You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
MALAY CHILDREN IS DISALLOWED TO CRY FOR THE NATION (ANAK-ANAK MELAYU DILARANG MENANGISI PERTIWI) Karya Muhammad de Putra (Peraih Puluhan Penghargaan Nasional Di Bidang Sastra) Bilingual: Indonesian & English "De is relatively young, but he has been thinking about the basic cultural issues and expressing them in his clear, clear poems." "De berusia relatif muda, tetapi ia sudah ikut memikirkan soal-soal kebudayaan yang mendasar dan mengungkapkannya dalam puisi-puisinya yang cukup jernih." -Faruk HT, Esais "Muhammad de Putra is one of the potential young poets of Riau. Through his poems I can sense that he is xii walking the long way of artistry with sincerity, passion, and love for poetry." "Muhammad de Putra adalah salah satu penyair muda berpotensial dari Riau. Lewat puisi-puisinya saya bisa merasakan bahwa ia tengah menapaki jalan panjang kepenyairan dengan penuh kesungguhan, kegairahan, dan kecintaan terhadap puisi." -Acep Zamzam Noor, Penyair
.... dan semakin malam kamu berada semakin jelas kamu melihat gemintang di langit atau di bumi jika kamu tidak bisa melihat satupun bintang di keduanya bisa jadi karena kamu adalah bintangnya (Dita Juwita) Di buku ini, Dita Juwita membawa kita kembali menjadi jujur, mengajak kita berpergian jauh, mengajak kita kembali pulang. Semuanya sangat dekat di sekitar kita, hadir, dan mengaliri kehidupan kita. Memang, tak ada yang lebih puisi selain hidup dengan mempuisikan “Perihal Kamu”. (Rhy Husaini, penulis novel EVA) Akhirnya saya senyum-senyum sendiri menghayati puisi ini sambil membayangkan dialog perasaan di antara keduanya. Kisah cinta selalu seksi untuk diabadikan melalui puisi. Dita Juw...
'Sama seperti halnya hujan, kamu datang di saat yang tak tepat, dan pergi di saat aku membutuhkanmu' 'Seandainya bisa, aku ingin tidur dalam diamku, dalam lelahku, seandainya bisa aku ingin berhenti dalam memperjuangkan sesuatu.' 'Running out time. Waktu mulai mendesak kita kembali, menentukan dua pilihan. Pilih satu tentukan sekarang.' eBook ini hanya preview pembelian langsung hanya ada di gmb-store.com melalui Gerakan Menulis Buku Indonesia. Catatan Arka; Opinion Overload adalah buku dari kumpulan catatan serta tulisan yang pernah dimuat di beberapa media. Arka Ardhyansah adalah content writer atau penulis konten lepas, buku ini merupakan kerjasama GMBI x Bebuku Publisher.
Suhu Udara PENULIS: Arif Hukmi Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-7909-03-3 Terbit : Maret 2020 www.guepedia.com Sinopsis: kau siasat yang tersesat dan menemukanku menepi di sejuk mata kota—yang jauh dari tempat kita menghabiskan hari tua; berbincang tentang makam yang kau ziarahi kelak, tentang liburan yang belum sempat kita rencanakan dan upayakan. aku telah tiba dari perjalanan jauh; melintas tebing, kelokan-kelokan sempit, hutan-hutan sabana, berjumpa hewan-hewan melata—sampai di kota yang tidak aku ketahui; di kota ini orang-orang yang dikumpulkan untuk merayakan kedinginan dan kebahagian itu sendiri, tanpa banyak tetapi dan ilusi. www.guepedia.com Email : guepedia@gmail.com WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys
Tuhan tidak pernah bercanda soal keseriusan, namun dalam sebuah cerita pendek, tuhan bagi tokoh-tokoh rekaan seringkali berbuat kesalahan dan keseriusannya seringkali bercampur dengan candaan para pemalas. Tuhan dalam kehidupan nyata selalu sempurna dalam segala hal, namun tuhan bagi suatu cerita pendek, kadang lebih sempurna ciptaannya daripada yang menciptakan. Ini tidak selalu, tapi sering. Sama pula dengan cerita-cerita pendek yang ada dalam buku ini, sepertinya lebih sempurna tokoh rekaan yang ada dibanding pengarangnya. Jadi tak perlu menganggap pengarang banyak tahu, sebab yang banyak tahu adalah tokoh dalam cerita itu sendiri. Pengarang hanya bertugas menuliskannya dan berusaha menca...
Diseleksi dari 3000 naskah oleh 14 Dewan Juri, setiap karya didesain dengan teknik tipografi, mengangkat beragam tema, mengusung berbagai pesan dengan bermacam teknik penulisan, serta secara khusus disusun oleh para Penyair Terbaik Indonesia, membuat sealbum puisigrafi yang menyajikan 250 puisi dengan tubuh puisi yang tak lebih dari 36 kata ini, layak, perlu, bahkan wajib untuk dimiliki. Mereka semua yang ada di sini, adalah bukti: dunia literasi tengah berevolusi!
Buku ini berisi kumpulan 118 puisi terbaik dari lomba cipta puisi tingkat nasional bertema “First Sight” KONTRIBUTOR: Alif FebriyantoroAgrendy SaselahOlga Feby PrasetyaRizki AningrumPanggih Cahyo SetiajiIde Ayu AstutiPangesti RahayuZham SasteraDesi KomalasariMuhamad ArifinAyas AyuningtyasSiti Effi Nur UmmahRifqiatunMutiara TasyaNadia IndrianaTaufik ArdiansyahRafi Ilham PratendyVina Khusnul KhotimahRonaAnnisa Anita DewiPujPHanna NabilaRini Angraini NasutionSiti NurPitaloka Shaumy HarnessUtari Faradina SuhudRuth Septiyani PutriRugi AstutikKhairil AnshariLia YulianiRespati Aji SubaktiBudi Rahmah PanjaitanMuhammad Erik NurhidayatNazly Dayanti NasutionDevilya Kharisma PutriHesli Toding Rongko...
You wrote a book. Very nice. But you didn't write to keep it for you. You should publish it. The problem is that the publishers charge high prices for some authors pockets, and do it objectively, due to the high cost of printing. But you allowed that luxury, and now you have a printed book, with you as the author. You can keep hundreds or thousands of volumes in your personal library and give it as a gift to your friends in special occasions, or try to distribute in various libraries. You managed to distribute it, the book is beautifully placed in shelves. In time, dust is spread on covers. After a while, the book is withdrawn. It remains to use it as decoration at home, or support for various household items. But lucky for you, there is an alternative, cheaper and more effective, in selling your book: e-Books! e-Book and online publishing market has evolved rapidly in recent years, and a lot of companies have entered this market, as publishers, online bookstores, or promoting e-books.
Teruntuk hati yang tengah meredam sekian banyak rasa bersama penantian, sudikah sejenak duduk bersamaku di bawah temaram malam? Ada lelah yang harus kuceritakan atas semua penantian yang tak kunjung menemukan perjumpaan. Semoga, kamu sudi mendengarkan. Aku terlalu lemah duduk sendirian. Tapi mungkin memintamu menemaniku bukanlah pilihan. Jarak yang terbentang dalam semesta ini terlalu sempurna membentengi hati kita. Meski kadang, jaraknya bukan perihal ruang. Namun, perihal hati yang berbeda pandangan. Tak jarang pula, jarak ini berbicara perihal dua rasa yang menemui ketidak pastian. Malam ini, saja. Datanglah sebagai sukma yang menenangkan. Aku, merindukan perjumpaan. (Hilma, Kontributor)
Lukisan Jemari Azkia PENULIS: Prayinda Icha Tebal : 178 halaman ISBN : 978-623-7391-93-7 www.guepedia.com Sinopsis: Azkia Rahma adalah seorang mahasiswa semester akhir di Fakultas Seni. Untuk lulus, Kia harus menyelesaikan banyak lukisan dan mengadakan sebuah pameran tunggal. Namun Kia harus menunda kelulusan karena tiba-tiba tangannya mengalami tremor hebat yang membuatnya tak bisa memegang kuas untuk melukis. Dokter mendiagnosis Kia mengalami parkinsonisme. Sepulang dari dokter, Kia diberikan resep obat dan menebuskan di apotek. Namun ketika di rumah, Kia tidak menceritakan pada ibunya bahwa ia didiagnosis parkinsonisme. Ibu Kia –Bu Nadhifa, mengira Kia kembali mengonsumsi obat-obatan te...