You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
This book is a comparative study of terrorism and counterterrorism in Saudi Arabia and Indonesia. It explores the history and contemporary developments of terrorism, especially Islamist terrorism, in these two Sunni Muslim-majority countries. In doing so, it analyzes the strengths and weaknesses of governments’ policies, strategies, and models of counterterrorism, including terrorist rehabilitation and reintegration programs. In addition, the book also documents the opinions of Saudis and Indonesians to find societal voices on effective ways of combating violent extremism and discusses Saudi-Indonesian cooperation on counterterrorism, defense, and security issues. The book suggests that although particular Islamic texts, teachings, and discourses might influence radical behaviors and practices of some Muslim individuals and groupings, terrorism is beyond ideological, religious, and doctrinal issues. Therefore, multiple methods and strategies are needed to combat radicalism and create sustainable peace in society. The work will be is beneficial for both academic and non-academic communities, particularly students of conflict, violence, peacebuilding, and religious studies.
Jalan Kebenaran itu sempit, terjal, gersang, berbatu dan penuh cadas yang tajam. Di sana pulalah ular-ular beludak dengan bisa yang mematikan bermukim. Siap mematuk dan menghancurkan tumit siapa pun, yang berjalan di atasnya. Siapa pun yang berani memilih jalan itu, ia harus rela kakinya terluka. Menderita kesakitan dengan risiko dipagut ular berbisa. Hanya mereka yang tak menyayangi nyawanya yang berani menempuh jalan itu. Tapi di ujung jalan itu ada oase yang menyegarkan jiwa dan membawa kesejukan. Jalan Kebenaran, jalan yang diinginkan semua orang tapi jarang dipilih karena terlalu berisiko. Tapi Ahok memilihnya demi meretas asa mengatasi persoalan bangsa ini yang semakin menahun. Sebab j...
Renungan Harian® mengenal, mengasihi, dan memuliakan Tuhan setiap hari
None
"Membangun itu untuk menyejahterakan masyarakat. Kalau tidak sejahtera, apa itu masih disebut membangun?" Pertanyaan Tri Rismharini tersebut patut menjadi renungan para pemimpin di negeri ini. Ya, wali kota Surabaya itu telah membuktikan dirinya sebagai pelayan rakyat. la tak segan turun langsung ke jalan raya untuk mengurai kemacetan! Ridwan Kamil selaku wali kota Bandung pun tak luput dari terobosan-terobosan yang mencengangkan. Melalui tangan terampilnya, kini Bandung memiliki berbagai taman yang indah dan unik. Di antaranya Taman Lansia, Taman Jomblo, dan Taman Fotografi. Tak hanya kedua tokoh hebat itu, di dalam buku ini juga menyajikan pemimpin-pemimpin berhati rakyat yang lainnya. Berbagai peran telah mengubah wajah beberapa daerah menjadi lebih baik. Indonesia patut bangga mempunyai orang-orang seperti mereka! Selamat membaca.
Surat Yakobus merupakan surat yang ditujukan kepada orang percaya di luar Palestina (Yerusalem), Yakobus menulis agar orang percaya harus hidup sesuai dengan iman nya. Karena orang percaya dibenarkan oleh Tuhan. Orang yang dibenarkan oleh Tuhan pasti percaya pada Tuhan, orang yang percaya pasti dipimpin Tuhan sehingga ia hidup baik. Salah-satu teladan kehidupan orang percaya ialah perkataannya. Bagaimanakah ucapan lidah orang yang telah percaya?
"Orang waras pilih Ahok," ujar Ahok mengutip perkataan kenalannya ketika diminta usulan judul buku pada minggu ketiga Juni 2014. Biografi ini mengupas kehidupan Ahok berdasarkan wawancara dengan Ahok sendiri, keluarga, orang-orang terdekat, dan 9 ahli dari berbagai bidang. Kisahnya dari balita hingga dewasa, pengalaman hidup dan peristiwa-peristiwa ringan yang dia alami, memberi gambaran seperti apa Ahok sesungguhnya. Bagaimanapun juga, Ahok kini merupakan ikon pejabat yang berani, bersih, dan mau bekerja keras demi rakyat. Memang, judul buku ini akhirnya bukan Orang Waras Pilih Ahok, karena sesungguhnya bagi rakyat ada yang lebih penting daripada sekadar memilih seorang Ahok, yaitu memegang teguh Politik Akal Sehat. Prinsip inilah yang diharapkan menggiring rakyat untuk memilih pemimpin berkarakter bersih, transparan, dan profesional. Tentu saja tak meski Ahok karena Ahok berulang kali mengatakan, "Kalau ada yang lebih bagus dari saya ya jangan pilih saya. Kalau ada." [Mizan, Noura Books, Nourabooks, Partai, Politik, Tokoh, Negara, Indonesia]
PENULIS: ARIMBI BIMOSENO UKURAN: 17.6 x 25; 240 FC ISBN: 978 979 147 863 2 LOMPATAN JOKOWI Belum selesai jadi wali kota, dipromosikan jadi gubernur. Belum selesai jadi gubernur, dipromosikan jadi presiden. Fenomena Jokowi bisa jadi merupakan cermin adanya krisis kepemimpian nasional. Betapa sulit mencari pemimpin yang memenuhi syarat-syarat seorang pemimpin. Siapa saja mungkin bisa jadi presiden, tapi belum tentu setiap presiden adalah pemimpin. Dan semua itu terjadi dalam waktu sembilan tahun. Sebuah lompatan fantastis. JOKOWI MENANDAI SEBUAH ZAMAN, BAHWA UNTUK JADI PRESIDEN TIDAK HARUS KETURUNAN BANGSAWAN, TIDAK HARUS KETURUNAN KONGLOMERAT, TIDAK HARUS BERLIMPAH UANG. RAKYAT JELATA YANG BUKAN SIAPA-SIAPA PUN BISA MENJADI PRESIDEN BILA MEMILIKI KOMPETISI DAN INTEGRITAS.
Is there any relation between the Christian hope and human hopes and aspirations? Does the wish for a better life have no relation to the salvation God offers to all people? This book attempts to address these questions as a whole by way of an essay in biblical theology. It seeks to respond to the fundamental issue: what is the biblical view of God's mission in the world? It may be that Scripture approached on its own terms, without some preconception about what Òthe church has always believed about evangelism,Ó will clarify the issues. For in Scripture God is obviously interested in the whole person, embedded as he or she is in the whole of creation and inserted in a particular history.
The decolonization of Indonesia, the world's most populous Muslim country, was seen by up to half of the population as a religious struggle. Utilizing a combination of oral history and archival research, Kevin W. Fogg presents a new understanding of the Indonesian revolution and of Islam as a revolutionary ideology.