You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Profesor Muhadjir Effendy adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Kerja (2016-2019) dan sekarang sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Kabinet Indonesia Maju (2019-2024). Di jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Profesor Muhadjir merupakan salah satu Ketua pada periode 2015-2022 dan terpilih lagi untuk periode 2022-2027. Buku ini tidak bercerita tentang capaian puncak Profesor Muhadjir baik sebagai pejabat negara maupun ketua PP Muhammadiyah. Buku ini justru tentang fase yang kurang menjadi perhatian publik tentang Profesor Muhadjir baik masa anak-anak, remaja, hingga sebagai pemimpin perguruan tinggi ternama, Universitas Muhammadiyah Malang (U...
Dalam hidup keseharian sebagai seorang beriman Katolik, kita mendapat tugas perutusan untuk hidup bersama dengan orang lain. Dalam kebersamaan dengan sesama itu, ada banyak hal yang berbeda memperkaya pengalaman hidup kita. Namun, semua itu tidak menjadi kendala untuk membangun kebersamaan yang harmonis. Agar hidup bersama terus terjalin baik, kita juga perlu meningkatkan hidup beriman sebagai murid Kristus yang setia. Buku berjudul “Beriman Tangguh dan Solider: Katekese Membina Murid-Murid Misioner” ini mengupas tiga isu penting. Ketiganya dijalin melalui sharing pengalaman dari seluruh umat se-Indonesia. Ketiga isu itu adalah: upaya membangun moderasi beragama, hidup dalam Masyarakat di Tengah budaya digital, dan kehidupan umat setelah (post) pandemi Covid-19. Dari pengalaman berbagi berdasarkan ketiga isu itu akan ditarik aneka masukan untuk meningkatkan wawasan tentang katekese membina murid-murid misioner. Selanjutnya, diharapkan terbangun gerakan-gerakan aksi nyata dan kegiatan katekese yang mampu membina murid-murid misioner yang beriman tangguh dan solider.
Sebagian besar orangtua mengeluhkan putra-putrinya yang malas belajar, trauma pelajaran, bahkan ada pula yang mogok sekolah, atau yang tidak kalah ribetnya adalah kecanduan game. Buku ini berisi tip parenting bagaimana menjadikan anak Anda lebih rajin belajar. Semua teknik dan tip di dalam buku ini bisa diterapkan oleh semua orang tua di rumah. Buku ini sebagian besar berdasar materi pembelajaran NLP, disertai tambahan pengalaman nyata penulis sebagai terapis.
Sejarah sebagai Perjuangan adalah kumpulan beberapa pemikiran kristianitas yang diperuntukkan sebagai Festschrift dari Prof. Dr. A. Eddy Kristiyanto yang merayakan ulang tahun ke-65. Para kontributor buku ini berupaya memperdalam, memperkaya, bahkan mengkritisi minat dan gagasan Eddy Kristiyanto. Keberagaman tulisan yang diniatkan bagi beliau mengambarkan keberagaman minat ilmu yang digeluti oleh Eddy Kristiyanto. Sejarah Gereja adalah minat utama Eddy Kristiyanto. Beliau mencurahkan waktunya untuk mempelajari, meneliti, menulis, dan mengajar sejarah. Ini adalah sebuah keuntungan tertentu dibandingkan dengan dosen lainnya. Karena keuntungan tersebut, ahli sejarah mempunyai kesempatan banyak untuk menjadi orang bijak. Dari paragraf pertama hingga paragraf terakhir, para kontributor mengafirmasi apa yang dipikirkan, ditulis, diajarkan, dan dihidupi oleh Prof. Dr. A. Eddy Kristiyanto: mempelajari sejarah menjadikan seseorang bijak dalam artian menjadikan seseorang makin mengerti pergulatan sesama dan makin menaruh harapan pada penyelenggaraan Ilahi. Dengan demikian, sejarah menyangkut perjuangan manusiawi dengan pertolongan Ilahi.
Sinodalitas, menurut maknanya yang paling dasar, sebagai suatu “berjalan bersama”, sudah menjadi bagian hidup Gereja sejak awal mula. Sinodalitas menunjuk corak gaya khusus hidup dan perutusan Gereja, dan sekaligus mengungkapkan sifat Gereja sebagai umat Allah yang berjalan bersama-sama dan berkumpul dalam pertemuan, yang dipanggil Tuhan dalam daya kuasa Roh Kudus untuk mewartakan Injil. Tema sinodalitas adalah “Bagi Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi”, Fokus tema persekutuan, partisipasi dan misi, mengajak setiap orang beriman untuk melihat dan merefleksikan pengalaman hidup menggereja selama ini, untuk bersama-sama saling mendengarkan satu sama lain: apa yang dikata...
Merupakan Prosiding tentang Mencari metodologi berteologi baru untuk Indonesia dari para penggiat berteologi Indonesia dalam rangka launching program doktor teologi di STFT Widya Sasana. Aneka tulisannya dimaksudkan untuk memantik entusiasme aktivitas penelitian dan pengembangan model-model berteologi baru.
None
Pembinaan calon imam menghadapi banyak tantangan baru: struktur masyarakat yang terdisrupsi, perkembangan teknologi digital dan internet, para formandi yang lahir dan tumbuh dalam konteks budaya super modern yang berubah dengan cepat, kecenderungankecenderungan baru kehidupan Gereja, pola-pola kehidupan baru yang belum bisa diprediksikan dengan baik pasca pandemi Covid-19. Dihadapkan pada realitas tersebut, dewasa ini para formator dituntut untuk terus menyesuaikan tuntutan pembinaan dengan pendekatanpendekatan ilmu sosial yang baru, mengikuti perkembangan teologi dan refleksi tentang spiritualitas, mengakrabi teori-terori pembinaan baru, dan menemukan bentuk-bentuk pembinaan dan keterlibatan yang bisa memperkenalkan formandi kepada kehidupan Gereja dan realitas sosial yang terus berubah. Karya ini merupakan salah satu ungkapan syukur atas Jubileum ke 50 Seminari Tinggi CM. Semoga buah-buah refleksi buku ini menyumbang inspirasi bagi siapa pun yang menaruh minat dan terlibat dalam karya pembinaan calon imam maupun religius. Salah satu kharisma CM ialah mengabdi Gereja dalam formasio.
Teologi Publik: Sayap Metodologi & Praksis ini dipersembahkan untuk pengembangan berteologi di Indonesia. Dengan “sayap” dimaksudkan perspektif teologis yang beragam terkait metodologi dan praksisnya. Struktur buku dibagi menjadi dua, sayap metodologi dan sayap praksis. Gereja menegaskan bahwa aktivitas berteologi memiliki muara pada praksis yang difundasikan pada pengalaman akan Allah dalam keterlibatan societas (Bdk. Octogesima Adveniens, Johann Baptist Metz, Felix Wilfred, Paul Janssen). Teologi publik identik dengan teologi keterlibatan, yaitu berteologi dengan mata melèk (terbuka akan pengalaman salib) dan hati-budi inklusif (menyambut Liyan atau orang lain). Tema-temanya merambah ...
The century and a quarter following the Council of Nicaea (AD325) has been called the 'Golden Age of Patristic Literature'. It is this period that Henry Bettenson covers in this companion volume to The Early Christian Fathers, selecting from the writings of Basil the Great, Gregory of Nyssa,Jerome, Augustine of Hippo, Cyril of Alexandria, and other Fathers of the Christian Chruch. Their central concerns were to formulate the doctrine of the Trinity after the Nicene conclusions, and to enunciate the doctrine of the divinity ahd humanity of Christ. The writings served to clarify if notto solve the issues and they continue to be value and relevant for all who wish to understand Christian doctrine. As in The Early Christian Fathers, Bettenson translated everything afresh and provided some annotation and brief sketches of the lives of each of the Fathers represented in theselection.