You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
This is the biography of Venerable Dagpo Rinpoche written by his disciple in Indonesia, Lobsang Oser. Even though the term "buy" is stated in this Google Books application, the Dharma text as one of the embodiments of Trisarana Objects should not be traded. Therefore, awaken in your mind, that you are INVITING the "presence" of this Dharma text so that you can study and practice it as a method of taking refuge in the Dharma. Also awaken in your mind, that the funds you spend are a form of offering to invite the presence of Dharma into your life. This fund will be used by the Publisher to cover, firstly, the direct operational costs needed to produce this Dharma text, then if there is an excess, it will be allocated as "Dharma Patron" funds which will be used for 1) publishing and dissemination of more Dharma texts, 2) organizing Dharma activities, and 3) operational and volunteer mobilization to support activities 1) and 2) above.
Between Harmony and Discrimination explores the varying expressions of religious practices and the intertwined, shifting interreligious relationships of the peoples of Bali and Lombok. As religion has become a progressively more important identity marker in the 21st century, the shared histories and practices of peoples of both similar and differing faiths are renegotiated, reconfirmed or reconfigured. This renegotiation, inspired by Hindu or Islamic reform movements that encourage greater global identifications, has created situations that are perceived locally to oscillate between harmony and discrimination depending on the relationships and the contexts in which they are acting. Religious belonging is increasingly important among the Hindus and Muslims of Bali and Lombok; minorities (Christians, Chinese) on both islands have also sought global partners. Contributors include Brigitta Hauser-Schäublin, David D. Harnish,I Wayan Ardika, Ni Luh Sitjiati Beratha, Erni Budiwanti, I Nyoman Darma Putra, I Nyoman Dhana, Leo Howe, Mary Ida Bagus, Lene Pedersen, Martin Slama, Meike Rieger, Sophie Strauss, Kari Telle and Dustin Wiebe.
Essays on Abdurrahman Wahid, the fourth president of Indonesia.
"Pertumbuhan industri selalu memunculkan persaingan yang sering kali memaksa sebuah perusahaan untuk merekrut orang-orang terbaik sehingga mereka bukan saja bisa survive, tetapi mampu memenangi persaingan. Akibatnya head hunter bermunculan. Tawaran lebih dari perusahaan lain selalu mengincar orang-orang terbaik. Karena itu, Anda tidak hanya dihadapkan pada persaingan bisnis, tapi juga wajib mencari sekaligus mempertahankan orang-orang terbaik agar bisnis Anda terus berputar dan membesar. Bagaimana Anda bisa melakukan itu? Jawabnya: Belajar dari yang terbaik! Dari para pakar yang telah teruji! Mungkinkah kita bertemu dengan para pakar dalam satu kesempatan sehingga bisa belajar banyak hal dari mereka? Barangkali peluangnya kecil. Tapi Anda tak perlu khawatir, buku ini akan menjawab keinginan dan harapan Anda. Dengan satu buku ini, Anda bisa bertemu dengan mereka, sekaligus belajar banyak dari praktik-praktik terbaik mereka dan memakainya untuk mengelola dan mempertahankan tim Anda."
Buku ini selain untuk mengenalkan keberadaan Museum Rekor Indonesia, juga menunjukkan prestasi-prestasi yang telah dibuat oleh anak bangsa ini. Sehinggalebih mendorong insan-insan berprestasi untuk mencipta hal-hal baru di berbagai bidang yang dapat dibukukan sebagai suatu rekor.
Tulisan dalam buku ini kami klasifikasikan menjadi lima bagian. Bagian 1, Sketsa Biografis yang ditulis oleh Moch Nur Ichwan. Bagian 2, Pemikiran dan Kiprah, yang ditulis oleh Zuly Qodir, Maharsi, Hartono, dan Elga Sarapung. Bagian 3, Agama, Kemanusian dan Keadaban, yang merupakan sumbangan tulisan berdasarkan bidang masingmasing, namun didedikasikan untuk perayaan hari lahir Prof Machasin, yang ditulis oleh Noorhaidi Hasan, Leonard C. Epafras, Ahmad Suaedy, Muhammad Jadul Maula, Ening Herniti, Moh. Kanif Anwari. Bagian 4, Muhammad Machasin di Mata Para Sahabat, yang ditulis oleh Yahya Wijaya, Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera, Rm. Budi Subanar, KH. Husein Muhammad, Nur Syam, M. Fuad Nasar, Masruchah. Bagian 5, Muhammad Machasin di Mata Para Murid, yang ditulis oleh Gede Suwindia, Ismail Yahya, Mambaul Ngadhimah, M. Solahudin, Umar Bukhory, Adi Fadli, Arif Maftuhin, Ibnu Burdah. Prolog ditulis oleh Prof. Dr. M. Amin Abdullah dan epilog ditulis oleh Prof. Dr. Phil. Al Makin.
"""Ketika agama menjadi empty shell, kekosongannya akan segera diisi oleh hal-hal yang bersifat keduniawian dalam segala bentuknya. Agama dengan simbol-simbol tradisionalnya akan berubah menjadi sekadar """"formula sukses"""" dan Tuhan cuma di perlakukan sebagai, dalam bahasa fromm,""""a partner in business"""". Demikian, ketika kekuatan kapitalis mendistorsi konsep agama, agama terancam tinggal menjadi semacam tubuh yang kehilangan kepala dan jantung hatinya, tinggal menjadi wujud tanpa signifikansi. Agama terkooptasi; kekuatannya justru merongrong misi sucinya, bahkan boleh jadi malah menjadi pelindung agen para pendosa. Agama menjadi apa yang oleh leo yang agung dsebut sebagai a respectable cloac for sin, """"jubah mulia bagi berbagai dosa"""", kehilangan moralitas, kehilangan yang """"suci"""", """"baik"""" dan """"adil"""". Lalu, yang tertinggal hanyalah serangkaian kepercayaan, ritualisme kosong makna, atau paling banter semacem etiket. Ketaatan terhadapnya malah menjadi ironi bagi misi sucinya. Ketika Makkah Menjadi Seperti Las Vegas adalah suara keprihatinan yang mengajak kita untuk menegakkan agama sebagai rahmat bagi semesta."""
istilah "Aksi Bela Islam" mendadak populer dalam kosa-kata gerakan politik-keagamaan kontemporer di Indonesia. Istilah ini merupakan mantra ampuh untuk memobilisasi dukungan umat Islam dalam merespons isu-isu sosial dan politik aktual yang dianggap berkaitan dengan nasib dan kepentingan umat Islam. Tidak ada yang salah dengan inisiatif aksi solidaritas atas dasar persamaan keyakinan. Yang penting dipahami, memperkuat solidaritas sesama Muslim (ukhuwah Islamiyah) tidak boleh menegasikan solidaritas kebangsaan yang majemuk (ukhuwah wathaniah) dan solidaritas kemanusiaan (ukhuwah basyariah). Klaim "Aksi Bela Agama" bukanlah monopoli kelompok keagamaan tertentu. Pembelaan terhadap agama Islam he...
Ujian Nasional (UN) tinggal di depan mata. Sudah siap menghadapi UN dengan sistem Computer Based Test (CBT)? Siap atau tidak siap, sebentar lagi kita akan menghadapinya. Jadi kita sudah harus mulai berlatih dari sekarang. Fokus dan siapkan dirimu menghadapi UN baik dengan sistem CBT ataupun PBT (Paper Based Test). Gunakan buku ini sebagai bekalmu melewati Ujian Nasional dan meraih kelulusan dengan nilai maksimal. Buku ini berisi ribuan soal yang mengupas detil pembahasan dan rumus cepatnya dengan jelas, serta disusun sesuai dengan kisi-kisi dan SKL terbaru. - Soal dan pembahasan UN asli 2015-2016 Pelajari soal-soal asli tahun sebelumnya, untuk mengetahui pola soal UN di tahun selanjutnya. - ...
Candi Borobudur dan Keagunan Perayaan Waisak