You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku ini mengkaji pemikiran agama dan aktivitas politik KH. Hasyim Asy’ari (1871-1947), pendiri Pesantren Tebuireng dan Nahdlatul Ulama. KH. Hasyim Asy’ari merupakan salah satu ulama besar yang memiliki aktifitas beranekaragam, mulai dari kedudukan sebagai anutan umat, pemikir, hingga ruang politik. Kiprah, pemikiran, dan liku-liku perjalanan hidup KH. Hasyim Asy’ari sebagian besar terangkum dalam buku ini. Mencermati kiprahnya, maka tidak salah bila KH. Hasyim Asy’ari dikatakan sebagai pemimpin spiritual banyak ulama, tentara, dan politikus.
Agama jika dipahami secara mendalam dan komprehensif akan melahirkan sifat humanis, toleran, dan menghormati orang lain. Dengan demikian, yang dibangun tidak hanya pemahaman kemajemukan semata, melainkan pemahaman yang sesuai dengan konteks kekinian, tentu diambil dari ajaran agama yang utuh. Dalam Islam kita diajarkan oleh Allah sebuah penghormatan yang besar untuk menghormati yang lain dari kita, Òtidak ada paksaan dalam beragama...Ó, Òuntukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku ÉÓ, Òkebenaran itu datangnya dari Tuhanmu: maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah berimanÓ. Buku ini dihadirkan atas kegelisahan terhadap kondisi bangsa yang semrawut, khususnya masalah keberagamaan, k...
Para ulama adalah garda terdepan dalam dakwah Islam. Sebagai pewaris para nabi, mereka mewariskan ilmu agama. Oleh karena itu, jejak dan kiprah para ulama tidak akan lekang oleh waktu. Bahkan, ilmu para ulama akan terus digali dan diapresiasi sehingga menjadi sumber ilmu bagi umat Islam. Kiprah ulama tentu saja bermacam-macam bentuknya, antara lain kiprah ulama di bidang sosial, budaya, politik, pendidikan, dan ekonomi, serta literasi. Buku ini memuat rekam jejak para ulama Nusantara dari abad ke-16 hingga saat ini. Tentu saja, tidak semua rekam jejak para ulama masuk dalam buku ini, mengingat banyaknya jumlah ulama di Nusantara. Buku ini bisa menjadi referensi penting bagi umat Islam di tanah air. Terutama dalam meningkatkan semangat keislaman, pembelajaran, dan dakwah, menumbuhkan rasa cinta kepada para ulama, dan mendukung perjuangan para ulama. Sebuah buku yang tentunya sangat berharga untuk Anda miliki. Selamat membaca!
Dari pengalaman mengajar mata kuliah Evaluasi Pendidikan pada berbagai program studi magister pendidikan PPs Unsyiah sejak tahun 2008 menunjukkan bahwa hampir semua mahasiswa yang umumnya guru, pengetahuan tentang evaluasinya belum memuaskan. Berdasarkan alasan tersebut buku Pengukuran & Evaluasi Hasil dan Proses Belajar ini disusun. Buku ini terdiri atas Enam Unit yang urutannya sebagai berikut: Unit I.Pengukuran dan Evaluasi, Unit II.Taksonomi Bloom dan Ranah Hasil Belajar, Unit III. Instrumen Evaluasi dan Teknik Penilaian, Unit IV. Kualitas Instrumen, Unit V. Penyusunan Soal dan Penskoran, dan UnitVI. Pengukuran dan Penilaian Ranah Afektif. Sebagai suatu usaha awal, penulis berharap buku ini mdapat bermanfaat dalam membantu para guru dan calon guru memahami dan menggunakannya dalam proses pembelajaran.
"This thesis is devoted to the study of Bint al-Shaṭi''s method of interpreting the Qur'an. The problems of consistency in terms of her hermeneutical theory and of the application of this method represent the focus of the study. It furthermore discusses her attitude towards tendentious and i'jaz-misoriented interpretations of the Qur'an, of which both classical and modern exegetes are guilty in her eyes. Secondly, it studies how she applies her method in specific situations. The cross-referential method, and the concept of irtibaṭ (interrelation between verses) are two major points to be analyzed. Finally, it also discusses her theory concerning the asbab al-nuzul (occasions of revelation), and its application. Using phenomenological, comparative and analytical methods of analysis, and by means of primary and secondary sources, the thesis concludes that Bint al-Shaṭi' in many cases is not consistent in applying the method she established." --
The 1970s witnessed a mushrooming of Islamic movements and ideas which was described variously as Islamic revival, Islamic resurgence and Islam on the march. Whether as part of the majority or minority, whether under capitalist or socialist regimes, Muslims have been moved by this reawakening. But what really are the causes and nature of this Islamic resurgence? Is it a purely religious revival? Or is it a social and political movement that must be understood in the context of the Muslim’s conditions and milieu? Will it really lead to the establishment of an Islamic socio-political order or will it end up as an instrument of struggle between Muslim ruling elites and their opposition? And what are the foreign policy implications of these developments? Do they necessarily lead to a more militant and hostile attitude towards the West? These questions and more are tackled by the contributors to Islam and Power. First published in 1981.
The current view among Western scholars of Islam concerning the early development of Islamic jurisprudence was shaped by Joseph Schacht’s famous study on the subject published 50 years ago. Since then new sources became available which make a critical review of his theories possible and desirable. This volume uses one of these sources to reconstruct the development of jurisprudence at Mecca, virtually unknown until now, from the beginnings until the middle of the second Islamic century. New methods of analysis are developed and tested in order to date the material contained in the earliest compilations of legal traditions more properly. As a result the origins of Islamic jurisprudence can be dated much earlier than claimed by Schacht and his school.