You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku ini dibuka dengan sebuah prolog Menuju Pera-daban Utama: Perspektif H.O.S. Tjokroaminoto yang disampaikan oleh Ari Kamayanti dengan memberikan ulasan bagi kelima bab dan kelima pensyarah, yang ditutupnya dengan sebuah simpulan bahwa keberadaan dimensi-dimensi serta peleburannya untuk mencapai peradaban utama dapat dipahamkan melalui pendidikan, akan tetapi di-perlukan sebuah struktur pemerintahan yang mampu mendukung terjadinya percepatan hijrah. Di semua dimensi kehidupan, kebijakan penguasa yang sadar/ me-nembah gusti adalah suatu keharusan. Diperlukan sebuah aksi konkrit yang harus mulai dilakukan untuk sebuah percepatan bagi peradaban dan masa depannya.
Buku ini membahas peristiwa dan alasan yang melandasi seorang Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto menerbitkan karya-karya fenomenal beliau seperti: Islam dan Nasionalisme, Islam dan Sosialisme, Memeriksai 'Alam Kebenaran, Moeslim Nastionaal Onderwijs, Tarikh Agama Islam, Reglemen untuk Umat dan Tafsir Program Asas dan Tandhim. Ditulis oleh tujuh pensyarah, buku ini memberi gambaran dengan bahasa yang mudah dipahami bagi mereka yang ingin belajar lebih dalam tentang siapa HOS Tjokroaminoto. Dapatkan versi cetaknya di penerbit.urup.or.id
Buku Kita Bukan Bebek! yang terbit di awal tahun 2024 ini menjadi refleksi sekaligus resolusi, bukan hanya untuk tahun mendatang, namun ratusan bahkan ribuan tahun kedepan. Buku hasil dedahan para “Jenderal” Aktivis Peneleh ini menyoal permasalahan mendasar dalam mengkonstruksi negeri, yaitu kemerdekaan cara berpikir, khususnya pada pola dan kurikulum pendidikan yang akan membentuk pola tindakan sehingga bangsa dan anak muda kita tidak mudah terombang ambing dan mengikuti arus zaman layaknya bebek yang hanya tunduk patuh “ngekor” pada sang gembala. Buku Kita Bukan Bebek! akan mengajak pembaca untuk berdiskusi tentang banyak realitas yang terjadi di dunia saat ini, terutama tentang ke...
Buku ini adalah hasil Relawan Riset Peneleh di Jabung, Malang, termasuk kesan dan pesan Relawan Riset. Relawan Riset Peneleh adalah program rutin dari Peneleh Research Institute untuk memicu peneliti agar melakukan penelitian bukan hanya untuk penyelesaian kewajiban.
Buku pedoman penerbitan buku ini bertujuan untuk mem-berikan arah bagi setiap civitas Penerbit Peneleh dalam proses panjang sebuah penerbitan dari karya-karya para penulis yang memiliki cara pandang yang sama dengan nilai-nilai yang dibawa oleh Penerbit Peneleh. Pedoman yang digagas dapat memberikan insight bagi civitas Penerbit Peneleh agar dapat membatu para pe-nulis menyajikan ragam tulisan yang berkualitas dan berbobot, enak dibaca, eye catching, tidak membosankan dan dapat me-ngungkit daya baca. Bukan hal yang sepele untuk dapat menyaji-kan karya yang memiliki 'rasa' demikian holistik, sehingga penting bagi Penerbit Peneleh untuk menyusun dan mengimplementasi-kan standar penulisan yang ...
Disrupsi dalam kamus oxford didefinisikan perubahan yang radikal pada industri atau pasar karena inovasi teknologi, sedangkan kamus KBBI memberikan definisi “hal tercabut dari akarnya”. Era disrupsi merupakan kondisi akselerasi perubahan dari berbagai lini kehidupan yang berdampak pada hilangnya jati diri manusia. Perkembangan teknologi yang begitu cepat berdampak pada ketidak relevansi pemikiran dan perilaku manusia dengan situasi dan kondisi yang ada. Ciri era disrupsi dapat dilihat menjadi empat; volatility yakni perubahan yang masif, cepat, sehingga pola sulit diprediksi. Dengan adanya volatility, berdampak pada ketidakpastian (Uncertainty), sehingga menimbulkan permasalahan yang kom...
This book addresses one of the most central, yet criticised, solutions for international tourism promotion, namely translation. It brings together theory and practice, explores the various challenges involved in translating tourism promotional materials (TPMs), and puts forward a sustainable solution capable of achieving maximum impact in the industry and society. The solution, in the form of a Cultural-Conceptual Translation (CCT) model, identifies effective translation strategies and offers a platform for making TPM translation more streamlined, efficient and easily communicated. Using the English-Malay language combination as a case study, the book analyses tourism discourse and includes a road test of the CCT model on actual end-users of TPMs as well as tourism marketers in the industry. Guidelines for best practices in the industry round out the book, which offers valuable insights not only for researchers but also, and more importantly, various stakeholders in the translation, tourism and advertising industries.
We need a bold new brand of teacher leadership that will create opportunities for teachers to practice, share, and grow their knowledge and expertise. This book is about "teacherpreneurs"—highly accomplished classroom teachers who blur the lines of distinction between those who teach in schools and those who lead them. These teacherpreneurs embody the concept that teachers can teach as well as lead the transformation of teaching and learning. It’s about empowering expert teachers who can buoy the image of teaching and enforce standards among their ranks while all along making sure that their colleagues as well as education policymakers and the public know what works best for students. Th...
Buku ini merupakan kumpulan 160 esai pendek Goenawan Mohamad yang pernah dimuat majalah Tempo dari Januari 1986 sampai Februari 1990. Diawali dengan esai berjudul “Ding” (4 Januari 1986) sampai yang terakhir “Asongan” (24 Februari 1990). Esai-esai yang dikenal sebagai Catatan Pinggir itu berbicara beragam hal, bahkan hampir semua hal yang dekat dengan peristiwa di masyarakat dalam kurun waktu empat tahun itu: tentang kecemasan, kebebasan, kekuasaan, kemerdekaan, keserakahan, kebahagiaan, demokrasi. Mengenai topik yang disebut terakhir, William Liddle, dalam Kata Pengantar untuk buku ini, mengatakan kiranya jelas bahwa Goenawan sangat menyakini demokrasi sebagai jenis pemerintahan yang terbaik bagi negara kebangsaan Dunia Ketiga seperti Indonesia. Tetapi dia tidak berpretensi seolah-olah demokrasi dengan sendirinya mampu menyelesaikan segala persoalan…. Goenawan Mohamad, kata Liddle, adalah burung langka dalam sangkar intelektual modern Indonesia. Dia menolak tegas pengkotakan Timur-Barat. Dalam sejumlah Catatan Pinggir ini, kata Liddle, dikotomi Timur-Barat beberapa kali ditampik Goenawan.