You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
“Menjijikkan...!” katanya mendesis sambil membuang bungkusan itu ke lantai. Dari bungkusan mirip kotak sepatu itu berhamburanlah kertas-kertas brosur yang bertuliskan: “Ikutilah Seminar Mengatasi Keluhan Pelanggan”. “Apakah pelanggan Anda sering mengeluh dan kecewa terhadap service Anda? Atau apakah Anda merasa pelanggan Anda rewel, bawel, dan banyak menuntut?” Bla-bla-bla, Bla...bla...bla! Ia tiba-tiba merasa sangat mual dan ingin muntah. Buku ini merupakan kumpulan cerpen tunggal kelima Bamby Cahyadi serta seratus persen fiksi, bukan buku materi seminar atau pelatihan di dunia restoran. Berisi 13 cerita pendek, di antaranya berjudul “Seminar Mengatasi Keluhan Pelanggan”, “Akhir Hayat Novelis Bagus Sangsekerta”, “Penulis dan Film Denzel Washington”, serta “Semoga Belum Terlambat.”
Bayangkan sebuah novel yang hadir dari 33 kepala, masing-masing mengukir jejak unik dalam sebuah cerita penuh intrik dan kejutan. Itulah Kapak Algojo dan Perawan Vestal, sebuah karya kolektif yang menggabungkan beragam latar belakang penulis dari arkeolog hingga numerolog, semua bersatu dalam sebuah proyek ambisius yang digagas oleh komunitas blog Secangkir Kopi Bersama. ______ Segara, yang menyaksikan ayahnya ditetak dengan Kapak Algojo oleh Craen Mark saat masih berusia lima tahun, tumbuh dengan satu tujuan—balas dendam. Rencananya makin sulit diwujudkan ketika ia mendekati putri Mark, Flora, dan justru jatuh cinta kepadanya. Segara pun terperangkap dalam labirin pengkhianatan dan dilema...
Aku tahu di mana harus membuang tubuh pacarku yang telah mati. Yang muncul di kepalaku adalah hutan, yang dulu hingga kini jadi sarang begal dan siluman. Kupikir tempat itulah paling tepat, karena tidak bakal ada yang menemukan tubuh pacarku sampai beberapa bulan ke depan. Konon juga, di tempat itu ada begitu banyak siluman yang tidak jarang pergi ke jalan raya di luar area hutan untuk sekadar mencari makan. Aku tidak tahu benar-tidaknya soal itu. Lagi pula, itu cuma mitos. Dan yang diriku percaya hanya fakta bahwa tempat itu begitu terpencil dan ditakuti bahkan oleh warga yang tinggal tidak jauh dari hutan. * Cerita horor Ken Hanggara memiliki rasa kekinian, bukan sekadar soal penampakan, suara tawa hantu-hantu, atau bau busuk yang tak jelas asal-usulnya, tetapi lebih dari itu. Horor yang ditulisnya memiliki alasan dan tujuan; bukan hanya untuk menakut-nakuti, tetapi juga menyisakan teror yang membekas di kepala pembaca. Di buku ini juga ada 5 cerpen pemenang audisi naskah Museum Anomali 2, serta cerpen horor karya Edi AH Iyubenu, Yetti A.KA dan Bamby Cahyadi. Sanggupkah Anda bertahan dari teror yang mereka bawa?
Mungkin belum banyak yang menyadari bahwa ada begitu banyak pertanyaan menggelitik tentang lelaki: apa arti dan makna menjadi seorang lelaki? Di luar peran dan ekspektasi masyarakat tentang lelaki sebagai pemimpin, serdadu, ayah, bos, suami, dan lain-lain, ada sudut-sudut terdalam dalam jiwa mereka yang menarik untuk ditelisik. Dua belas cerpen yang terkumpul di edisi khusus Esquire tak hanya mampu menampilkan sosok lelaki dalam segala hal: penampilan, intelektualitas, dan gayahidup, namun juga menyibak rahasia dan hasrat yang mungkin selama ini hanya dipahami oleh para lelaki. Tak sekadar cerita,kumcer ini mampu menjadi minuman segar di padang gurun kesusastraan Indonesia, bagi semua orang yang dahaga, letih, dan merindu.
“Barangkali kau benar karena ulah lelaki, kebanyakan pasien di sini adalah perempuan,” kataku dengan murung. “Kenyataannya memang demikian, urusan cinta, soal rumah tangga, kekejaman bapak pada anak perempuannya, dan seterusnya dan seterusnya,” lanjutmu enteng. *** Buku ini berkisah tentang Tarmi, pasien rumah sakit jiwa yang tak pernah berhenti bicara, ngomong seperti tak mengenal capek, ngedumel tak karuan, lalu tertawa terbahak-bahak. Tentang Maya, yang suka menangis sampai sembab, kelopak matanya sampai bengkak, bantalnya pun basah kemudian menerawang memandang keluar jendela. Tentang Yu Lastri perempuan berusia 40 tahun yang selalu mengeluh pegal-pegal, ngilu pinggang dan nyeri kaki. Juga tentang Astrid, Helen, Redi, dan orang orang yang dianggap gila, atau sengaja dibuat gila. Di balik kegilaan mereka tersimpan berbagai cerita seperti kisah 30 September 1965, kerusuhan Mei 1998, penggusuran rumah, dan patah hati karena cinta. Di balik kegilaan mereka ada sejarah hidup yang penuh makna.
"Novel ini diadaptasi dari skenario film Gus Dur: The Movie, yang awalnya direncanakan akan diputar di bioskop-bioskop Indonesia pada ulang tahun GusDur yang ke-70 pada Agustus 2010. Namun, berpulangnya sang tokoh pada sang Pencipta sangat mengejutkan semua pihak, termasuk sang penulis, sehingga lahirlah inisiatif spontan untuk membuat versi novel sekaligus menggalang proyek pengumpulan Sejuta Hati untuk Gus Dur. Dalam novel ini pembaca akan dibawa menyelami kehidupan seorang Gus Dur dari sebelum kelahirannya hingga akhir hayatnya. Semoga banyak manfaat yang bisa dipetik dari kehidupan sang tokoh besar, pahlawan kemanusiaan, bapak pluralisme, dan guru bangsa ini. "Abdurrahman Wahid telah berangkat menghadap penciptanya untuk waktu tak terbatas. Bangsa ini telah kehilangan pahlawan humanis yang tidak mudah dicari penggantinya. Dengan novel ini, kenangan manis terhadap sahabat kita ini akan terus hidup dan segar dalam lipatan kurun yang panjang." --Ahmad Syafii Maarif, guru bangsa"
Dulu, 365 hari silam, seorang perempuan yang terjerat dalam dongeng-dongeng lelaki berhati malaikat merelakan dirinya tenggelam di Sungai Lematang. Baginya, pertemuan mereka di Cigar Longue hanyalah solilokui luka. Dia tak menyesal, tapi juga tak sanggup melewati hujan yang turun begitu lama. Akan ada pelangi usai hujan, itu andai-andai yang dia dengar sejak kecil dari neneknya, juga laki-laki yang mengaku malaikat itu. Dia menunggu, bilakah pelangi itu muncul? Atau menjelang tahun berganti baru? Dia akhirnya berhenti menunggu ketika musim demi musim hanya menurunkan kabut Di dalam kereta yang membawanya memburu pelangi, dia teringat dengan wajah ibunya. Lalu dongeng ibunya tentang sebatang pohon yang tumbuh di belakang rumah membuat kaca-kaca di matanya pecah. Hujan luruh bersama kenangan akan ketupat dan tumis kangkung buatan ibunya dan cerita Bi Mar tentang laki-laki yang membuat hati perempuan itu lebam kian membuat dadanya sesak. Ah, matanya semakin lembap. Kenapa selalu ada kesedihan dalam perpisahan? tanyanya. Sebelum dia menjawab, sebuah dongeng sudah mengutuk dirinya menjadi sepasang mata sayu yang bercerita.
ÿMata berkunang-kunang, keringat bercucuran, lutut gemetaran, telinga mendenging-denging... Siksaan lapar ini memang tak asing, tetapi masih saja berhasil mengusikku. Sungguh, aku butuh tidur, sejenak pun bolehlah.ÿ Supaya lapar ini terlupakan...ÿ Kehidupan mendidik Dahlan kecil dengan keras. Baginya, rasa perih karena lapar adalah sahabat baik yang enggan pergi. Luka di kakinya menjadi bukti perjuangan dalam menjalani hidup. Dia harus berjalan puluhan kilometer untuk bersekolah tanpa alas kaki. Sepulang sekolah banyak pekerjaan yang harus dilakoninya demi sesuap tiwul, mulai dariÿnguli nyeset, nguli nandurÿsampai melatih tim voli anak-anak juragan tebu. Dan di usia mudanya, Dahlan suda...
Agar Jakarta menjadi kota modern yang ideal, prasyarat yang harus terpenuhi adalah keselarasan interaksi antara pemimpin, aparatur sipil, dan warga masyarakat. Pemimpin mengambil kebijakan, aparatur sipil menjadi pelaksana, dan masyarakat berperan sebagai entitas yang mampu mengambil manfaat dari kebijakan tersebut. —Djarot Saiful Hidayat Gubernur DKI Jakarta XVI Letak utama polemik yang terjadi di Jakarta adalah banyak masalah yang tidak ditangani oleh ahlinya, salah satunya kekacauan penataan Jakarta. Oleh karenanya, pada masa depan, aspek Smart Living juga perlu diperhatikan. Jika pemerintah tertib dan tegas dalam menegakkan peraturan, tentu warga akan ikut menjadi tertib dan menaati pe...
Teruntuk para pembaca, atas nama cinta, kami torehkan manis dan pahitnya warna pelangi. Atas nama gelora, kami sampaikan kelam dan indahnya asa. Atas nama sang imaji, kami tunjukkan peranan tak terduga di batas khayal. Dan atas nama para penulis, kami mengundang Anda untuk berpesta! Mari nikmati segala suasana dan ingar-bingarnya Waktu Pesta! Karena seperti yang tertulis di kartu undangan kami semasa kecil: Tiada kesan tanpa kehadiranmu.