You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Adapun isi dari book chapter terkait Inovasi Pembelajaran Anak Usia Dini dengan ragam tulisan 1) Bermain Sebagai Konsep Dasar Belajar Anak Usia Dini, 2) Upaya Mewujudkan Anak Berkercedasan Verbal-Linguistik, 3) Pembelajaran Inovatif Untuk Mengembangkan Nilai Agama Dan Moral Pada Anak Usia Dini, 4) Literasi Keuangan Untuk Anak Usia Dini, 5) Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini, 6) Pengembangan Konsep Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini, 7) Pembelajaran PAUD Di Masa Pandemi COVID-19, 8) Mengelola Temper Tantrum Anak, 9) Pembelajaran Perilaku Prososial Anak Usia Dini, 10) Media Pembelajaran Dalam Pengembangan Kemampuan Anak Usia Dini.
Prosiding ini merupakan kumpulan paper yang telah dipresentasikan pada seminar nasional yang dilaksanakan pada tanggal 28 April 2018 di Universitas PGRI Ronggolawe Tuban. Sebagai pemateri pada Seminar tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Netti Herawati, M.Si. yang merupakan ketua umum PP HIMPAUDI dan Dr. Bachtiar S. Bachri, M.Pd. yang merupakan ketua prodi S3 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Seminar tersebut diikuti oleh sekitar 300 peserta dan pemakalah yang terdiri dari dosen, guru dan mahasiswa yang terlibat maupun peduli terhadap Pendidikan Anak Usia Dini.
Tulisan dalam buku Monograf ini adalah bagian dari tugas program penelitian yang diadakan oleh Perguruan Tinggi UNIS (Universitas Islam Syekh Yusuf) Kota Tangerang Banten, untuk memenuhi kebutuhan penulis sebagai akademisi, sehingga dapat melahirkan karya tulis ilmiah. Dan juga sebagai pemenuhan kewajiban akademisi atas Tridharma Perguruan Tinggi yang dapat dibaca, dipelajari, dan disitasi sebagai sumber referensi untuk melakukan suatu kegiatan penelitian. Buku Monograf ini termasuk kedalam jenis karya ilmiah yang disebut sebagai salah satu buku hasil penelitian
Malang sungguh luar biasa. Ada selaksa nuansa di Kota Pendidikan ini. Membuat siapa pun yang pernah hadir meski sekejap mata tak akan mudah melupakannya. Kesan dan kenangan yang tak terlupakan tumpah ke dalam kisah-kisah yang indah. Menyisakan rasa rindu yang membuncah. Rindu jalanan yang basah, rindu rintik hujan yang tiada henti menyapa warga kota, rindu senja yang indah sambil menatap kabut yang menyelimuti pegunungan Putri Tidur di kejauhan. Rindu pun hadir dengan selaksa rinai hujan yang tiada henti menyapa. Lalu, manakah di antara selaksa kata-kata ini yang akan menguntai perhatianmu? ÑHimam Miladi Penulis buku Antologi Sejarawan Lepas.
Malang dalam arti kata yang biasa kita tahu adalah untuk menggambarkan sebuah nasib yang tidak baik dan tentunya tidak diinginkan oleh banyak orang. Namun, gambaran itu tidak berlaku apabila ÒmalangÓ dirubah menjadi ÒMalangÓ yang artinya adalah sebuah tempat. Sebuah tempat yang kemudian menjadi kota besar dan akhirnya banyak memberikan berjuta kenangan kepada semua orang yang pernah tinggal di sana. Begitu pula bagi mereka yang pernah singgah, meski hanya sebentar. Mereka pasti akan merasakan kesan-kesan yang beragam untuk mengenangnya. Bahkan, banyak orang yang tak segan untuk merindukan Malang. Seolah, Malang sudah terpatri di bagian sudut hati mereka, meski mereka tak semuanya bertaha...
Kebahagiaan sejati ialah perasaan senang, tentram, dan damai serta nyaman akan suatu hal dan atau suatu kondisi yang tidak ada seorangpun yang mampu mengacaukan perasaan bahagia itu. Walapun banyak orang yang ingin merusaknya atau banyak halangan dan permasalahan yang datang melanda, kebahagiaan itu tetap tidak dapat dirusak oleh sesuatu apapun. Hal seperti ini dapat istilahkan sebagai kebahagiaan sejati. Buku ini ditulis oleh peserta Kelas Menulis Online Self Publisher -Alineaku Publisher-
Media pembelajaran dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi belajar peserta didik hingga akhirnya dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Berbagai macam media dan metode pembelajaran pun diterapkan oleh guru agar menciptakan suasana dan pembelajaran yang menyenangkan. Beberapa media dan metode pembelajaran yang digunakan antara lain ice breaking, Problem Centered Learning, Pembelajaran Berbasis Proyek, penggunaan media Flip Chart dan masih banyak lagi.
Buku ini merupakan antologi reviu artikel jurnal yang terdiri dari lima bagian. Bagian pertama memuat sebuah ulasan yang dikemas dalam sub pendahuluan, bagian dua memuat koleksi reviu dengan dua belas artikel jurnal ilmiah yang mengkaji tentang tasawuf dan psikoterapi. Bagian ketiga me-muat koleksi reviu dengan tiga belas artikel jurnal yang meng-kaji tentang tasawuf dan budaya lokal, bagian keempat memuat koleksi reviu dua belas artikel ilmiah yang mengkaji tentang tasawuf dan sufistik, bagian kelima yang merupakan bagian akhir dikemas dalam sub penutup. Sebagai sebuah antologi, buku ini merupakan hasil kuliah Tasawuf dan Budaya Lokal (TBL), kelas F1, F2, dan F3, semester genap tahun akademik 2020-2021, pada Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi (TP) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Sunan Ampel Surabaya. Para penulisnya adalah peserta matakuliah yang bersangkutan. Mereka melakukan reviu artikel dalam bimbingan dosen pengampu. Dalam kondisi apapun, reviu tersebut merupakan hasil refleksi kritis mereka yang berkaitan dengan kompetensi matakuliah dan program studi yang ditekuninya.
K.H. Zainul Mu’in berusaha mengenal semua santrinya. Jika ada santri baru maka cara yang dilakukan K.H. Zainul Mu’in untuk mengenal santrinya adalah dengan cara memanggilnya dan bertanya siapa namanya, setelah itu K.H. Zainul Mu’in akan memberikan tugas kepada santri tersebut. Tugas yang diberikan tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali. Seperti memberi tugas untuk menyapu, mencuci baju dan lain sebagainya. Dengan demikian K.H. Zainul Mu’in dapat lebih dalam mengenal santrinya. Berkenaan dengan hal itu, K.H. Zainul Mu’in mengatakan: “Engkok muntak kennalah ka santreh, engkok tak ngubueh santreh nyak bennyak, apah mak bedeh santreh tak kenal ka ghurunah.” Artinya: “Jika aku tidak bisa mengenal santri, aku tidak akan mengasuh santri terlalu banyak, mana ada santri tidak kenal pada gurunya.”Pada intinya seorang murid harus mengenal gurunya dan seorang guru harus mengenal muridnya. Kenal yang dimaksud di sini adalah dekat.