You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Anisa melangkah gontai dalam kegelapan, dalam kesepian malam.... Tertatih - tatih mencari jalan pulang, hingga begitu sampai rumah, ia menceburkan diri di atas ranjang. Di paksanya iar matanya keluar, agar perasaan duka lara terpuaskan. Tapi tak ada! Tak ada setetespun air mata yang keluar. Yang ada hanyalah kepedihan yang terasa mengkoyak moyak hatinya.... Yang menghancur leburkan jiwanya......
Di zaman ini, kita pake komputer, laptop, flashdisk, HP, buku diktat, plus alat tulis. Kita ikut beragam ekskul, dengan perangkat n seragam berbeda. Kita punya e-mail yang mesti dibalas, blog yang musti di-up date, musik n film untuk di-donlot, belum lagi PR yang segambreng. Kamu sering kehilangan mp3 playermu dan ga punya waktu untuk mencarinya? Seragam basket tertinggal di rumah? Ga sengaja menghapus file tugasmu di komputer? Parahnya lagi, kamu sering sakit punggung lantaran mesti membawa alat angkut super sesak bernama tas ransel? Ini saatnya untuk merapikan hidupmu! Dengan buku ini, kamu bisa mengendalikan hidupmu, di tanganmu sendiri. Yang lebih penting, kamu bakal punya banyak waktu luang, kesempatan bergaul, kegiatan yang lebih asyik, lebih tenang, ga tergantung orang lain, bahkan uang saku yang lebih banyak. Dengan membereskan hal-hal kecil dan jadi lebih teratur, hidupmu akan lebih asyik. [Mizan, Kaifa, Motivasi, Indonesia]
Kuliah beres, gaul jalan terus! How to Study adalah buku pegangan yang ideal bagi semua mahasiswa perguruan tinggi. Buku ini berisi ratusan kiat praktis yang akan membantu para mahasiswa sejak kuliah pertama hingga ujian akhir; bahkan setelah lulus. Kiat-kiat dalam buku ini sangat lengkap, mencakup: - Sukses menghadapi berbagai penilian -- bagaimana menulis esai, memberikan presentasi, dan mempersiapkan serta menempuh ujian. - Mengatasi masa-masa sulit menjadi mahasiswa -- bagaimana mengobati kekecewaan dan keluar dari masalah. - Mencari pekerjaan -- bagaimana menulis CV, surat lamaran kerja, dan berhasil dalam wawancara. How to Study membantu para mahasiswa menggunakan waktu secara bijak, p...
Menulis puisi adalah sesuatu yang baru saya tekuni dalam aktivitas menulis. Menulis puisi memang terkesan mudah, namun tidak semudah yang dibayangkan. Menulis puisi memang bebas berekpresi namun terikat dengan diksi.
Dalam pembacaan saya yang paling subjektif, puisi-puisi Moh. Syarif Hidayat pada antologi ini sepertinya lahir sesaat sebelum gema paling akhir dari impresi-impresi batiniah dirinya--terhadap endapan peristiwa yang dilibati-- menghilang menjadi hening. Maka efeknya adalah kata-kata yang lahir pada proses kreatif MSH–meski sebagian klise—namun memiliki cita rasa semantik yang khidmat. Walhasil, menghayati seluruh puisi dalam antologi ini dalam sekali baca, kita seperti nyemplung berenang ke dalam kolam air kata-kata yang bening, sejuk, sublim dan menyegarkan. Pandu Hamzah (Pecandu Puisi)
Quantum Writing berisi sekumpulan teknik yang sangat praktis untuk memunculkan potensi menulis Anda secara gampang dan menyenangkan. Ada banyak teknik di dalam buku ini yang memungkinkan Anda memilih satu atau dua teknik yang cocok dengan karakter Anda. Bacalah segera buku ini, niscaya Anda akan merasakan pelbagai khasiatnya. [Mizan, Kaifa, Inspirasi, Motivasi, Indonesia]
Aksara bersuara, ajaran hujan menjelma bait atma. Harsa meranumkan rasa yang dikultus nyawa. Hasta menggenggam derasnya. Ketika puisi berdesakan di dada. Kisruh di lorong kerongkongan mencari jalan udara. Kontemplasi adalah habitat aslinya. Bersenandika menyucikan dialog tunggal batin kama. Logika mencerna, sepaham hujan membahasakan perasaan. Berbagi kebajikan, tertulis manuskrip kesederhanaan. Bukan nirmala atau dewa bertubuh manusia. Mewahyukan pluviophileisme pada penganutnya. Petrikor menyerbak menuju Tuan-Puannya. Melebur dalam hujan, merangkai rinai rima. Setelah seharian puisi beribadah puasa. Satuan kalimat diresap tanah, mengalir ke muara. Diangkat lagi menuju bumantara; kembali ke singgasana. *** Dalam buku ini terdapat 100 puisi yang bisa dinikmati; ditulis selama satu dekade (2010-2020). Puisi-puisinya tergolong modern dan kontemporer. Terdiri dari beberapa jenis mazhab (aliran), tema, tipografi, gaya bahasa, dan jangkauan simbolik yang berbeda-beda. Meskipun begitu, penulis tidak menghilangkan karakteristiknya yaitu selalu menanamkan aspek filosofis dan lisentia poetica.
Seri Puisi Esai Indonesia Ambon Manise Kisah Sang Penantang Baduy Dan Tanah Luruh Benteng Lentera Pasundan Bahana Bumi Antasari Luka Zamrud Khatulistiwa Balada Ibu Kota Mantra Laut Mandar Di Balik Lipatan Waktu Menggugat Alam, Mengejar Sunyi Di Gerbang Stasiun Penghabisan Merisik Jalan Ke Percut Gaung Moluku Kie Raha Nyayian Perimping Gema Hati Mongondow Palu Gemuruh Laut Timur Penyelam Dari Padang Hitam Genderang Bumi Rafflesia Raja Alam Barajo Ironi Tanah Pungkat Di Lambung Langit Renjana Khatulistiwa Jejak Jerit Di Tambun Bungai Serambi Madinah Jiwa-Jiwa Yang Resah Serat Sekar Tanjung Kepak Cendrawasih Sergam Kesaksian Bumi Anoa Sisa Amuk Kidung Kelam Suara-Suara Yang Terbungkam Kidung Ta...
RECOMMENDED BY EDITOR . Kisah Klasik. Ada satu dua kisah yang ketika kita tuliskan, mumbuat jari di tanagn mengetik cepat, sangat semangat. Senyum yang kadang-kadang merekah saat memulai percakapan di paragraf baru. Selalu saja begitu. Kisah yang unik, diceritakan oleh tokoh-tokoh nyata yang tahu segala jalan cerita, yang paham betul, merasakan, meresapi setiap kejadian. Naskah ini menjadi naskah recommended kedua setelah buku Ramadhan: Cinta Terbaik dari Sang Mahacinta. Naskah-naskah luar biasa yang dilahirkan dari seorang ibu, seorang ayah, guru hebar, pelajar-pelajar tangguh, yang berhasil membuat editor terkesan di setiap lembarnya. Semoga pembaca turut merasakan pesan-pesan tak tersurat dalam buku ini. Terima kasih untuk 24 penulis-penulis yang tekah mengikuti Kelas #IMMbatch7. Semoga mereka yang tengah bekerja di balik layar ini, tercapai keinginannya, dan terus menghasilkan karya-karya terbaik untuk memajukan literasi di Indonesia.
Di saat matahari meredupkan cahayanya, pertanda awan akan segera berganti warna. Pepohonan dan rerumputan terbuai oleh tiupan angin. Gemuruh terdengar membisingkan telinga. Lambat laun warna gelap menyelimuti langit, tetesan air mulai jatuh menyapa bumi. Di sudut ruang kita terbuai dalam keheningan rindu, ingin rasanya bergegas menjumpai sang pemilik rindu itu, namun langkah terasa berat memunculkan diri di hadapannya. Berkali-kali kita harus berhadapan dengan badai yang teramat kencang, petir yang semakin menggelegar. Perlahan tapi pasti badai itu mulai beranjak pergi, walau masih menyisakan jejak, namun dari kejauhan terlihat sebuah lengkungan indah, ia teramat memesona dengan warna-warnin...