You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku ini memuat 136 artikel yang ditulis oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina. Berbagai isu komunikasi kontemporer menjadi sorotan yang dikupas dalam sudut pandang akademik. Bagi pemerhati komunikasi dan bagi mereka yang tertarik mengikuti perkembangan media, khususnya media di era digital, buku ini merupakan bahan bacaan yang menarik dan informatif.
Tema tersebut dipilih dengan alasan untuk memberikan perhatian dunia akademik tentang pentingnya masyarakat tangguh untuk percepatan pembangunan di era pandemi Covid 19 serta menjawab tantangan-tantangan ke depan. Para akademisi dari perguruan tinggi di Indonesia telah banyak menghasilkan pengabdian tentang penguatan dan perkembangan percepatan pembangunan di era pandemi Covid 19, namun masih banyak yang belum didesiminasikan dan dipublikasikan secara luas, sehingga tidak dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan. Atas dasar tesebut, konferensi nasional ini menjadi salah satu ajang bagi para akademisi nasional untuk mempresentasikan hasil pengabdiannya di era pandemi Covid 19 saat ini, sekaligus bertukar informasi dalam masalah pengabdian serta mengembangkan kerjasama yang berkelanjutan.
Buku ini berisi informasi terkini terkait ilmu pengetahuan di bidang biologi (bioteknologi) dan ilmu hayati terkait. Penulis menghimpun informasi tersebut dalam tema “Bioteknologi dan Penerapannya dalam Penelitian dan Pembelajaran Sains”. Buku ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan bagi pembaca sebagai bagian dari produk pengetahuan pascapandemi COVID-19. Buku ini banyak membahas kemajuan terkini dari turunan ilmu biologi meliputi bioteknologi, biomedis, bioinformatika, mikrobiologi, pertanian dan kehutanan, peternakan, perikanan, biokimia, farmakologi, ekologi, ilmu lingkungan, kultur jaringan, genetika dan biologi evolusi, biologi kelautan dan perairan tawar, biologi molekuler, fisiologi, botani, etnobiologi, dan pendidikan biologi.
Karin dan Cutri, dua sahabat kategori jojoba (jomblo-jomblo bahagia), sejak belasan tahun yang lalu sudah senang ber-selfie-ria. Yup, beda tipis dengan Steve Jobs, agaknya mereka mampu meramalkan teknologi masa depan. Sejak jaman dulu mereka tahu suatu saat selfie akan menjadi kegiatan wajib bagi kaum narsis di seluruh dunia. Ada-ada saja cerita mereka sejak SD hingga kini dewasa (baca: masa jompo). Jika Karin senang, Cutri ikut bahagia, jika Cutri susah, mana mau Karin ikutan sengsara. Mereka tak pernah saling menghakimi. Paling-paling hanya menjaksai. Mereka memegang prinsip: best friends don’t judge each other. They judge other people... together! Kata Karin, friends are like mirrors. You can see yourself just by looking at them. Begitupun persahabatan. Dengan banyaknya persamaan Karin dan Cutri, mereka kadang-kadang merasa seperti “saudara kembar”- meskipun beda bapak, beda ibu, dan beda saldo ATM. Dengan banyaknya persamaan di antara mereka, tak berlebihan jika Karin bilang Cutri bukan hanya seorang sahabat. Dia adalah semacam selfie: sebuah “potret diri” Karin dalam sosok orang lain.
The breakup of a river ice cover can be both fascinating and perilous, owing to ever-changing ice conditions and dynamic processes that sometimes lead to extreme flood events caused by ice jams. Though much progress has been made recently in the study of ice jams, less has been achieved on the more general, and more complex, problem of how to predict the entire breakup process, from the first ice movement to the last ice effect on river stage. This type of knowledge is essential to determining when and where ice jam threats may develop and when they may release and generate steep flood waves that can trigger ice runs and jamming further downstream. In turn, such understanding is invaluable t...
“Segala sesuatu yang dilakukan di dunia ini dilakukan dengan harapan.” – Martin Luther Setiap manusia pasti menyimpan harapan dalam benaknya. Tanpa disadari, harapan bisa jadi sumber kekuatan seseorang dalam melangkah. Harapan akan membuat hidup seseorang lebih terarah. Saat seseorang mempunyai harapan tertentu, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, selain dengan usaha, harapan juga seringkali muncul dalam bentuk doa-doa. Di moment pergantian tahun baru ini menjadi sebuah awal yang baru untuk menggoreskan harapan baru menuju masa depan yang lebih baik. Melalui event lomba puisi bertema "New Hope" inilah, Jejak Publisher mengajak kita semua untuk mencoba menuliskan harapan baru melalui sebuah puisi. Semoga puisi harapan barumu itu menjadi kenyataan, tertuang sebagai jejak keabadian berbentuk aksara, yang bisa menjadi kenangan untuk kita semua, bahkan bagi anak cucu kita nanti. Yuk, selamat membaca puisi-puisi pilihan ini, semoga doa dan tujuan hidupmu tercapai!
Dalam buku ini, terdapat 47 cerpen yang ditulis oleh 47 penulis. Judul Cinta Romantis dan Acropolis berasal dari tema dominan dalam antologi dan latar tempat dalam sebuah cerpen di antologi ini. Tema yang paling menonjol dalam cerpen-cerpen tersebut adalah cinta romantis. Pola cerita yang tampak dominan dalam antologi ini adalah tentang pencarian cinta sejati, manusia ialah makhluk sosial yang membutuhkan cinta, cinta yang mampu menyembuhkan semua luka, cinta yang seimbang, dan harapan tentang akhir kisah cinta yang bahagia. Pola-pola cerita tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam genre romance. Dominannya genre romance dapat dimaknai sebagai sistem proyeksi bagaimana cinta dipersepsi oleh ...
This paper looks at the possible paths for policy and development in Indonesia under the leadership of the seventh president of Indonesia, Joko Widodo. The first part is a stocktake of the challenges that lie ahead. The stocktake assesses the state of play in five areas: the political system; economic challenges; government and administration; social issues; and foreign affairs.Then two possible scenarios of governance under the new administration are considered: an outward-looking reform path or an inward-looking resilience path.The country's seventh president, Joko Widodo, will need to decide whether to adopt one of these paths or select policies that combine elements from both the reform and the resilience paths.