You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
3rd Colloquium Paper: Advanced Materials and Mechanical Engineering Research (CAMMER’18) conjunction with “Special Issue: Research at Widad University College”. The main objective of this proceedings is to share fundamental and technical knowledge on advanced materials research and mechanical engineering conducted by researchers from Advanced Materials Characterization Laboratory (AMCHAL), Faculty of Mechanical Engineering (FKM), Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM), researchers from Persatuan Penyelidik Perincian Bahan Termaju and several researchers from other local and foreign universities, and industries. However, this issue also includes the compilations from Politeknik and Widad College. This proceeding is the most comprehensive academic and experience-sharing platform in the field of various research. In addition, there is no doubt that every title in this proceedings has encouraged further advancement through fruitful discussions among academicians and industry players.
Almost a decade has passed since the last textbook on the science of cryobiology, Life in the Frozen State, was published. Recently, there have been some serious tectonic shifts in cryobiology which were perhaps not seen on the surface but will have a profound effect on both the future of cryobiology and the development of new cryopreservation methods. We feel that it is time to revise the previous paradigms and dogmas, discuss the conceptually new cryobiological ideas, and introduce the recently emerged practical protocols for cryopreservation. The present books, "Current Frontiers in Cryobiology" and "Current Frontiers in Cryopreservation" will serve the purpose. This is a global effort by scientists from 27 countries from all continents and we hope it will be interesting to a wide audience.
Buku ini merekam dentam panggung musik dan detak diskusi literasi di pergelaran tahunan MocoSik Festival pada tahun 2018 di Yogyakarta. “Puisi itu Membuat saya bahagia. Saya mencoba membagi kebahagiaan dengan orang lain.” – Sapardi Djoko Damono, Penyair “Menulis adalah mencurahkan perasaan dengan terlebih dahulu direnungkan. Kata-kata akan berbicara lebih bila direnungkan dahulu: itu yang disebut sebagai proses kreatif.” – Seno Gumira Ajidarma, Prosais “Konser Festival MocoSik 2018 yang memadukan buku dengan lagu ini bagus. Kita mengajak semua anak-anak remaja untuk kembali ke buku. Giat dan gemar membaca buku. Dengan buku, kita akan tambah pengetahuan dan cepat mengingatnya. S...
Dalam pandangan umum, kunci kesuksesan seseorang selalu dikaitkan dengan dengan tingkat kerja keras dari orang tersebut. Kita bahkan didorong untuk terus bekerja secara produktif, karena ketidakproduktifan atau kemalasan ditempatkan sebagai sumber dari segala kegagalan. Alih-alih menerima begitu saja budaya kerja keras, Paul Lafargue memberikan kritik yang kontroversial sekaligus memikat di dalam bukunya Hak untuk Malas. Lafargue mencetuskan gagasan tentang “hak untuk malas” sebagai anti-thesis terhadap budaya kerja keras yang menurutnya justru telah banyak merugikan pekerja. Hal itu dikarenakan, dalam relasi kerja di sistem kapitalisme, semakin pekerja bekerja secara keras dan produktif...
Buku yang sedang Anda baca ini, Saudara, adalah upaya awal melangkah secara jujur untuk memberitahu secara sungguh-sungguh atas isi sebuah buku. Sebagai langkah awal, sebelas peresensi buku ini melewati tahap yang mungkin berat ketika telepon genggam semakin smart, namun praktik membaca buku secara sungguh-sungguh makin surut ke belakang. Mula-mula, lewat Kelas Resensi, mereka diminta melalui lagi jalan kesenangan memilih dan membaca buku hingga tuntas hingga dibaca kembali sekali lagi. Lalu, dalam lokakarya yang ekstensif, ke sebelas peresensi ini dilatih membagikan impresi mereka itu kepada orang lain dengan jalan menuliskannya. Melewati 22 jam yang efektif, pencarian inti pesan atas sebua...
Para anak muda penulis buku ini dalam pandangansaya adalah para filosof muda yang begitu bergairah melahap wawasan demi wawasan kefilsafatan, begitu teliti menguraikan kembali apa yang mereka baca dan dengarkan, sekaligus begitu semangat untuk menegaskan mana ideal panutan dan mana kerendahan untuk dihindarkan. Begitu membanggakan membaca analisis dan pemetaan mereka terhadap ideologi liberalisme, ateisme atau pun sosialisme. Buku ini, selain menambah wawasan dan perspektif tentang isu-isu politik dan ideologi, juga memancing beberapa inspirasi yang segar dan menarik. Misalnya, senegatif apa pun kesan dan pengalaman terhadap suatu gagasan atau ideologi, masih saja ia kaya dengan pelajaran hidup untuk generasi sesudahnya. Tentu saja pelajaran yang dimaksud tidak selalu dalam mode 'untuk diikuti', namun bisa dalam mode 'untuk dihindari' atau 'untuk dikritisi'. --Dr. Fahruddin Faiz
Indonesia bukanlah pahatan gagasan berwajah tunggal. Ia adalah sebuah pembayangan bersama yang ditopang dari ide yang beragam. Ide atau pikiran yang kemudian bermetamorfosis menjadi ideologi praksis pergerakan sedemikian rupa itu berdialog dan mencari titik kompromi yang terkadang muskil. Sebagai sebuah panggung, Indonesia adalah persembahan panjang tentang pencarian kebenaran lewat jalan perdebatan dan inovasi. Ide-ide dipertemukan untuk mencari formula, bukan saja bentuk negara, melainkan juga bagaimana mempertemukan keragaman ide dari tuturan bahasa yang berbeda-beda se-Nusantara menjadi sukma ‘persatuan nasional’. Buku ini rekaman pencarian dan pergulatan dua belas perupa dan pemikir budaya membayangkan Indonesia yang beraneka ragam dalam satu sukma harmoni dalam bingkai ‘persatuan nasional’. Ide menyambung rantai sejarah, politik identitas, simbol negara, feminitas, politik feodal, krisis ekologi, perjamuan harapan merupakan sebagian khasanah yang tereksplorasi dalam buku hasil apresiasi karya dalam pameran di INiSeum Yogyakarta bertajuk “ID”.
The dominant trend of anarchism in the PKI before 1926, the syndicalist workers' movement against Japanese fascism and the occupation of factories during the 1945 revolution has actually been quite widely discussed and mentioned in historical works. Ruth McVey, Ben Anderson, and Soe Hok Gie have also mentioned their role in the Dutch anti-colonial movement in the archipelago. The leftist movement in Indonesia originated from a wide variety of traditions. To call them "socialists," "communists," and "leftists" is a serious simplification. This book tries to compile an alternative narrative that is quite different from most historical literature that has been circulating, because it is aware of the diversity of thoughts within the left movement, and maps how each of these groups interacts and strives together to create a classless and non-oppressive society.
Buku yang Anda hadapi ini memuat esai-esai Muhidin M. Dahlan yang terserak dari 2003 sampai 2018. Enam puluh tujuh esai tersebut dirajut menjadi enam bab, yakni “Perbukuan”, “Kebijakan”, “Kesusastraan”, “Perpustakaan”, “Cendekiawan”, dan “Pelarangan”. Benang merah pengikat bab demi bab itu adalah literasi; bidang yang selama 20 tahun tak hanya ia akrabi, tetapi—jika melihat rekam jejaknya—juga membuatnya kerap bersitegang dengan pihak-pihak tertentu.
Sebelum dikenal sebagai gerakan politik, anarkisme lebih dulu dikenal sebagai gerakan moral, bahkan hingga hari ini. Para anarkis adalah orang-orang yang menjadikan nurani dan kebebasan mutlak sebagai pijakannya. Mereka tidak menoleransi gerakan yang berorientasi kekuasaan, karena bagi mereka keinginan berkuasa menjadi awal dominasi, manipulasi, dan eksploitasi satu kelompok atas kelompok lain. Ketika Orde Baru berada di senja kala kekuasaan, ada banyak elemen prodemokrasi yang tergabung dalam Partai Rakyat Demokratik (PRD), termasuk kelompok-kelompok anarkis. Namun, keberadaan kelompok tersebut tidak berlangsung lama karena PRD gagal menampung berbagai varian politik dan mengalami problem yang tak bisa dikompromikan dengan nilai-nilai anarkisme. Blok Pembangkang merekam kelompok dan afinitas yang muncul di berbagai momen penting. Di Indonesia, gerakan anarkisme tak benar-benar mati. Ia tumbuh, berganti generasi, sembari menunggu waktu bersemi kembali.