You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
“Kebejadan-kebejadan telah menjadi lauk pauk sehari-hari. Laku-laku kejam tersebut memang telah menjadi semacam ritual rutin. Seperti ibadah, ia bahkan lebih dari sekedar menjadi kewajiban, sebab ternyata ia berhasil memberi kenikmatan dan kepuasan spiritual.”
“Orang juga sudah mulai memikirkan untuk meng-upload kesadaran manusia (yang diasumsikan berupa miliaran gigabyte data yang tersimpan di dalam otak) ke dalam komputer; jiwamu ditransfer pada robot. Bayangkan, kau hidup selama tahun, dan tubuhmu menyerupai laptop, sementara kesadaranmu berupa harddisk. Menurutku agak mengerikan, tapi apakah juga sama mengerikannya di masa-masamu!?”
Di dunia macam ini, kitab-kitab Imam al-Ghazali sepertinya tidak lebih berarti ketimbang buku Lembar Kerja Siswa (LKS) dan atau buku-buku gambar anak usia pra sekolah. Majalah Tempo, Koran Kompas, Madilog-nya Tan Malaka, Catatan Pinggir-nya Goenawan Mohamad, Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata, Negeri Para Bedebah-nya Tere Liye, Demorasi Kita-nya Mohamad Hatta, Das Kapital-nya Karl Marx, Mafatihul Ghaib-nya al-Razi, dan lain-lain, dan sebagainya, sama-sama akan berakhir menjadi bungkus kacang rebus!!!
Sekumpulan esai yang termaktub dalam buku ini berangkat dari perkara-perkara sederhana. Senada dengan formula penulisannya yang ringkas, buku ini memuat sejumput renungan atas pelbagai soal keseharian, terkadang justru masalah-masalah sepele yang acapkali luput dari perhatian kita.
Sejumput renungan sederhana dari relung pesantren yang akan menemani Anda mengenali diri dan—pada akhirnya—mengenali Ilahi. ===***=== Percayakah Anda, bahwa perkara-perkara besar seringkali terjadi karena sesuatu yang kecil? Bahwa hal-hal remeh yang Anda sepelekan terkadang menjadi kunci bagi perubahan kehidupan Anda dan keberhasilan di masa depan? Pun buku ini tidak akan membawa Anda bermuluk-muluk ke dalam “renungan besar” yang membuat dahi berkerut. Fenomena sehari-hari yang selalu saja luput dari perhatian lah yang buku ini ingin suguhkan. Ada renungan tentang “baju takwa”, tentang “orang-orang yang menepis pahala”, tentang “matematika sedekah”, tentang “makna thahârah”, hingga tentang “memaknai keadilan Tuhan”. Dengan uraian yang ringkas-padat namun mengena, buku ini seolah seorang sahabat lama yang mengajak Anda bercengkerama di beranda sebelum senja. Lalu tangan lembutnya menggandeng lengan Anda, membawa Anda bermuhasabah di keheningan jiwa, mentadaburi hakikat diri dan keagungan Ilahi.
Buku ini berupaya menghimpun dan mendokumentasikan serakan ingatan tentang Kiai Nawawi di banyak kepala, sekaligus mengabarkannya ke kepala lain dalam bentuk tulisan. Buku ini dihadirkan agar ingatan tersebut menjadi awet dan tidak lenyap begitu saja. Di samping sebagai upaya agar Kiai Nawawi dapat “hidup lebih lama dari usianya”. Maksudnya, agar segala ide dan amaliah Kiai Nawawi semasa hidup dapat terus memberkahi kehidupan kita yang ditinggalkannya dan agar kita yang masih hidup tak kehilangan suri teladan yang diwariskan oleh Kiai Nawawi.
Buku ini merekam gambaran proses para penulisnya dalam ke-juhud-an upaya mengaplikasikan teori-teori di seputar diskursus ilmu tafsir, terutama dalam bidang metodologi tafsir tematik.
The 1955 Bandung Conference was an Asia-Africa forum, organized by Indonesia, Burma, India, the then Ceylon (Sri Lanka) and Pakistan. Representatives of 29 independent Asian and African countries met in Bandung, Indonesia, to discuss matters ranging from national unity, cooperation, decolonization, peace, economic development and their role to play in international policy. The ten points’ declaration of the conference, the so-called ‘Spirit of Bandung’, included the principles of nationhood for the future of the newly independent nations and their interrelations. After the conference most ‘non-aligned’ Asian and African countries opted for philosophies of national unity to guarante...
Corporate Finance, by Ross, Westerfield, and Jaffe is a popular textbook that emphasizes the modern fundamentals of the theory of finance, while providing contemporary examples to make the theory come to life. The authors aim to present corporate finance as the working of a small number of integrated and powerful intuitions, rather than a collection of unrelated topics. They develop the central concepts of modern finance: arbitrage, net present value, efficient markets, agency theory, options, and the trade-off between risk and return, and use them to explain corporate finance with a balance of theory and application. The well-respected author team is known for their clear, accessible presentation of material that makes this text an excellent teaching tool. Brad Jordan, known for his successful work on the RWJ Fundamentals and Essentials books, contributed to this edition. His influence will be seen particularly in the writing style with smoother coverage of topics, and the increased quality in the problem material.
Isu mengenai upah dan perburuhan menjadi masalah yang selalu hangat untuk diperbincangkan karena pada masalah ini terdapat berbagai kepentingan yang saling berkaitan, sepertihalnya pemerintah, pengusaha, buruh, dan investor, sehingga masalah perburuhan ini masih menjadi isu penting baik lokal, nasional, maupun internasional. Pada masa orde baru, masalah perburuhan bersumber dari kebijakan umum ketenagakerjaan yang dijalankan pemerintah, yang bertujuan menyediakan kondisi yang diperlukan bagi penanaman modal dan stabilitas produksi, khususnya bagi buruh industri. Ini berbeda jika dibandingkan dengan era reformasi yang memungkinkan pertumbuhan dan berkembangnya serikat-serikat buruh secara beb...