbaiki masa mu dan motivasi juang agar sang impian tak lagi kecewa karena mu tak menemui nya. Setiap percikan langkah adalah bulir cahaya untukmu hari ini. Ambillah! Dan nikmati cahayanya. www.guepedia.com Email : guepedia@gmail.com WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys
Semakin memasuki era modern, Turki menghadapi kian banyak tantangan, terutama berkaitan dengan etnik Kurdi pasca-republik. Namun, apakah Turki hanya berkaitan dengan hal tersebut? Tidak adakah sisi Turki yang lain, yang tidak pernah kita ketahui selama ini, seperti fashion, kuliner, atau komunikasi sosialnya? Nah, buku inilah yang akan mengungkap sisi Turki yang lain tersebut. Dalam buku ini, telah dipaparkan banyak sisi lain dari Turki, yang seluruhnya dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu identitas dan nasionaslisme, negara dan politik, serta tentang budaya dan agama. Maka, bukan hanya soal wajah politik, keislaman, atau pun sekularisme Turki yang menjadi bahasan, sehingga buku ini menjadi sangat penting untuk Anda koleksi dalam rangka untuk mengenal Turki secara lebih dekat. Selamat membaca!
Ibarat seorang gadis, Turki dikenal oleh masyarakat Indonesia hanya lewat jilbab merah muda yang melambai karena angin kencang, atau lewat sepotong wajah dengan ekspresi yang tidak sepenuhnya terpahami. Begitulah Turki, dulu, hari ini, dan mungkin seterusnya. Bapak Republik kita Ir. Soekarno lalu berujar, "Sebab, sebenarnya, orang yang tidak datang menyelidiki sendiri keadaan di Turki itu, atau tidak membuat studi sendiri yang luas dan dalam dari kitab-kitab yang mengenai Turki itu, tidak mempunyailah hak untuk membicarakan soal Turki itu di muka umum. Dan lebih dari itu: ia tidak mempunyai hak untuk menjatuhkan vonis atas negeri Turki itu di muka umum." Pernyataan Soekarno ini muncul di ten...
Buku ini menyajikan hikmah membaca shalawat. Juga disajikan ragam bacaaan Shalawat. Pun, untuk melengkapi disajikan kisah-kisah sukses dari orang yang mengamalkan shalawat. Buku ini pada dasarnya mengajak pembaca untuk senantiasa membaca shalawat dan mereguk kenikmatannya. Karena dengan shalawat kita akan selamat, bisa sukses dan hidup kita lebih bahagia. Keselamatan, kesuksesan, dan kebahagiaan itu bukan hanya kita peroleh di dunia saja, tetapi juga kelak di akhirat. Judul : THE MIRACLE OF SHALAWAT Rahasia Keajaiban Shalawat untuk Keselamatan, Kesuksesan, dan Kebahagiaan Dunia Akhirat Jumlah halaman : 232 Ukuran buku : 14x20.5cm Tahun : 2020
"Frontier of Faith" examines the history of Islam-especially that of local "mullahs," or Muslim clerics-in the North-West Frontier. A largely autonomous zone straddling the boundary of Pakistan and Afghanistan, the Tribal Areas was established as a strategic buffer zone for British India, and the resulting autonomy allowed local mullahs to assume roles of tremendous power. After Partition in 1947, the Tribal Areas maintained its status as an autonomous region, and for the next fifty years the "mullahs" supported armed mobilizations in exchange for protection of their vested interests in regional freedom. Consequently the Frontier has become the hinterland of successive, contradictory "jihads" in support of Pashtun ethnicism, anti-colonial nationalism, Pakistani territorialism, religious revivalism, Afghan anti-Soviet resistance, and anti-Americanism. Considering this territory is said to be the current hiding place of Osama bin Laden, there couldn't be a better time for a sourcebook detailing the intricacies of the Pakistan-Afghanistan borderlands today and the function of the "mullahs" and their allies.
Local Government (Wales) Act 2015, written by HM Government describes about the elected councils of these areas are responsible for the provision of all local government services, including education, social work, environmental protection, and most highways.
Beautiful and charismatic, the daughter of one of Pakistan's most popular leaders -- Zulfikar Ali Bhutto, hanged by General Zia in 1979 -- Benazir Bhutto is not only the first woman to lead a post-colonial Muslim state, she achieved a status approaching that of a royal princess, only to be stripped of her power in another example of the bitter political in-fighting that has riven her country. From her upbringing in one of Pakistan's richest families, the shock of the contrast of her Harvard and Oxford education, and subsequent politicisation and arrest after her father's death, Bhutto's life has been full of drama. Her riveting autobiography, first published in 1988 and now updated to cover her own activities since then and how her country has changed since being thrust into the international limelight after 9/11, is an inspiring tale of strength, dedication and courage in the face of adversity.
“We tried to live with 120 percent intensity, rather than waiting for death. We read and read, trying to understand why we had to die in our early twenties. We felt the clock ticking away towards our death, every sound of the clock shortening our lives.” So wrote Irokawa Daikichi, one of the many kamikaze pilots, or tokkotai, who faced almost certain death in the futile military operations conducted by Japan at the end of World War II. This moving history presents diaries and correspondence left by members of the tokkotai and other Japanese student soldiers who perished during the war. Outside of Japan, these kamikaze pilots were considered unbridled fanatics and chauvinists who willingl...