You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Aysha A. Hidayatullah offers the first comprehensive examination of contemporary feminist Qur'anic interpretation, exploring its dynamic challenges to Islamic tradition and contemporary Muslim views of the Qur'an.
This volume deals with the varied forms of shame reflected in biblical, theological, psychological and anthropological sources. Although traditional theology and church practice concentrate on providing forgiveness for shameful behavior, recent scholarship has discovered the crucial relevance of social shame evoked by mental status, adversity, slavery, abuse, illness, grief and defeat. Anthropologists, sociologists, and psychologists have discovered that unresolved social shame is related to racial and social prejudice, to bullying, crime, genocide, narcissism, post-traumatic stress and other forms of toxic behavior. Eleven leaders in this research participated in a conference on The Shame Factor, sponsored by St. Mark's United Methodist Church in Lincoln, NE in October 2010. Their essays explore the impact and the transformation of shame in a variety of arenas, comprising in this volume a unique and innovative resource for contemporary religion, therapy, ethics, and social analysis.
None
Al-Qur’an dan Hadis, di samping sama-sama sebagai sumber ajaran Islam, keduanya mempunyai perbedaan yang sangat menonjol terutama dilihat dari segi keautentikannya. Seluruh ayat Al-Qur’an dipastikan berasal dari Allah berbeda dengan Hadis Nabi yang sebagiannya dipastikan berasal dari Nabi tetapi ada pula yang diragukan bahkan sebagian dipastikan tidak berasal darinya. Kepastian Al-Qur’an berasal dari Allah karena seluruh ayat-ayatnya telah ditulis semenjak diturunkannya kepada Nabi Muhammad, terjaga baik secara hafalan maupun catatan atau tulisan di kalangan para sahabat dan kemudian dibukukan dalam satu mushaf pada masa Abū Bakar al-Siddīq serta digandakan pada masa ‘Utsmān ibn ...
This lively introduction to Arabic linguistics provides students with a concise, vivid and engaging overview of the language's structure.
The study of Islamic law can be a forbidding prospect for those entering the field for the first time. Wael Hallaq, a leading scholar and practitioner of Islamic law, guides students through the intricacies of the subject in this absorbing introduction. The first half of the book is devoted to a discussion of Islamic law in its pre-modern natural habitat. The second part explains how the law was transformed and ultimately dismantled during the colonial period. In the final chapters, the author charts recent developments and the struggles of the Islamists to negotiate changes which have seen the law emerge as a primarily textual entity focused on fixed punishments and ritual requirements. The book, which includes a chronology, a glossary of key terms, and lists of further reading, will be the first stop for those who wish to understand the fundamentals of Islamic law, its practices and history.
Psychology; Behavioral science; Perspectives
Buku yang berjudul Society 5.0 Pembelajaran IPS ini merupakan buku pengetahuan tentang pembelajaran IPS dan media inovatif di era Society 5.0. Buku ini bertujuan untuk memberikan literatur secara akademik kepada pembaca. Buku ini berisi 7 Bab diawali dengan pengertian Society 5.0; pembelajaran 5.0; hakikat media pembelajaran; fungsi, tujuan dan manfaat media; jenis media pembelajaran; media pembelajaran IPS 5.0; serta implementasi media pembelajaran IPS 5.0. Buku ini ditulis secara sistematis dan menjelaskan secara detail tentang pembelajaran IPS dan media inovatif di era Society 5.0. Dalam buku ini sangat lengkap tentang pembelajaran IPS di era Society 5.0 dan media inovatif yang dapat digunakan guru untuk menunjang pembelajaran. Diharapkan buku ini dapat digunakan sebagai rujukan dan bermanfaat bagi yang ingin membaca.
Filsafat lahir karena manusia bertanya. Filsafattidak akan punah sampai manusia berhenti bertanya. Sejarah filsafat sendiri merupakan akumulasi dari pertanyaan tentang apa (ontologi), mengapa (epistemologi), dan bagaimana (aksiologi) kenyataan. Pada awalnya adalah pertanyaan, dan pada akhirnya adalah pertanyaan. Itulah Filsafat, yang dianggap sulit dan menyesatkan. Filsafat itu sulit bagi siapa saja yang tidak mau dan tidak mampu atau malas berfikir! Filsafat itu menyesatkan bagi orang yang tak pernah mempertanyakan keyakinan, pendapat, dan minat pribadinya di hadapan mahkamah akal! Buku Asas-Asas Filsafat mencoba memandu secara sistematis bagaimana seseorang mulaibelajar bertanya a la para ...