You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
11 Post- tradition in Japanese culture -- Heritage -- 12 Industrial architecture -- 13 Landscape architecture -- 14 Middle- class housing -- Memory -- 15 Cultural institutions -- 16 Architectural photography -- Conservation -- 17 Laws and regulations -- 18 Technology -- Economy -- 19 Economic analysis -- Index of places -- Index of names
No detailed description available for "Modernism in Africa".
This edited collection looks at ruins and vacant buildings as part of South Africa’s oppressive history of colonialism and apartheid and ways in which the past persists into the present Falling Monuments, Reluctant Ruins: The Persistence of the Past in the Architecture of Apartheid interrogates how, in the era of decolonization, post-apartheid South Africa reckons with its past in order to shape its future. Architects, historians, artists, social anthropologists and urban planners seek answers in this book to complex and unsettling questions around heritage, ruins and remembrance. What do we do with hollow memorials and political architectural remnants? Which should remain, which forgotten...
Ibrahim Fawal menuturkan kisah memilukan terusirnya sebuah bangsa dari tanah air yang telah ribuan tahun mereka diami. Fawal seakan-akan melantunkan nyanyian duka puluhan ribu penduduk Palestina yang dibantai, diperkosa, kehilangan rumah dan keluarga, bahkan kehilangan pandangan hidup karena situasi politik yang nyatanya masih berlangsung hingga saat ini. Bersamaan dengan itu, pecahlah kedamaian antar-umat Kristen, Islam, dan Yahudi, yang sebelumnya hidup rukun beratus-ratus tahun di Palestina. Dendam dan amarah pun tumbuh. Kisah dalam novel ini tambah menarik karena diwarnai lika-liku cinta antara Yousif Safi, sang tokoh utama, dan Salwa, seorang gadis cantik di kotanya. Bukan sekadar kisah...
Di gurun terlarang yang kering dan tak kenal ampun, di tengah dunia yang penuh keajaiban dan kegelapan, terlahirlah kisah tentang seorang pemberontak yang tak tergoyahkan. Amani Al`Hiza telah kehilangan segalanya dalam kehidupannya yang keras di Kota Dustwalk. Namun, di tengah pasir-pasir kehidupannya yang gersang, tersembul satu kekuatan yang tak terduga. Dengan keahliannya dalam menembak, dia memutuskan untuk membebaskan dirinya dari belenggu dan mencari takdir yang lebih besar. Saat perjalanannya dimulai, Amani terjebak dalam konflik berbahaya antara dunia manusia dan kekuatan magis jahat yang mengintai di kegelapan. Dalam upayanya untuk bertahan hidup, dia harus bersatu dengan sosok misterius bernama Jin, seorang penjahat legendaris dengan kekuatan yang menakjubkan. Bersama-sama, mereka menyusun rencana untuk memberontak dan melawan tirani yang menindas.
Aku berlari ke luar rumah, mengambil sepeda dan mengayuhnya secepat kubisa. Emak pasti bisa melihat air mataku. Air mata yang mewakili setiap keruntuhan keyakinanku. Aku tahu Emak tidak bisa melakukan semuanya sendirian, menjadi penopang keluarga yang tengah berantakan.Aku hanya ingin belajar di pesantren, tapi juga tak ingin menyakiti hati Emak. Aku ingin berilmu seperti Ali dan para sahabat Nabi lainnya, tapi aku juga ingin berbakti seperti bakti Fatimah kepada Ayahanda Nabi Muhammad Saw. Apakah Allah akan memaafkan karena pilihanku pergi dari rumah untuk belajar agama? Atau, justru rida Allah tidak akan menuntunku karena aku bersikeras meninggalkan Emak? [Mizan, Bentang, Fiqih, Agama Islam, Indonesia]
Sinopsis Beberapa wanita ditemukan meninggal dengan cara mengenaskan. Tampaknya pelaku adalah seorang psikopat yang kejiwaannya terganggu, karena para korban ditemukan dengan cara yang benar-benar membuat semua orang bergidik ngeri. Rata-rata korban dikenal sebagai wanita perebut suami orang, lalu siapakah pelakunya? Apakah motif dirinya hingga sampai tega melakukan perbuatan yang benar-benar keji.
Kita tidak pernah tahu mengapa Ray Rizal memilih judul Mayat Yang Kembali untuk kumpulan cerita pendeknya ini. Akan tetapi, tampaknya buku ini merupakan karyanya yang terakhir yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, karena ia sudah berpulang tanggal 7 Januari 1997. (Balai Pusaka)
Namanya Imar Mulyani. Semua orang menyebutnya Sang Peramal. Dia sering muncul tiap akhir tahun di TV, membacakan nasib-nasib yang tertera pada kartu-karu Tarot-nya. Bencana alam, skandal artis atau pejabat, semua yang buruk-buruk, pokoknya. Yang bisa membuat seluruh Indonesia heboh. Para kliennya, baik yang terkenal maupun orang biasa, memiliki satu kesamaan: punya rahasia kelam. Ketika suatu hari Imar mendadak hilang, di tengah-tengah jamuan makan malam yang dia selenggarakan, siapa lagi yang harus disalahkan kalau bukan salah satu dari mereka? "Ketegangannya dibangun perlahan dari awal dan misterinya sukses bikin terpana. Salah satu buku yang sukses bikin saya tercengang dari awal sampai akhir." -- Vie Asano, penulis Suicide Knot [Mizan, Noura Books, Noura Publishing, Novel, Fiksi, Misteri, Remaja, Indonesia]
Yasmin Nadilla suka melancong. Kali ini Pulau Santubong, Pulau Sejinjang menjadi destinasinya. Namun malang tidak berbau, Yasmin Nadilla telah diculik bersama seorang anak hartawan bernama Daniel Ezairy. Sejak menjadi tahanan, Daniel Ezairy sudah mula tertarik dengan Yasmin Nadilla walaupun dia sudah ada kekasih bernama Sharifah Mastura. Yasmin Nadilla tidak memboleh menerima cinta Daniel Ezairy kerana dia sudah bertunang dengan Amran. Pelbagai cara dilakukan untum menarik perhatian Yasmin Nadilla. Namun semuanya gagal. Yasmin Nadilla sedikit pun tidak ambil kisah tentang perasaan Daniel Ezairy. Dia betul-betul setia dengan tunannya dan tidak mungkin akan berpaling tadah.