You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Pengantar Teologi Ekologi mengangkat masalah-masalah kerusakan alam dan tugas pemeliharaan lingkungan hidup dewasa ini menjadi tema teologi. Dalam buku ini, Teologi Ekologi dibahas dengan berangkat dari teologi Kristen Protestan. Teologi ini membangun suatu spiritualitas baru - yakni “sebuah sikap yang mencintai alam”. Sebagai orang beriman yang mencintai Tuhan, dan mengingat Tuhan bisa imanen di dalam alam, mencintai alam juga menjadi satu bagian dalam penghayatan iman Kristiani. Buku ini mempresentasikan tantangan pemeliharaan lingkungan hidup seluas dunia dan di tanah air Indonesia. Teologi Ekologi dalam buku ini menguraikan tanggapan teologis Gereja-Gereja anggota WCC dan Katolik terhadap kerusakan ekologi, termasuk suatu pembahasan panjang tentang ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si’.
Buku ini lahir dari keprihatinan terhadap kerusakan ekologi di Kepulauan Kei Provinsi Maluku. Kerusakan ekologi terjadi di wilayah yang masyarakat lokalnya menghidupi budaya lokal yang dinamai “Sasi Umum” atau “hawear”, yang diwariskan oleh para leluhurnya. Budaya lokal tersebut bertujuan melindungi hak-hak kepemilikan tanah maupun melindungi dan melestarikan lingkungan alam di daratan dan lautan atau bumi yang disebut dalam bahasa emiknya “Nuhu-Met”. Realitas tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian lapangan di Kepulauan Kei, untuk mendapatkan data tentang kerusakan ekologi maupun eksistensi budaya Sasi Umum. Data-data tersebut kemudian dijadikan sebagai teks budaya...
Buku Spiritualitas dari Berbagai Tradisi ini diterbitkan melalui kerja sama Pusat Pengembangan Spiritualitas Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana dengan Penerbit PT Kanisius dalam rangka memperingati 500 tahun Reformasi Martin Luther. Oleh karena itu, rangkaian bunga ini dimulai dengan spiritualitas Martin Luther. Selanjutnya, dirangkai bunga dari tradisi iman Hibrani sampai praktik sekarang ini dengan memetik bunga-bunga dari berbagai tradisi, seperti dari tradisi Katolik, Protestan, Gereja Timur, dan Islam. Perpecahan Gereja yang terjadi telah diikuti dengan Gerakan Oikumene, gerakan kesatuan Gereja-gereja. Buku ini diharapkan menjadi sumbangan dalam rangka gerakan kesatuan murid-murid Yesus sebagaimana dikehendaki oleh Yesus sendiri, kesatuan yang terbuka terhadap semua saudara dengan segala macam perbedaannya. Semoga para pembaca melihat dan mengapresiasi keindahan setiap bunga yang ada dalam bunga rampai ini, dan selanjutnya diperbaharui dalam menapakkan langkah menempuh penziarahan hidup bersama. Selamat membaca!
Buku festchrift merupakan karya akademik untuk menyatakan penghormatan dan penghargaan kepada seorang tokoh yang diakui karya dan pengabdiannya dalam berbagai bidang, termasuk dalam dunia pendidikan. Karya dan pengabdian tokoh itu tidak saja berguna pada masanya, tetapi juga sebagai sumber belajar yang kaya untuk generasi mendatang. Demikian juga buku penghormatan terhadap Ibu Margaretha Hendriks-Ririmasse. Selama masa pengabdiannya, Ibu Etha (demikian biasa ia disapa) melaksanakan tridharma perguruan tinggi secara maksimal. Kapasitas intelektual, kapasitas kepemimpinan dan integritas dirinnya diakui tidak saja di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat nasional dan internasional, baik di lingkup pendidikan, gereja, maupun masyarakat.
Buku ini adalah sebuah upaya untuk mendorong terus gerak berputar (detour) diskursus teologi dari ancaman kebuntuan teologis yang selalu mengintip di depan pintu kebiasaan para teolog mengolah diskursus teologi demi kepentingan teologi pada dirinya sendiri di ruang privat. Teologi kemudian menjadi semacam menara gading yang tidak lagi secara praktis menyentuh persoalan-persoalan konkret di ruang publik. Kondisi ini akhirnya pun menutup kemungkinan disentuhnya ruang privat oleh perspektif-perspektif baru di ruang publik secara multi dan lintas disipliner.
“Paul Ricoeur berasal dari keluarga Kristen Protestan yang saleh”. Informasi ini menjadi awal dari pengembaraan penulis mengenal pemikiran Ricoeur hingga berwujud sebagai karya disertasi ini. Studi ini berangkat dari pertanyaan: Bagaimanakah hermeneutik Paul Ricoeur bisa mengerjakan tugas emansipatoris? Atau, bagaimanakah hermeneutik emansipasi Paul Ricoeur dapat menjelaskan secara kritis relasi kuasa, ideologi, dan kepentingan yang bermain di dalam tugas-tugas emansipasi subjek dan emansipasi sosial? Menjawab pertanyaan di atas, kajian ini menggunakan pembahasan kepustakaan (library research) untuk menganalisis pemikiran-pemikiran yang menjadi mitra dialog Ricoeur, baik dari sumber primer maupun sekunder. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis, yang tujuannya tidak sekadar uraian deskriptif mengenai pokok masalah dengan perihal yang menyekitarinya, tetapi yang tak kalah penting dan menentukan adalah analisis mengapa dan atau bagaimana pokok masalah itu (dalam hal ini Paul Ricoeur) menyusun dasar-dasar atas pilihan cara pandang, wacana yang dikembangkan bersama tradisi, teks, simbol, dengan sebab-akibat yang mengonstruksinya.
The Future of Christology covers much the same ground as Jesus Symbol of God, though in a much more accessible and compact format.
Martin Luther's theology presented a paradigmatic shift in defining God and humanity, refuting the foundations of Aristotelian anthropology with a new emphasis on the Revealed God and his unconditioned grace. Robert Kolb traces the development of Luther's thinking within the context of late medieval theology and piety at the dawn of the modern era.
The Indonesian Dutch Consortium on Muslim-Christian Relations brought together academics, intellectuals as well as social activists from both countries, Christians and Muslims alike. While what is published here is the academic output, the impact of the consortium has therefore been much broader. The contributions are organized according to five generative themes: Identity, Religion and State, Gender, Hermeneutics and Theology of Dialogue. The book has attracted attention already before its publication. It is hoped that this project will inspire continuous efforts for interreligious dialogue.