You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Maryam abad 21 bukanlah wanita pengumbar-umbar aurat. Tapi mereka yang menjadikan aurat hadiah untuk suaminya. Maryam abad 21 bukanlah wanita yang berbicara sombong, angkuh dan hasut. Tapi mereka yang cantik dalam sikap, kaya dalam pengetahuan, dan cerdas dalam sosial. Maryam abad 21 bukanlah perempuan yang dibenci surga. Tapi maryam abad-21 adalah wanita yang Allah haramkan neraka baginya. Mariam abad 21 adalah kita. Kita yang akan terus berusaha menjadi wanita muslimah yang kaffah. Insya Allah.
Puisi terbaik hasil event Menubar #1 Penerbit EBIZ 2022 Ade Kirana - Petik bunga ditabur Ainur Roisyah - Kini Telah Usai ALFIN FAIZAL AMRI - Rahsa Alfina Kusuma Ardiani - Perginya separuh jiwa Annisa Nur Rahayu - Berpisah denganmu selamanya Ayang Ranisa Rahma - RATAPAN SYAHDU Ayu Sapitri - Sahabat Terbaik yang Pergi Cici Wulandari - Kita Yang Berbeda DEA KHOERUNNISA - Berpisah Desak Made Wiriani - Senja Bermuram Durja Dini Sulistiyawati - PAGI BERSAMA DUKA Dise Dalusari - Pelukan Seroja di Akhir Masa DYAH SUHARTINI - Sekejap kehadiran mama Edi saputra - Titipan Rasa Fadilla Isrovia Kurlania Putri - Sayonara Farah. Mujahidah - perpisahan kita Farandika Nanda Pratama - Melawan Harapan Penuh Il...
Dusta Harapan Wahai musafir hati, inikah gerangan tujumu? Kudongengkan pada sang dewi malam. Tarian nan jauh jemarimu, mengalirkan sajak mendayung Kau dorongkan perahu api, terbawa arus menuju hilir kalbuku. Masih tergores seruan merdumu Wahai dewiku, kuukir lembah indah untuk menyemai cinta” Tunggulah daku, seraya kau menyirami bunga.” Menantilah aku bertopang ranting kayu. Kahlil bersajak, “Badai bisa menghempaskan bunga, namun tidak dengan benihnya.” Sayang, apalah daya Larik indah tiada berlaku padaku. Burung merpati tiada pernah membawa kabar surat untukku Nazar lalumu tinggallah ampas bak empedu. Tiada tangis, sudahlah kering menunggu Dusta harapan kau ciptakan nan syair
“Membaca tulisan ini seakan berada di dataran Tiongkok. Menyusuri alam yang mengandung banyak cerita seiring bergeraknya pena sejarah. Penulis pandai sekali menggambarkan konflik politik yang terjadi di hamparan luas daerah Tiongkok. Selesai membaca buku ini juga memberikan kesan baru saja keluar dari pusaran konflik sambil tetap membayangkan Dalai Lama di pengasingannya. (Nurdin, ketua Dewan Penasihat IGI Pusat) “Ketika saya berada di Kedubes RI di Beijing 2015 silam, Atase bidang pendidikan menyambut kami dengan mengatakan: Selamat datang di negara adikuasa, negara penguasa dunia saat ini. Saya yang selama ini menganggap Amerika sebagai negara adikuasa langsung berbelok pikir seolah se...
Kupu–kupuku yang cantik, Saksikanlah alam terindah di sekolah kita! Di atas dedaunan, embun pagi bercahaya Sinar mentari berhasil memantulkannya Udara bersih dan sejuk, terasa segar Menambah kekuatanmu terbang ke sana, ke mari Nikmatilah wahai kupu–kupuku! Bunga yang mekar di halaman sekolah Berwarna–warni mengujimu untuk tergoda Madu yang menjadi hidanganmu Selalu tersaji karena ada kami, pengagummu. Berharaplah Setelah energimu bangkit! Agar kau bisa terbang setinggi mungkin Menggapai segala keinginan yang tertunda Sebelum masa menelan habis waktumu. Yunsyah Putra, S.Pd.SD ( Kepala SDN Kuala Peudawa Puntong)
perkembangan pertanian. Pertanian merupakan sektor unggulan dalam menyediakan sumber bahan pangan dan obat – obatan, bahkan sebagai penyedian sumber energi terbarukan. Upaya pembangunan pertanian Indonesia memerlukan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia, lebih-lebih kalangan akademisinya. Upaya tersebut menjadi sangat urgen bagi Fakultas Pertanian UMSU sebagai Fakultas yang bergerak dalam bidang pertanian di Indonesia. Di lingkungan Fakultas Pertanian sendiri dapat dengan mudah dipahami, bahwa pertanian mempunyai arti yang luas, namun bagi masyarakat umum, pengertian pertanian dalam arti luas tersebut tidaklah koheren, tunggal, dan tanpa bias.
Biarlah kami para guru tetap menjadi jembatan masa depan bangsa. Kami yang tak punya gelar “Dewa” akan tetap menjadi cahaya bagi putra-putri Indonesia. Meski tak banyak yang kami dapat, dan tak cukup pula yang kami terima, biarlah ini menjadi sedekah jariah menuju surga-Nya. Kami para guru akan terus meradang. Walau berbagai ujian datang, kami akan bertahan dan menjadi benteng yang kokoh. Tak banyak harapan kami, hanya ingin putra-putri kami menjadi manusia yang berbudi luhur. Tetaplah menjadi pemuda kebanggaan Indonesia. Dan biarlah jasa kami menjadi amal saat menghadap Tuhan kelak. Aini Pien
On conflict management and peace agreement in Nanggroe Aceh Darussalam.
Political and social conditions of Aceh after the implementation of Helsinki MoU.
Implementation of Islamic criminal law in Nanggroe Aceh Darussalam.