You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Antologi Cerpen “Aksara Kesunyian” PENULIS: Rizq Kahf ISBN : 978-623-251-417-1 Terbit : Januari 2020 Sinopsis: Aksara malam itu. Penuh kesunyian dan keheningan. Tanpa ada apapun. Baginya, dia pernah mengenal seseorang yang sudah membuat hidupnya menjadi lebih berwarna dan sangat indah. Dia mengenalnya sebagai kakak terbaik. Kakak yang sudah membuatnya mengajari banyak hal di semesta cita ini. Kakak terbaiknya yang sudah mengajari nya tentang ketulusan, altruistis cinta persahabatannya, menjadi saksi bisu antara ketulusan hatinya. Hingga dia melakukan sebuah kesalahan. Kesalahan terbesar dalam hidupnya. Kesalahan yang mungkin akan terus diingat kakak terbaiknya selama hidupnya. Kesalahan ...
"Buku ini istimewa. Isinya kisah relasi anak-orangtua sejumlah pemikir dan aktivis publik yang sudah akrab kita kenali kiprahnya tetapi jarang kita dengar kisah pribadinya, seperti: Syafii Maarif, Ayu Utami, Benedict Anderson, Asvi Warman Adam, Franz Magnis-Suseno, Hersri Setiawan, B. Herry-Priyono, Ery Seda, M. Imam Aziz, Kamala Chandrakirana, Hilmar Farid, Degung Santikarma, Stanley Adi Prasetyo, F. Budi Hardiman, Djoko Pekik, P.M. Laksono, dan banyak lagi. Hasilnya adalah rangkaian ungkapan hati yang sangat personal, multi-perspektif, manusiawi sekaligus inspiratif. Melalui buku ini, kita diundang menimba inspirasi untuk melacak jejak-jejak berkah kehidupan yang kita sendiri telah terima....
MENGEJAR MATAHARI PART II Penulis : Santy Syafaat Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-294-711-5 Terbit : Oktober 2020 www.guepedia.com Sinopsis : Dalam kembaranya, Puji takluk pada cinta Arya dan akan segera menikah. Namun janji yang terparti dalam hati untuk menyeret Baso ke hadapan anak dan orangtuanya mengalahkan rasa cintanya pada Arya. Dengan kebesaran hatinya, Arya mengalah demi tradisi yang diagungkan Puji. Andai poliandri bisa dilakukan perempuan, Baso merelakan Arya menjadi madunya. Orangtua Heru terhenyak mengetahui perempuan yang berdiri di depannya adalah Lisa, pemilik rumah mewah dan megah. Seorang pengacara terkenal. Melihat Puji bersujud di kakinya, darah Daeng Naba mendidih. T...
"Dahlah gemuk macam gajah, garang pulak macam singa! Patut tak payah pergi sekolah, duduk saja dalam hutan!" Zairul Hasmat memang meluat dengan Ainnur Azleen. Walaupun mereka berdua sekelas, tetapi tidak pernah sebulu. Ada saja sikap Ainnur yang menjengkelkan hatinya. Di sekolah, Zairul "prince charming" sedangkan Ainnur si Ugly Betty. Beza mereka macam langit dengan bumi! Disebabkan badan saiz XXL, Ainnur hanya mampu memuja Zairul dalam diam. Zairul pula memang seronok menyakat. Tidak sudah-sudah mengejek Ainnur menyebabkan Ainnur berasa hati lalu nekad bertukar sekolah. Setelah bertahun lamanya masa berlalu.... Ainnur bertemu semula dengan Zairul di dalam sebuah syarikat. Dia menjadi ketua di bahagian itu manakala Zairul hanyalah sebagai budak penghantar surat. Zairul tidak tahu bahawa gadis cantik yang menjadi bosnya itu adalah Ainnur Azleen yang pernah dikutuk dan dicaci suatu waktu dulu. Pertama kali berjumpa, dia terus jatuh cinta! Sanggup berkorban jiwa dan raga. Aha, Ainnur mendapat idea! Inilah masanya untuk dia membalas dendam lama.
This book explores the connections between traditional Islamic education, rising religious intolerance, religious attitudes to gender, campaigns for curricula innovation and modernisation, and politics and society in Indonesia. Drawing on extensive original research and the deep experience of the authors, the book highlights tensions between traditional Islamic educators and modernisers, and between different understandings of Islam, emphasising the importance of these issues for the future of Indonesia.
None
“Tiada perkawinan dalam keluarga kami dengan hamba sahaya. Sekaya apa pun, sementereng apa pun, sehebat apa pun, putramu tidak layak bagi putriku. Cuih!” Sappe sengaja meludah karena ia tahu bahwa ludah adalah penghinaan kasar, apalagi dalam acara pinang-meminang. “Aku menolak lamaran kalian demi masa depan putriku. Maka dengarkan baik-baik sumpahku ini, Makkarawa. Apabila ada anak perempuan di antara garis keturunanku yang pada kemudian hari dinikahi oleh laki-laki dari garis keturunanmu, maka keturunanku akan menderita bassung (busung lapar) atau teanang anging (hamil angin; hamil tanpa janin).” *** Emir mulai terbiasa dengan kehidupan seperti ini: duduk membaca buku di kedai kopi setiap Senin, Naya akan bergabung dengannya sebelum ia menyesap kopi hingga separuh gelas, bercakap-cakap dengan gadis itu tentang apa saja, dan mulai menyadari bahwa jika ia terus seperti itu maka ia mungkin akan kehilangan harapan untuk melewati Senin tanpa Naya. Akan tetapi, ia menyukai Senin sore bersama Naya.
None