You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku ini merupakan sebuah usaha memahami diri dan institusi dalam satu kali tarikan nafas. Artinya bahwa memahami diri dan institusi tidak bisa dipisahkan. Diri hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan institusi di mana ia hidup dan menjalani keanggotaannya. Demikian institusi hanya dapat dipahami dalam keberadaan diri anggotanya. Diri adalah aktor yang menggerakkan institusi, sementara institusi adalah medan di mana aktor bermain posisi dan peran dalam upaya mencapai kebaikan hidup bersama. Buku ini secara sadar memakai perspektif Ricoeurian, yang dimulai dari transformasi subjek atau disebut juga pembaruan diri menuju trasformasi institusi atau pembaruan kelembagaan. Transformasi diri (...
Teologi ekonomi adalah teologi tentang perbendaharaan gereja/jemaat, uang, investasi, asuransi, aset dan program kerja, serta anggaran sebagai sarana menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah tentang solidaritas, damai sejahtera, dan keadilan. Dalam rangka teologi praktis maka gereja/jemaat pertama-tama dilihat dalam paradigma apresiatif (appreciative inquiry approach). Cara melihat gereja/jemaat ini berpusat pada apa yang menghidupkan gereja/jemaat berupa karisma, berkat, serta potensi yang dimiliki untuk diberdayakan bagi hidup gereja/jemaat yang fungsional dan kontekstual. Nilai-nilai yang diusung dalam teologi ekonomi GPIB, antara lain: (1) terpusat, menunjuk pada kesatuan Tubuh Kristus ya...
Teologi, eklesiologi, dan misiologi ramah disabilitas adalah komponen-komponen penting yang menjadi intisari buku ini. Kajian yang holistik dan empiris (integrasi kajian literatur dengan hasil penelitian di jemaat-jemaat GPIB dalam konteks kota Makassar) menjadi sumbangan yang amat besar tidak hanya bagi civitas academica STT INTIM Makassar, melainkan juga bagi keluarga besar Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) dan juga bagi masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Teologi disabilitas (theology of disability) yang mulai marak sejak awal abad ke-21 telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia pendidikan teologi di Indonesia. Hal yang sama diharapkan juga terjadi dalam ...
Each issue includes a classified section on the organization of the Dept.
Sudah lama teologi Kristen bergulat dengan ketidakcerdasan sosial-kultural menghidupi konteks pluralisme religius-kultural. Sikap buta, memusuhi konteks dan mengeras dengan identitas kolonial sangat kuat dalam praksis ber-teologi, eklesiologi dan misiologi. Ini adalah bunuh diri teologis. Mengapa demikian? Berteologi kontekstual tidak akan pernah relevan dan mencapai tahap fungsional jika wawasan-wawasan yang ada di dalam konteks sudah dihakimi. Sikap mengeras dengan paradigma lama juga bentuk dari ideologi panik anti konteks yang payah dan kadaluwarsa. Di sinilah, merayakan ‘Sang Liyan’ adalah sebuah interupsi tentang makna keberlainan. ‘Sang Liyan’ menggambarkan paradoks makna ‘s...
“Paul Ricoeur berasal dari keluarga Kristen Protestan yang saleh”. Informasi ini menjadi awal dari pengembaraan penulis mengenal pemikiran Ricoeur hingga berwujud sebagai karya disertasi ini. Studi ini berangkat dari pertanyaan: Bagaimanakah hermeneutik Paul Ricoeur bisa mengerjakan tugas emansipatoris? Atau, bagaimanakah hermeneutik emansipasi Paul Ricoeur dapat menjelaskan secara kritis relasi kuasa, ideologi, dan kepentingan yang bermain di dalam tugas-tugas emansipasi subjek dan emansipasi sosial? Menjawab pertanyaan di atas, kajian ini menggunakan pembahasan kepustakaan (library research) untuk menganalisis pemikiran-pemikiran yang menjadi mitra dialog Ricoeur, baik dari sumber primer maupun sekunder. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis, yang tujuannya tidak sekadar uraian deskriptif mengenai pokok masalah dengan perihal yang menyekitarinya, tetapi yang tak kalah penting dan menentukan adalah analisis mengapa dan atau bagaimana pokok masalah itu (dalam hal ini Paul Ricoeur) menyusun dasar-dasar atas pilihan cara pandang, wacana yang dikembangkan bersama tradisi, teks, simbol, dengan sebab-akibat yang mengonstruksinya.
Buku ini diterbitkan untuk mengenang tujuh dekade keberadaan STT Intim sebagai lembaga pendidikan teologi Kristen. Buku ini merupakan kumpulan tulisan para dosen dan mantan dosen STT Intim yang pernah berkiprah melaksanakan proses belajar-mengajar di kampus ini. Sesuai bidang minat dan keahliannya, masing-masing penulis menuangkan gagasan yang membentuk cakrawala berpikir lintas ilmu (lintas bidang dan konteks), dan semua tema tersebut menjadi bidang keprihatinan STT Intim Makassar dalam mengembangkan praksis berteologi kontekstual. Semua tulisan ini hendak memperlihatkan pergulatan iman di tengah tantangan konteks sehingga membentuk sebuah diskursus teologi, eklesiologi, dan misiologi konte...
BISA DENGAR SUARA SAYA? merupakan buku hasil kerjasama STT Aletheia dan kelompok diskusi interdispliner Synoptic. Sesuai dengan topik-topik yang dibahas, sudah bisa ditebak bahwa tulisan-tulisan yang terbit ini dihasilkan pada masa pandemi Covid-19. Kalimat tanya dalam judul “Bisa Dengar Suara Saya?” adalah pertanyaan umum yang sering diucapkan tatkala mengecek jaringan audio daring. Keberadaan “suara” bisa saja dianggap sebagai noise atau gangguan sehingga harus secepatnya di-mute, matikan ketika masih rapat, kelas, atau seminar online. Namun, secara simbolis dipakai dalam bunga rampai ini untuk mengingatkan kita bersama bahwa suara-suara itu tidak selamanya terbungkam, dia memiliki kekuatan untuk menyeruak menembus batas-batas yang ada. Ruang isolasi dan “kontrol host” bukanlah penghalang untuk menghasilkan karya, bersuara secara jernih bagi Indonesia.
None
None