You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
None
Surabaya, adalah kota besar kedua setelah Jakarta yang memulai layanan bedah saraf di Indonesia. Penyebutan “Bedah Saraf Surabaya” merujuk kepada sebuah institusi pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang menjadi akar tumbuhnya layanan bedah saraf di Surabaya dan Indonesia. Penggunaan istilah tersebut adalah agar lebih efisien, fleksibel, dan tidak terlalu formal bila dibandingkan dengan menyebut Departemen/Program Studi/KSM Ilmu Bedah Saraf FK Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo. Di Surabaya, institusi pendidikan bedah saraf dimulai bersama dua institusi lain, yaitu di Jakarta dan Bandung. Kemajuan bedah saraf juga terasa di banyak aspek di Surabaya. Perkembangan subspesialisasi bedah dan bedah saraf sendiri berkembang pesat di Surabaya. Maka tidaklah berlebihan bila buku ini ditulis untuk memberikan sebuah catatan lini masa tentang rekam jejak bedah saraf di Surabaya dan kontribusinya bagi bedah saraf Indonesia.
This book provides new data and perspectives on the development of 'world religion' in post-colonial societies through an analysis of the development of 'Hinduism' in various parts of Indonesia from the early twentieth century to the present. This development has been largely driven by the religious and cultural policy of the Indonesian central government, although the process began during the colonial period as an indigenous response to the introduction of modernity.
DIKṢITA SIṢYA SĀDHANAM: Disiplin Spiritual Seorang Siswa Kepanditaan Sebelum Dinobatkan Sebagai Dikṣita adalah panduan praktis yang ditujukan bagi para calon pendeta dalam tradisi Hindu untuk mempersiapkan diri sebelum menjalani inisiasi formal sebagai seorang dikṣita (pendeta). Buku ini membahas angkah-langkah sadhana (latihan spiritual) yang harus diikuti oleh seorang siṣya (siswa) untuk mencapai kesucian, disiplin, dan penguasaan spiritual yang diperlukan dalam kehidupan kepanditaan. Dibagi menjadi beberapa bab, buku ini menguraikan prinsip-prinsip dasar dari berbagai disiplin spiritual. Panduan ini menekankan pentingnya kesiapan mental seseorang sebelum dinobatkan sebagai dik...
Bagaimanakah kemunculan dan sejarah seni rupa di belahan dunia timur? Bagaimanakah ciri-ciri seni rupa di masing-masing negara di belahan dunia timur seperti di Mesir, Cina, Jepang, Korea, India, dan sebagainya? Apakah di antara satu dengan lainnya itu memiliki persamaan yang begitu lekat ataukah sebaliknya perbedaan yang begitu menonjol? Apa sajakah ragam seni rupa di belahan dunia timur. Pesan dan filosofi apa sajakah yang bisa ditemukan di seni rupa timur? Pertanyaan-pertanyaan itu dan deretan pertanyaan lainnya seputar dunia seni rupa timur dapat ditemukan jawaban dan penjelasannya di buku ini. Buku ini membahas mengenai seni rupa timur. Terdiri dari beberapa bab, buku ...
This book is an examination of the music of the Balinese gendér wayang, the quartet of metallophones - gendér - that accompanies the Balinese shadow puppet play - wayang kulit. The book focuses on processes of musical variation, the main means of creating new music in this genre, and the implications of these processes for the social and historical study of Balinese music, musical aesthetics, concepts of creativity and compositional methods. Dr Nick Gray tackles a number of core ethnomusicological concerns in a new way, including the relationship between composition and improvisation, and also highlights issues specific to Balinese music, including the importance of flexibility in performance, an aspect that has been largely ignored by scholars. Gray thus breaks new ground both in the study of issues relating to improvisation and composition and in Balinese music studies.