You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Malaria, cockfights and magic are confronting realities in the Asia-Pacific region, yet beyond these more remains unseen and misunderstood. These cultures also exert an unacknowledged influence far beyond their borders. Inspired by one family’s experience over three generations these tales are cradled in real events. Frailty of memory, the natural passing of people and the need to protect others, has rendered some into fiction. Central to this work is the idea that interactions with people from outside our culture challenge our expectations. Meanings and understandings must often be negotiated in intangible, non-rational and unseen ways. Foucault’s notion of the third space has influenced this work, as has the Balinese belief that reality is an interaction of Sekala (the Seen) and Niskala (the Unseen). The unseen also has a political dimension here – “the elephant in the room”. Choosing not to see, comforted by one’s own culture alone, is to ignore that regional and global events are unfettered by such introspection.
Buku ini berisi kajian linguistik fungsional sistemik mengenai kemampuan para mahasiswa mengungkapkan perasaan atau ide dalam bahasa Inggris. Buku ini memberikan sumbangan-sumbangan keilmuan bagi peneliti-peneliti lainnya karena kajian appraisal ini mampu mengetahui sikap, keberpihakan, dan gredasi teks.
Bagaimana makna dari Catur Brata Panyepian diterjemahkan dan dipahami dalam konteks semantik? Buku ini mengajak pembaca untuk menjelajahi Catur Brata Panyepian—empat prinsip puasa dalam tradisi Nyepi dari sudut pandang semantik fungsional sistemik. Dengan pendekatan linguistik ini, kita dapat melihat lebih dalam bagaimana tiap prinsip menyampaikan makna secara interpersonal, ideasional, dan tekstual. Setiap prinsip puasa tidak hanya sebagai tindakan fisik, tetapi juga sebagai sarana komunikasi yang membawa pesan-pesan kebijaksanaan, kontemplasi, dan keselarasan batin dengan alam semesta. Melalui buku ini, pembaca akan menyadari bahwa ritual ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga fenomena bahasa yang kaya akan makna.
Buku Ajar Keperawatan Bencana ini disusun sebagai buku panduan komprehensif yang menjelajahi kompleksitas dan mendalamnya tentang keperawatan bencana. Buku ini dapat digunakan oleh pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di bidang keperawatan dan di berbagai bidang Ilmu terkait lainnya. Buku ini umum dapat digunakan sebagai panduan dan referensi mengajar mata kuliah keperawatan bencana dan menyesuaikan Rencana Pembelajaran Semester tingkat Perguruan Tinggi masing-masing. Secara garis besar, buku ajar ini pembahasannya mulai dari Konsep Dasar Keperawatan Bencana, Aspek legal dan etik isu Keperawatan, Manajemen bencana, Kajian Risiko Bencana sebelum, selama dan setelah bencana, Pengurangan risiko bencana, Sistem Penanggulangan bencana terpadu, Pengelolaan bencana pada skala lokal, nasional dan internasional, Kesiapan bencana, Konsep Triase bencana, Tanggap darurat bencana, Penanganan Pasca bencana/pengungsian, Perawatan pada kelompok rentan, dan di tutup dengan materi mengenai Perawatan psikososial korban dan keluarga. Buku Ajar ini disusun secara sistematis, ditulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
A million Australians went to Bali last year, following the millions of others who have made their way across Asia over the past century. Many travellers returned thinking they knew Asia and their personal experiences helped shape popular attitudes. This absorbing book unpacks their experiences, showing how their encounters changed the way Australians thought about themselves in the world.Visiting the Neighbours tells the story of Australian relations with Asia from the bottom up, examining the experiences of some of the millions of travellers and tourists who headed to the region over more than a hundred years. Merchants, missionaries, pilgrims, soldiers, hippies, diplomats, backpackers all...
What does it mean to be pedagogical in a post-truth landscape? How might feminist thought and action work to intervene in this environment? Gender in an Era of Post-truth Populism draws together leading feminist scholars of gender and education to explore the current significance of the rise of populist policies and discourses and the challenges it poses to the hard-won battles regarding the rights of women, immigrants, and minorities. Offering the first detailed feminist intervention in this space, the collection explores the significance of populism for feminist pedagogies and practices in relation to gender and education. This exploration has significance for broader and urgent questions of our times regarding knowledge, authority, truth, power and harm and considers the potential for feminist interventions in relation to pedagogies and activisms to speak back and disrupt populist agendas.
This book takes a look at the places where people gather in Bali: the village, the temple, the garden, and the palace. Filled with lavish photographs of Balinese architecture and various aspects of Balinese culture, Gathering Places is as subtly beautiful as the quiet grace of the island's people.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tinhgkah laku dan perbuatan aindividu, dalam mana individu individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya. Psikologi umum ialah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa, normal dan yang beradab (berkultur). Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Pengamatan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang cerdas. terjadi terhadap suatu proses dengan maksud merasakan dan memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan.