You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Kode etik adalah bentuk peraturan tertulis, yang dibuat berlandaskan moral sehingga saat diperlukan dapat dijadikan tolak ukur untuk mengadili perbuatan yang dinilai salah dari kode etik tersebut. Tujuan dari kode etik adalah agar profesi tersebut tetap profesional dalam memberikan layanan terhadap klien atau mitranya. Dengan demikian tenaga profesional akan bertanggung jawab dan apabila melakukan pelanggaran kode etik maka citra profesinya akan rusak dan merugikan dirinya sendiri. Perlu dipahami bahwa kode etik bukanlah hal yang kaku melainkan karena perubahan zaman maka kode etik menjadi bertentangan dengan tuntutan masyarakat.
Memandang desa sebagai basis potensial kegiatan ekonomi haruslah menjadi paradigma baru dalam program pembangunan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Perubahan kondisi internal dan eksternal yang terjadi menuntut kebijakan yang tepat dan tepat dari para pembuat kebijakan dalam upaya pengembangkan potensi wilayah pedesaan. Sudah saatnya menjadikan desa sebagai pusat-pusat pembangunan dan menjadikan daerah ini sebagai motor utama penggerak roda perekonomian.
Buku ini merupakan tulisan yang unik, karena proses pembuatannya memakan waktu yang cukup panjang. Kami harus sabar dalam menulis dan meneliti apa saja yang harus di lakukan dalam mengatasi permasalahan kegiatan masyarakat di masa pandemi ini. Sebagai seorang mahasiswa tentunya kami harus bisa membantu dalam hal mencari solusi untuk mengatasi permasalahan pembatasan kegiatan di masa pandemi ini karena masa pandemic ini sudah sangat lama di lakukan sehingga hal tersebut membuat para mahasiswa ingin membantu dalam menyelesaikan permasalahan tersebut untuk lebih meringankan permasalahan yang ada di ligkungan masyarakat. Book Chapter ini terdiri dari 6 Chapter yang diawali dengan kata pengantar ...
This pioneering work on Indonesian Sign Language (BISINDO) explores the linguistic and social factors that lie behind variation in the grammatical domains of negation and completion. Using a corpus of spontaneous data from signers in the cities of Solo and Makassar, Palfreyman applies an innovative blend of methods from sign language typology and Variationist Sociolinguistics, with findings that have important implications for our understanding of grammaticalisation in sign languages. The book will be of interest to linguists and sociolinguists, including those without prior experience of sign language research, and to all who are curious about the history of Indonesia’s urban sign community. Nick Palfreyman is a Leverhulme Early Career Research Fellow at the International Institute for Sign Languages and Deaf Studies (iSLanDS), University of Central Lancashire.
This pioneering work on Indonesian Sign Language (BISINDO) explores the linguistic and social factors that lie behind variation in the grammatical domains of negation and completion. Using a corpus of spontaneous data from signers in the cities of Solo and Makassar, Palfreyman applies an innovative blend of methods from sign language typology and Variationist Sociolinguistics, with findings that have important implications for our understanding of grammaticalisation in sign languages. The book will be of interest to linguists and sociolinguists, including those without prior experience of sign language research, and to all who are curious about the history of Indonesia’s urban sign community. Nick Palfreyman is a Leverhulme Early Career Research Fellow at the International Institute for Sign Languages and Deaf Studies (iSLanDS), University of Central Lancashire.
Currently the writing on the subject is limited and comprises, for the most part, guidance documents and completed assessments.