You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Many of Gunawan Maryanto's stories are reinterpretations of Javanese literary texts which themselves were based on or inspired by episodes in the in the Mahabharata and other ancient Indian texts. Through their retelling, Gunawan shows himself to be part of a long tradition of self-examination and speculation about human motives, dharma, and fate.
laiknya kertas ternoda oleh tinta titik-titik hujan pertama di tanah kering pengecatan yang tak pernah selesai rumah yang batal dihuni kosong sebelum benar-benar terisi kautahu, le, mimpi yang tak menjadi ia tak pernah bisa hilang
apa yang mereka lakukan di ruang ini benda-benda tak bergerak dari tempatnya kata-kata berhenti di satu masa sudahlah, kita bangsat, sama-sama tak selamat terimalah kedatanganku sebagaimana kau menerima kepergianku cinta bikin kita tua dan lekas lupa hanya berdebar sebentar di lebaran dan mengulangnya lagi tahun depan
Di sini waktu melambat, Sakuntala, Jika tak bisa dibilang mati Sementara kangenku memburu-buru Sedang apa kau di sana? Apakah hujan sudah berhenti? Apakah kali Malini telah tenang kembali? Apakah cinta kita baik-baik saja
None
None
None
Dua puluh cerpen di buku ini dipilih dari ratusan cerpen yang telah terbit di sekian banyak koran sejak akhir 2007 sampai akhir 2008. Setelah itu, cerpen-cerpen ini melewati saringan juri Pena Kencana yang terdiri atas Triyanto Triwikromo, Budi Darma dan Putu Wijaya. Terdapat variasi tema yang amat kaya dari 20 pengarang terpilih. Tahun lalu, cerpen "Cinta di Atas Perahu Cadik" karya Seno Gumira Ajidarma muncul sebagai pemenang berdasar pilihan terbanyak pembaca melalui sms. Para Penulis: Agus Noor, A.S. Laksana, Ayu Utami, Azhari, Danarto, Eka Kurniawan, F. Dewi Ria Utari, Gunawan Maryanto, Intan Paramaditha, Lan Fang, Linda Christanty, M. Iksaka Banu, Naomi Srikandi, Nukila Amal, Putu Wijaya, Ratih Kumala, Stefanny Irawan, Triyanto Triwikromo, Zaim Rofiqi, Zelfeni Wimra
Esai-esai yang cemerlang dan mendalam terhadap sejumlah cerpen, kumpulan cerpen, novel dan (oto)biografi. Ulasannya seperti sebuah undangan untuk terus membaca karya sastra, dan pembacaannya menginspirasi bagaimana lapis-lapis makna dalam sebuah karya diulik, diciptakan, dihadirkan, dan sekaligus juga dibongkar dan dipertanyakan.