You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku tentang “Akulturasi Lintas Zaman di Lasem: Perspektif Sejarah dan Budaya (Kurun Niaga-Sekarang)”, tulisan Dwi Ratna Nurhajarini, dkk menguraikan tentang persoalan akulturasi yang terjadi di Lasem. Buku ini mendeskripsikan bagaimana persoalan akulturasi antara tiga etnis (Jawa, Arab, Tionghoa) di Lasem, ternyata bisa berlangsung secara harmoni. Wujud akulturasi ini bisa membentuk sebuah konfigurasi budaya yang sangat manis dan dinamis tanpa harus memunculkan persoalan. Harmoni ini tentunya patut untuk dijaga. Hal menarik dari isi buku ini adalah penulis bisa menggambarkan bentuk keharmonisan tersebut baik dalam wujud bahasa, arsitektur, batik, tradisi dan ritual.
Buku Kota Pelabuhan Semarang Dalam Kuasa Kolonial: Implikasi Sosial Budaya Kebijakan Maritim, Tahun 1800an1940an menjelaskan tentang pengembangan Kota Pelabuhan Semarang masa kolonial, kondisi geografis dan Ekologis serta mengetahui dampak dari pelaksanaan kebijakan tersebut bagi kehidupan sosial budaya masyarakat di Semarang. Kajian semacam ini diperlukan karena mampu menyumbangkan bahan bacaan tentang kota pelabuhan, sekaligus menempatkannya dalam perspektif sejarah dan budaya
Perkembangan seni tradisional sebagai bagian dari budaya yang ada di Yogyakarta tentu tidak lepas dari pengaruh sosial politik di masa lalu. Kekuatan politik kolonial Belanda makin dirasakan oleh raja-raja di Jawa dan memuncak pada awal abad XX. Buku ini berisi tentang kesenian di Yogyakarta dan Pakualaman yang mencapai puncak sofistifikasi pada akhir abad XIX hingga awal abad XX. Perkembangan kesenian dari dalam dan luar istana baik Kasultanan Yogyakarta maupun Kadipaten Pakualaman mengikuti kebijakan Sultan Hamengkubuwono VIII maupun Paku Alam VII yang merestui pembaharuan dan pengembangan kesenian serta penyebarluasan kesenian dari dalam istana, bahkan maestro seni yang terdapat didalam istana juga memiliki kontribusi dalam perkembangan kesenian di dalam maupun di luar kraton Yogyakarta dan Pakualaman. Demokratisasi kesenian mengubah kesenian eksklusif istana menjadi seni publik yang anggun. Proses demokratisasi seni yang terjadi di wilayah Yogyakarta berjalan sangat halus karena adanya patronase kelas menengah kota. Simbolsimbol budaya baru mulai bermunculan dari kelas menengah dari seni musik,drama, tari, kostum hingga budaya materiil baru.
Buku yang berjudul “ Budaya Spiritual Parahyangan di Tanah Mataram” Sistem Kepercayaan Komunitas Adat Tajakembang Dayeuhluhur Cilacap” tulisan Noorsulistyo Budi, dkk merupakan tulisan tentang kehidupan spiritual Komunitas Adat Tejakembang Cilacap. Buku ini terutama menyoroti aturan adat tradisi yang harus dipatuhi oleh masyarakat adat Tejakembang. Ada keunikan-keunikan tertentu yang harus diikuti oleh anggota komunitas. Hingga kini anggota komunitas tetap melestarikannya sebagai aturan adat yang dijadikan panutan dalam kehidupannya.
Kajian sejarah ini merupakan salah satu bentuk perhatian dari Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka merawat ingatan kita tentang peristiwa-peristiwa penting yang mengiringiperjalanan sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta. Revolusi Kemerdekaan di Daerah Istimewa Yogyakarta berkaitan erat dengan peristiwa yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1945 hingga 1949. Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 menjadi langkah awal dalam rangka menegakkan kedaulatan negara. Serangan Belanda secara tiba-tiba terhadap Ibukota Republik Indonesia pada 19 Desember 1948 menyebabkan pasukan Republik Indonesia meninggalkan kota menuju pedesaan di sekitar Yogyakarta. Meskipun kalah, para pejua...
None