You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
This proceeding contains selected papers of The International Seminar On Recent Language, Literature, And Local Culture Studies In New Normal “Kajian Mutakhir Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah di Era Normal Baru (BASA)” held on 4 November 2020 with virtual conference in Solo, Indonesia. The conference which was organized by Sastra Daerah, Faculty of Cultural Sciences Universitas Sebelas Maret. The conference accommodates topics for linguistics in general including issues in language, literature, local cultural studies, philology, folklore, oral literature, history, art, education, etc. Selecting and reviewing process for the The International Seminar On Recent Language, Literature, And L...
This proceeding contains selected papers of The International Seminar On Recent Language, Literature, And Local Culture Studies “Kajian Mutakhir Bahasa, Sastra, Dan Budaya Daerah (BASA)” held on 20-21 September 2019 in Solo, Indonesia. The conference which was organized by Sastra Daerah, Faculty of Cultural Sciences Universitas Sebelas Maret and Culture Studies Postgraduate Program of Universitas Sebelas Maret. The conference accommodates topics for linguistics in general including issues in language, literature, local cultural studies, philology, folklore, oral literature, history, art, education, etc. Selecting and reviewing process for the The International Seminar On Recent Language,...
Javanese literature is one of the world’s richest and most unusual literary traditions yet it is little known today outside of Java, Indonesia, and a handful of western universities. With its more than a millennium of documented history, its complex interactions over the centuries with literature written in Sanskrit, Arabic, Persian, Malay and Dutch, its often symbiotic relationship with the performing arts of puppetry and dance, and its own immense creativity and insight, this vastly understudied literature offers a lens to understanding Java’s fascinating world as well as human ingenuity more broadly. The essays in this volume, Storied Island: New Explorations in Javanese Literature, take a fresh look at questions and themes pertaining to Java’s literature, employing new theoretical and methodological lenses.
Buku ini relatif bermanfaat juga bagi para pengampu pendidikan, misalnya pemerintah sebagai pengelola sekolah, guru/pendidik, dan orang tua untuk dijadikan acuan membuat suatu kebijakan pendidikan pada tahap tertentu, misalnya pembuatan teks secara bersama-sama, dosen boleh mengarahkan mahasiswa untuk kembali kepada tahap pemodelan. Pada dasarnya mahasiswa belum dapat membangun teks secara mandiri, mahasiswa masih membutuhkan fasilitasi dari pihak lain. Fasilitasi itu dapat berasal dari dosen, teman sejawat, atau siapa pun. Dengan demikian, mahasiswa bersama-sama mahasiswa lain dan dosen sebagai fasilitator menyusun kembali teks seperti yang ditunjukkan pada tiap bagian bab sebagai model teks. Dan akhirnya semua yang dikemukakan dalam tiap bagian buku ini dapat menjadi acuan bagi semua orang yang memerlukan bahasa sebagai media komunikasi formalnya.
Buku ini bertema kedudukan dan peran perempuan Jawa. Perempuan berasal dari kata empu-empuan atau “empon-emponan”, yaitu bahan obat berupa jahe, kunyit, lempuyang, dan sejenisnya. Jenis tumbuhan ini memiliki rimpang yang berfungsi untuk jamu (pengobatan tradisional) dan biasanya pengolahannya di dapur. Empon-empon juga berfungsi untuk bumbu makanan. Secara harfiah, empu berarti seorang ahli atau berprestasi dalam bidang tertentu. Kesemua ini disadari atau tidak, menggambarkan tentang sosok ibu. Suatu gambaran wanita yang memiliki keahlian, akan tetapi terpinggirkan ke dapur atau ruang domestik, yaitu wilayah yang hanya mengurusi masalah rumah tangga. Apa boleh buat, ibu telanjur diposisi...
The proceedings of International Conference on Science, Education, and Technology 2019 are the compilation of articles in the internationally refereed conference dedicated to promote acceleration of scientific and technological innovation and the utilization of technology in assisting pedagogical process.
"Jagad Warog Ponorogo ditelisik dengan tuntas lewat cara unik. Novel yang menarik dan sangat pantas dibaca" Ahmad Tohari, Sastrawan "Kearifan cinta, ombak sejarah dan politik saling bertemu dalam legenda. Sebuah novel yang menggugah rasa, mencerahkan jiwa merdeka!" Abidah El Khalieqy, Penulis cerita film Perempuan Berkalung Sorban "Batasan fakta dan fiksi menjadi sangat tipis, inilah novel Tembang Tolak Bala." Lan Fang, Penulis novel Perempuan Kembang Jepun, Ciuman Di Bawah Hujan
Perbedaan laki-laki dan perempuan, baik dari segi substansi kejadian maupun peran yang diemban dalam masyarakat, telah menimbulkan perdebatan dan diskusi yang cukup panjang bahkan masih menyimpan masalah. Perbedaan jenis kelamin secara biologis (seks) ini telah melahirkan interpretasi budaya, yang kemudian dikenal dengan istilah gender. Berbicara gender, fakta empiris memperlihatkan bahwa perempuan adalah phak yang lebih banyak mendapatkan bentuk-bentuk ketidakadilan gender, semisal berupa marginalisasi perempuan, penempatan perempuan pada subordinasi, stereotype (pelabelan), kekerasan (violence) terhadap perempuan, dan beragam kasus lainnya yang sering kita dengar. Buku ini hadir mengajak pembacanya “berwisata”, untuk memikirkan kembali (rethinking) emansipasi kaum wanita, dalam hubungannya dengan partisipasi kebangsaan dan dinamika masyarakat. Karena bagaimanapun, permasalahan gender ini sangat mempengaruhi pembangunan suatu negara. Harapannya, tentu saja agar perjuangan kesetaraan gender di Indonesia segera dapat direalisasikan, dalam rangka membangun tatanan sosial yang lebih berkeadilan.
Sebuah kisah dengan latar yang jarang tergarap. Membacanya seperti terlempar pada masa kejayaan pabrik-pabrik gula tempo dulu. Sungguh, sebuah novel yang sangat layak dibaca. —Yudhi Herwibowo, penulis Adalah rasa cinta sesungguhnya, membuat Mandor Sanyoto harus menolong Meinar, teman istimewa di masa lalunya, dari status bakul jamu yang konotatif dengan pelacur. Ia sendiri tak mengharapkan pertemuan kebetulan itu, karena telah beristri. Pertemuannya dengan Meinar dibarengi kenyataan bahwa keadaan perempuan itu membuat Sanyoto prihatin dan marah pada dirinya sendiri. Sungguh, ada hal yang masih akan bertumbuh pada cinta. Cinta yang sebenarnya tak pernah mati dalam hati yang merasa masih saling memiliki.